"Cuma mau beri tau kalo si egois yang suka menghilang tapi takut kamu hilang ini mencintaimu."
"Lo sparring sama Ernest kemaren Nan?" Tanya Fero begitu Adnan datang dan ikut bergabung di kantin.
"Bukan sparring tapi gue yang diserang. Ernest bawa rombongannya sementara gue sendirian."
"Ah elah lo udah gue bilang gak usah cari masalah ke Ernest masih juga. Lo kenal Ernest, dia gak pernah suka sama lo. Lo ngedeketin Miranda pantes aja kakaknya marah."
"Gue gak ngedeketin. Gue cuma mau nganterin pulang, eh malah gue dihadang dijalan. Maksud gue itu baik mau bantuin adek nya dia, dia malah ngehajar gue."
Viko menggeleng-geleng kepala. "Wah kita gak bisa tinggal diam nih. Adnan dihajar berarti mereka mau cari ribut sama kita." Kakak kelas Adnan itu adalah ketua geng motor mereka.
"Iya gue gak terima kalo dia ngehajar Adnan kayak gitu dan kita diem aja. Gak bisa dibiarin, kita harus balas perbuatan Ernest dan gengnya." Fero ikut mendukung Viko.
"Biarin dulu aja mereka. Kalo kita ngelayanin dia, dia bakal nyari ribut terus ke kita." Cegah Adnan.
Zaki berlari buru-buru dari kelas menuju tempat perkumpulan mereka saat ini. "Naaan!!! Lo udah liat ini?" sambil mengatur nafas Zaki menyodorkan handphone nya kearah Adnan.
"Apa?" Adnan melihat apa yang diberikan Zaki. "Apa-apaan ini. Ernest buat kata buat ngefitnah Aster. Wah gue gak terima. Gue masih bisa diem dia ngehajar gue, tapi apa salah Aster sampe dia buat kata begitu. Gue gak tahan." Adnan langsung berdiri menuju kelas.
Teman-temannya bingung ada apa dengan Adnan. Siapa Aster. Apa yang dilihatkan Zaki pada Adnan sampai bisa buat dia semarah itu.
"Kenapa Zak? Apa itu?" Viko ingin melihat apa yang dilihat Adnan tadi.
"Siapa Aster?" Tanya Gara pada Zaki dan Fero.
"Aster pacarnya Adnan. Mereka baru balikan."
"Si anak baru itu?"
"Iya."
Adnan mengambil tas nya.
"Mau kemana Nan?" Dari reaksinya tampaknya Aster belum mengetahui tentang kiriman di Instagram yang melecehkan dirinya.
"Lo gak usah buka Instagram dulu." Ucap Adnan dengan penuh emosi, kemudian ia pergi keluar kelas.
Aster bingung, apa yang Adnan larang membuat Aster penasaran. Ada apa dengan akun Instagramnya.
"Nan lo mau kemana?" Tanya Fero melihat Adnan membawa keluar tasnya.
"Gue mau ngasih pelajaran ke Ernest. Gue diemin ngelunjak dia."
Viko mencegah Adnan. "Lo butuh bantuan kita Nan. Jangan kayak gini, lo gak bisa ngadepin Ernest sendirian."
"Gue gak tahan Vik. Apa yang dia bilang semuanya fitnah. Aster bukan cewek kayak gitu."
"Gue tau Nan, gue paham apa yang lo rasain. Tapi lo harus sabar, gue gak mau lo kena masalah lagi. ini masih jam sekolah Nan."
"Ah lama." Adnan langsung berlari menuju tempat parkiran tanpa memeperdulikan guru piket yang berjaga disana.
Adnan menyalakan motornya, keluar dari tempat parkir siswa. Gerbang sekolah masih ditutup oleh satpam karena ini belum waktunya bagi siswa untuk pulang. Kebetulan seorang guru tua yang membawa motor lama meminta gerbang dibuka karena ia ingin masuk ke area sekolah, melihat ada kesempatan Adnan langsung menarik gas kencang. Alhasil ia bisa keluar dari sekolah. Tak peduli apa yang terjadi esok, yang penting Adnan bisa membalas Ernest saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aster
Teen Fiction[UPDATE TIGA KALI SEMINGGU (SELASA, KAMIS, MINGGU)] "Sekalipun cuma lo laki-laki yang ada di dunia ini, gue gak bakal bisa percaya lagi sama lo." -Aster Natusha Alkania "Sekalipun gak ada lagi yang bisa percaya sama gue lagi di dunia ini, gue bakal...