Part 11 (Kenapa?)

3.4K 154 4
                                    

Setelah semua keluar dari ruangan itu, dan tersisa Kyai Somat, Abuyah, dan Dara.

"Kamu kenapa, Neng?" Ucap Kyai Somat.

Dara menatap Kyai Somat dan Abuyah dengan tatapan lirih nya. Dara akhirnya mencritakan semua nya, dengan air mata yang kembali membasahi pipi Dara. Kyai Somat langsung memeluk cucu nya itu, Dara menangis dengan puas nya di pelukan sang kakek nya. Keadaan hening, hanya terdengar isakan tangis Dara, sebelum menanggapi Dara, Kyai Somat dan Abuyah menungguh Dara untuk tenang sedikit. Keadaan Dara sudah mulai tenang, sesekali ia sesenggukan di pelukan Kyai Somat.

"Udah ya, Neng. Jangan nangis lagi ya, Kakek gak mau lihat cucu kakek yang satu ini nangis." Ucap Kyai Somat dengan mencium puncak kepala sang cucu.

Dara hanya membalas dengan anggukkan kepalanya.

"Ini minum dulu, Neng." Ucap Abuyah memberikan segelas air, Dara membenarkan posisi duduk nya seperti semula dan menerima gelas dari Abuyah.

"Makasih, Bi." Dara pun meminum minuman itu, setelah habis ia menaruh gelas itu di meja.

"Udah mendingan?" Tanya Abuyah.

"Alhamdulillah, sudah, Bi."

"Terus Dara harus gimana?" Sambung Dara.

"Neng jangan mikirin itu, mending Neng fokus ke pendidikan, perdalam ilmu agama mu, jangan tanggepi omongan orang lain. Neng kan disini berniat untuk mecari ilmu. Semua orang itu, hanya tau Neng dari luar nya, mereka gak tau Neng yang sebenarnya seperti apa." Jelas Kyai Somat.

"Iya bener itu, Neng. Neng yang sabar aja, doa in ayah disana, biar ayah tenang disana. Neng juga doa in orang yang gak suka sama Neng, biar itu orang segera mendapatkan pencerahan di hati nya." Kali ini Abuyah yang menjelaskan.

Dara disitu hanya menunduk dan mendengarkan nasihat dari Kyai Somat dan Abuyah dengan baik.

"Baik, Bi, Kek." Jawab Dara.

"Ya sudah kalo begitu, Dara balik ke kamar dulu ya." Dara berdiri dari duduk nya, dan diikuti Kyai Somat dan Abuyah.

Dara menuju ke Kyai Somat dan memeluk sejenak dan di lanjut memeluk Abuyah.

"Nanti sehabis adzan dhuhur jangan lupa latihan di basecamp ya, Neng." Ucap Abuyah.

"Baik, Bi. Dara pamit dulu. Assalamualaikum."

"Waalaikumusalam."

Dara keluar dari kantor pusat dan segera menuju ke kamar nya. Perjalanan menuju banat putri, ia melewati perbatasan antara banat putri dan banat putra, tiba-tiba ada yang memanggil Dara dari kejauhan.

"Ukhti Dara!!!"

Dara memberhentikan langkahnya. Posisi nya, Dara membelakangi orang tersebut dan menundukkan kepala nya.

"Assalamualaikum ukhti."

"Waalaikumusalam akhi. Ada apa ya? Ada yang penting kah? Kalo tidak, aku mau balik ke kamar ini."

"Sebentar ukhti, ukhti kenapa? Habis nangis ya? Siapa yang bikin ukhti menangis?"

"Penting kah pertanyaan itu aku jawab? Aku rasa tidak penting, jadi kamu tidak perlu tau jawabannya. Kalo begitu aku pamit ke kamar dulu, sebelum ada nya fitnah yang timbul lagi. Oh iya, nanti waktu latihan jasmu akan aku kembalikan."

"Tapi ukti...."

"Assalamualaikum, Mi." Belum sempat akhi itu menyelesaikan kata-katanya, Dara langsung memberi salam dan pergi dari tempat itu.

"Waalaikumusalam."

Dara segera menuju ke kamar nya. Dara tak ingin timbulnya fitnah kembali lagi dengan Azmi. Azmi? Ya, orang tadi yang memanggil Dara adalah Azmi.

Dia Berbeda (Azmi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang