Part 3 (Pulang) (Ayah?)

4.3K 199 5
                                    

Tim hadrah Syubban sudah sampai di lobby hotel. Azmi yang sedari tadi sudah senyum seyum sendiri. Entah itu kenapa.

"Eh, Mi, kenapa kamu senyum senyum sendiri gitu?" Ucap Rizal.

"Tau nih, tadi aja uring uringan gak jelas, sekarang senyum senyum gitu." Ucap Ahkam.

"Hehehe... Azmi gakpapa kok kakak kakak ku." Ucap Azmi yang masih sembari dengan senyumannya.

"Eh iya ya, kemana pula handphone aku." Sambung Azmi yang raut wajah nya langsung cemberut.

"Mana aku tau, Mi." Ucap Ahkam.

"Kak Rizal tau gak?" Ucap Azmi.

"Gak tau juga." Jawab Rizal.

"Eh Azmi!!!" Teriak seseorang, dan setelah dilihat ternyata ustadz Muhlies.

"Ada apa?"

"Ini handphone mu bukan?"

"Eh iyaa bener, ini handphone aku. Kok ada di ustadz?"

"Lah? Kamu lupa apa gimana? Kan tadi siang kamu nitipin ke ustadz."

"Emang iya? Kok Azmi lupa ya. Makasih ya ustadz" Ucap Azmi dengan menggaruk kepala nya yang tidak gatal itu.

"Iya sama-sama. Ya udah, ustadz duluan ya." Ucap ustadz Muhlies langsung meninggalkan mereka.

"Tuhkan, Mi. Kamu sih lupa mulu. Ya udah, kita istirahat aja kalo gitu." Ucap Ahkam.

"Handphone Azmi udah ketemu dong kak!!!" Azmi yang begitu bahagia, dan lari kesana-kemari di lobby. Dan jangan lupa dia sambil berdance ala korea.

Tim hadrah Syubban yang melihat hanya bisa mengelus dada, melihat tingkah Azmi, yang terkadang begitu cuek, dan terkadang begitu hiperaktif nya.

"Azmi ngapain sih, jangan malu-malu in deh." Aban yang begitu kesal dengan kelakuan Azmi.

"Apasih kak, Azmi tuh lagi seneng tau." Senyum yang masih mengembang dibibir Azmi.

"Tinggalin dia aja, Ban. Ayo deh ke kamar, biar aja tuh Azmi." Ahkam menarik tangan Aban, Aban hanya menurut saja.

"Kak, tungguin Azmi dong." Azmi mengejar teman-temannya.

-0o0-

Adara udah sampai dirumah nya, ia langsung menuju kamar, dan membaringkan diri. Rasa kantuk nya semakin menjadi-jadi. Pada saat ingin menuju alam mimpi, ada yang mengetuk pintu Adara.

Tok...tok...tok...

"Dara..." Ucap Sandra sebagai bunda Adara.

"Iya, Bun? Masuk aja, gak aku kunci." Ucap Adara yang mata nya udah sedikit tertutup.

Bunda Sandra pun masuk ke dalam kamar anak nya itu.

"Kok gak ganti baju dulu sih, Kak? Udah sholat isya' belum? Makan sana, pasti kamu laper." Ucap Bunda Sandra sambil membangunkan Adara.

"Ngantuk, Bunda... Udah kok, Dara tadi udah sholat isya', Dara gak laper juga."

"Ya sudah kamu ganti dulu, sayang. Baru kamu tidur deh."

"Iya, Bunda ku."

"Tadi ada Abi Hafid ke sini, tapi kamu udah berangkat aja."

"Oh iya?"

"Iya sayang... Udah sana ganti baju, trus tidur deh. Besok kamu masih sekolah juga."

"Iya bunda ku sayang ku."

-o0o-

Adara POV's On

Taman nya bagus sekali, itu pertama yang ada dibenakku. Banyak bunga-bunga indah, ada gazebo, ada air mancur. Indah. Tapi itu siapa? Kok duduk sendirian, pakai pakaian serbah putih. Mending aku samperin deh.

"Permisi, pak." Ucap aku dengan sopan.

Orang yang aku panggil, dari pawakannya, seperti nya beliau seorang bapak bapak, beliau membelakangi ku, setelah itu beliau membalikkan diri, ternyata....

"Ayah?" Ucap ku tak percaya. Apa benar itu ayah ku?

"Sayang, sini." Ayahku berkata seperti itu, dan melentangkan kedua tangannya, yang memberi kode untuk memeluknya.

Tanpa basa-basi aku langsung memeluk ayahku, aku menangis didekapan ayahku.

"Jangan nangis ya. Adara kan kuat."

"Aku rindu ayah." Satu kalimat itu yang aku rasa kan sekarang.

"Adara jadi anak yang baik ya, nurut sama bunda, jangan kecewain bunda, buat bunda dan adikmu bahagia, semoga kamu suka ya dengan pondok pesantren nya. Ayah sayang kalian semua."

Lama kelamaan pelukkan ku dengan ayah semakin merenggang...

dan langkah demi langkah...

ayah meninggalkan ku...

dan pergi entah kemana...

.bersambung

Tunggu part selanjutnya, jangan lupa vote sama komen nya yaa :)

Dia Berbeda (Azmi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang