Part 2 (Bertemu)

4.8K 206 8
                                    

Sekitar 15 menitan mereka menunggu. Akhirnya, tim hadrah Syubban telah datang, dan seperti biasa, pasti ada yang menjaga mereka, agar terhindar dari cakaran para ukhti. Adara yang melihat para ukhti berteriak memanggili 3A, terutama Azmi, ia hanya cuma bisa membatin.

'Ataghfirullah, ngapain teriak teriak gitu. Gak ada guna nya juga tau.' Batin Adara.

"Eh itu tumben Azmi gak pake earphone, kan biasanya selalu pake." Ucap Alena pada teman-temannya.

"Iya, bener kamu, Len." Ucap Gita.

"Kan biasanya pake earphone, buat mengehindari teriakan, terutama teriakan ukhti." Ucap Lika.

"Mungkin mau dengerin teriakan para ukhti kali." Ucap Hanin dengan sedikit tertawa.

"Hushhh... Gak boleh su'udzon gitu." Ucap Adara yang mengakhiri ucapan teman-teman nya.

"Ataghfirullah."

Sholawatan pun berjalan dengan lancar. Dan jangan lupa dengan teriakan para ukhti yang melihat Azmi berada diatas panggung sana.

"Astaghfirullah ukhti, kok teriak teriak sih." Ucap Adara yang pelan mungkin tidak dapat didengarkan, dengan sedikit menutup telinganya, dikarenakan teriakan itu.

Dan saat ini waktu nya untuk medengarkan ceramah dari Gus Hafid.

Adara dan teman-temannya mendengar ceramah itu dengan cermat. Tapi ada yang menggangu pemandangan Adara, karena seperti nya ada yang memperhatiakan dia dari atas panggung itu. Adara yang kepo saat itu, akhir nya melihat, ternyata yang melihat nya yaitu Azmi. Iya Azmi, vokalis Syubbanul Muslimin, yang di gemari banyak para ukhti.

Akhirnya terjadi eye contact diantara Adara dan Azmi, tak lama mungkin hanya 5 detik. Seketika Adara sadar dengan apa yang dilakukannya.

'Astaghfirullah. Kenapa bisa eye contact sama Azmi sih. Maafkan hamba ya Allah.' Batin Adara dengan menundukkan kepala nya.

Alena yang melihat temannya menunduk, ia pun bingung.

"Dar, kamu kenapa? Kok nunduk gitu?" Ucap Alena.

"Ha? Gakpapa kok." Ucap Adara dengan senyumnya.

~Diatas panggung~

Mata Azmi tak lepas dari ukhti yang memakai hijab Abu-abu di bawah panggung sana.

'MasyaAllah. Siapa ukhti itu?' Batin Azmi dengan mata yang masih melihati ukhti itu, yang dimana ukhti itu fokus dengan ceramah Gus Hafid.

Akhir nya terjadi eye contact dengan ukhti tersebut. Azmi hanya mengeluarkan senyuman tipis nya, tapi tak dibalas dengan ukhti tersebut.

Ahkam yang melihat Azmi, ternyata Azmi sedang bertatapan dengan salah satu ukhti. Ahkam pun menydarkan Azmi.

"Mi. Istighfar, Mi. Zina nanti." Ucap Ahkam yang menyadarkan Azmi.

"Astaghfirullah, maaf, Kak." Ucap Azmi, tapi pikirannya masih memikirkan ukhti tersebut.

"Kenapa, Mi?" Ucap Ahkam yang masih kepo dengan Azmi.

"Gakpapa kak."

"Jujur aja kali, Mi. Siapa tau kita bisa bantu." Timbruk Aban.

"Itu kak, lihat ukhti yang pake hijab abu-abu." Ucap Azmi menunjuk ukhti tersebut dengan dagu nya. Akham dan Aban pun melihat.

"Mana, Mi? Banyak kali yang pake hijab abu-abu." Ucap Aban.

"Itu kak, eee... baris ke-5 dari depan panggung." Ucap Azmi.

"Oh itu, kenapa, Mi?" Ucap Aban.

"Ukhti itu beda dari yang lain nya kak. Masa tadi, kan ada ukhti yang dibelakangnya teriak, tapi dia malah berasa risih gitu. Padal setau aku, ukhti pada adu lomba teriak." Ucap Azmi.

"Adu lomba teriak? Ada-ada aja kamu, Mi." Ucap Ahkam dengan ketawa nya.

"Kok ketawa sih? Inti nya gitu deh." Kesal Azmi.

"Mungkin risih kali, Mi. Beda dari yang lain." Ucap Aban.

"Iya, bener Aban itu. Udah-udah mending dengerin buyah tuh." Ucap Ahkam.

Setalah ceramah selesai, dilanjut lagi dengan beberapa sholawatan.

Terlihat sekali bahwa wajah ukhti tersebut yang sedang menahan rasa ngantuk nya. Diam-diam Azmi melihat wajah ukhti tersebut.

''Lucu banget deh ukhti itu, nahan ngantuk gitu.' Batin Azmi, yang tak lupa dengan senyuman tipis nya, yang mengakibatkan teriakan para ukhti ukhti semakin kencang.

"Kak, lihat deh. Ukhit yang tadi, lucu banget. Nahan ngantuk kaya gitu." Bisik Azmi ke Ahkam.

"Iya, Mi." Ucap Ahkam, yang ternyata juga, tanpa sepengetahuan siapapun, Ahkam juga memperhatikan ukhti tersebut.

"Eh...eh...eh... itu ukhti nya mau jatuh." Kaget Aban, yang ternyata mendengarkan mereka berdua berbicara.

"Eh iyaaa, untung langsung dibangunin sama teman nya." Ucap Ahkam yang menahan tawa.

"Lucu banget. MasyaAllah." Ucap Azmi.

Mereka tak tahan menahan tawa nya, akhir nya mereka melepaskan tawa nya. Tanpa mereka sadari, dengan mereka seperti itu, mengakibatkan para ukhti semakin kencang teriakannya.

~Di bawah panggung~

"Dar, sadar. Jangan tidur sini, aku tinggal nih." Ucap Alena.

"Apasih, aku gak tidur. Cuma ngantuk aja ini, udah gak kuat mata ku." Lirih Adara.

"Apaan coba. Orang tadi kamu mau nyusup ke dapan gitu. Habis ini selesai juga." Ucap Alena sambil menggoyangkan tubuh Adara.

"Ish apasih, Len. Ngantuk nih, gak biasa aku ikut acara ginian, ini juga kali pertama aku ikut ginian." Jawab Adara yang sedikit kesal.

"Ishh... Dibiasain dong, kata nya mau berubah."

"Iya iya, serah dah serah."

Acara pun sudah selesai. Para tim hadrah Syubbanul Muslimin pun kembali ke hotel. Adara dan teman-temannya pun pulang ke rumah masing-masing.

.bersambung

Tunggu part selanjutnya, jangan lupa vote sama komen nya yaa :)

Dia Berbeda (Azmi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang