🐾 11

17.6K 1.2K 130
                                    

- Rembulan -

🌙🌙🌙

Akhirnya sampai juga kami di supermarket tempatku biasa beli bahan.

"Ate pus, gendong." Bianca menarik ujung bajuku lalu mengangkat tangannya.

"Eh, apa? Ate pus?" Aku menatap Bianca dan Sadewa bergantian.

Sadewa mengangguk sambil tersenyum geli. "Ate pus. Dia nggak tau nama kamu. Karena kamu punya kucing jadinya ya...Ate pus."

"Owalah..." aku terkekeh. Aku pun berjongkok menyamai tinggi Bianca. "Ini Tante Bulan." Aku menunjuk diriku sendiri.

"Ate Buyan?" Ulang Bianca.

Aku mengangguk.

"He eh." Bianca juga mengangguk.

"Coba ulang. Ini Tante siapa?" Tanyaku mengetes.

"Ate Buyan." Jawabnya.

"Pinter." Aku tersenyum dan mencium kedua pipinya lalu bangkit dan menggendongnya.

"Jangan digendong. Bianca berat." Ingat Sadewa.

"He eh, Adek bewat kayak buang. Besaaal..." Bianca mengangguk sambil terkikik.

Kami pun berjalan ke dalam.

"Buang apaan?" Tanyaku pada Sadewa.

"Beruang."

Aku terkekeh. "Memang ya anak-anak suka bikin takjub dengan bahasa mereka."

"Tapi Bianca ngomongnya lumayan jelas sejak umur dua setengah. Huruf L yang dibunyikan di depan atau belakang lumayan bisa sekarang. Kadang masih banyak yang enggak kan?"

"Iya." Aku mengangguk.

"Ate pus, besok Adek uyang taun." Celetuk Bianca tiba-tiba.

"Heh?" Seru Sadewa kaget.

"Ada apa?" Tanyaku sambil mendudukkan Bianca di atas troli dan mendorongnya.

"Dia baru aja ulang tahun tiga bulan lalu kok." Jawab Sadewa.

"Lho..."

"Dek, Adek tuh sudah ulang tahun." Kata Sadewa.

"Bewom, Papa De." Bianca menggeleng.

"Belum apanya sih?" Sadewa tampak mengernyit. Kok meladeni ocehan keponakannya serius amat ya? "Kapan hari juga sudah dibikinin Grandma kue ulang tahun juga tuh."

Bianca menggeleng. "Bewom ih."

"Ulang tahun kok terus." Gerutu Sadewa.

Aku tak bisa menahan tawaku. Agaknya aku mengerti perdebatan keduanya.

"Adek besok ulang tahun?" Tanyaku disela tawa.

"Bulan, jangan mulai..." geram Sadewa.

"He eh. Besok uyang taun pake kue cokat ada Miki mosnya. Tiup-tiup yiyin." Bianca mengangguk semangat.

"Kemarin kan udah dibikinin Grandma?" Ujar Sadewa.

"Adek mau ulang tahun lagi?" Tanyaku setengah menggoda.

"He eh. Besok Adek uyang taun. Tiup-tiup yiyin." Bianca mengangguk.

"Terserah. Nggak tanggung jawab ya aku? Pokoknya kalau Bapaknya ngomel, kamu yang nanggung. Aku bantuin jawab aja." Sadewa mendengus sebal.

Aku tertawa sambil meliriknya.

Ini cowok kok sumbunya pendek betul ya? But sweet...eh...

"Udah nih, kita beli apa?" Sadewa mengambil alih mendorong troli saat aku berkutat dengan catatanku.

Sadewa & Rembulan [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang