- Sadewa -
🌟🌟🌟
Arjuna akhirnya menikah. Itu artinya sekarang dia resmi menjadi adik sepupuku. Mengingat orang tua kandungnya sudah tidak ada, sesuai kesepakatan, prosesi pernikahan semuanya diadakan di Kartasura.
Dan sekarang mereka sudah di Malang. Tidak ada acara khusus, hanya tasyakuran sederhana di rumah Papa.
Dan Bulan memang diundang ke Kartasura tapi mungkin karena kondisinya, walaupun kami sudah memfasilitasi, dia sekeluarga minta maaf tidak bisa hadir dan memilih hadir di tasyakuran yang di Malang saja.
Alhamdulillah sambutan keluarga besar tidak berubah kepada Bulan, terutama Mami. Padahal anak perempuan Mami kan sudah dua.
Disinilah kami sekarang, setelah satu bulan lebih tidak bertemu bahkan berkomunikasi. Kami duduk sedikit terpisah dengan yang lain agar tidak mengganggu kaki Bulan walaupun masih di keramaian juga.
"Kamu apa kabar?" Tanyaku.
"Alhamdulillah." Bulan tersenyum dan...
Kruuk...kruuk...kruuuk...
Kami berdua spontan saling berpandangan dan wajahnya memerah terutama saat aku terkekeh.
Maafkan hamba, Ya Allah...
"Mau makan apa?" Tanyaku sambil berdiri.
"Aku sendiri saja." Tolaknya.
"Kalau hanya ambilin kamu makan aku masih sanggup. Mau apa? Makanannya Mungil aja?"
Bulan melotot. "Nasi putih sama capcay aja. Jangan banyak-banyak."
"Siap." Aku pun segera ke stand makanan secepat kakiku bisa melangkah.
Sesuai permintaan Bulan, hanya nasi putih dan capcay. Minumnya air mineral.
"Fan!" Panggilku pada junior yang kebetulan lewat.
"Siap, Bang!"
"Tolong ambilin aku lontong sate ayam, sambalnya dikit aja sama es jeruk ya? Bawa ke tempat Bulan sana. Thanks, Bro."
"Siap, Bang!"
Saat juniorku bernama Fandi itu mengambilkanku makanan, aku kembali ke tempat Bulan berada.
"Makasih." Ucap Bulan saat menerima piringnya dan langsung makan tanpa malu-malu.
Salah satu hal yang kusukai dari Bulan adalah selalu apa adanya. Tidak jaim. Eh...
"Senang saat melihatmu tampak lebih segar." Kataku.
"Kamu nggak makan?"
"Ya. Tunggu makanannya datang."
Bulan mengernyitkan kening. "Maksudnya?"
"Tunggu dan lihat."
"Apa sih?"
Tak lama Fandi datang dengan sepiring sate ayam dan jus jerukku.
"Makasih ya, Fan?" Ucapku.
"Siap, Bang. Ijin kembali."
"Ya, silahkan." Aku mengangguk.
"Kok gitu?" Komentar Bulan setelah Fandi pergi.
"Kenapa?" Tanyaku sambil melahap lontong sateku.
"Kamu ngambilin aku, kamu diambilin orang. Gimana sih!"
Aku tersenyum. "Nggak apa-apa. Sudah, nggak usah ngeributin yang sepele."
Bulan manyun. "Coba ya, Wa, kalau kita nikah, masa gini terus?"
Aku tersenyum geli. "Gini gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sadewa & Rembulan [SUDAH TERBIT]
Ficción GeneralRank #01 Tentara (13/04/2019) #03 Militer (01/03/2019) #10 Abdi negara (15/09/2019) #22 Fiksi Umum (15/09/2019) #01 Kucing (19/02/2020) #39 Chicklit (22/02/2020) #28 Receh (23/02/2020) #47 Komedi (22/02/2020) Rembulan sangat suka kucing tapi hanya...