"Adnan!! Keluar gak lo, gue jebolin pintu kamar lo nanti." Teriak Kak Shelo, mendobrak-dobrak pintu kamar Adnan. Bukan mengapa, kejahilan anak itu tak ketulungan. Sudah berapa kali Kakaknya itu membenarkan tali jemuran, diputuskan terus oleh Adnan.
Dari dalam mendengar ocehan kakaknya itu, terkekeh-kekeh geli Adnan dibuatnya. Jarang-jarang kakaknya pulang, lebih sering Adnan menjahilinya. Saat dirasanya diluar hening, Adnan mulai membuka knop pintu.
Gdubrrrargkk, Shelo melemparkan bantal besar ke badan Adnan. Zonk, ternyata keheningan itu karena Shelo mengambil bantal dikamarnya, alhasil Adnan sekarang terkena serangan maut kakaknya itu.
"Wah kalo gak mikir bunda aja, gue gak mau pulang. lo tuh jadi anak ngeselin banget sih. Lihat tuh baju gue kotor semua gara-gara lo." Shelo menarik telinga Adnan kesal, bukannya gemas ia benar-benar geram dengan adiknya yang satu ini. "Lo gak ada kerjaan lain apa, gak seru tau gak mutusin tali jemuran. Capek gue nyuci Nan." Shelo benar-benar diluar kendali, semua kekuatannya ia pakai untuk menganiaya anak satu ini.
"Adnan Shelo!!" Bunda berusaha melerai pertengkaran saudara itu. "Berhenti gak? Gak malu kalian didenger tetangga. Perasaan bunda anak tetangga gak pernah ribut kayak kalian."
Muka Shelo merah, muka Adnan juga. Muka Adnan merah karena lelah diserang Shelo. "Bunda masa aku baru keluar langsung digebukin pake bantal sama Kak Shelo." Adnan mengadu pada bunda.
"Gimana gak Shelo gebuk bun, Shelo baru aja jemur baju. Eh tali jemurannya di gunting sama Adnan."
"Kan guntingnya gak sengaja."
"Gak sengaja itu cuma sekali, lo gunting tali jemuran itu berkali-kali. Apa dong namanya kalo gak jahil?"
"Yee itumah namanya kegunting."
"Wahh lo main-main sama gue ya." Shelo melinting tangan bajunya, bersiap menerkam Adnan didepannya.
"Udah, udah. Adnan cepet minta maaf sama kakak."
Mendengar bunda mengatakan itu Shelo menyibil kearah Adnan.
"Gak mau ah, liat tuh Bun gimana aku gak suka jahilin dia, dia aja suka nyibil-nyibil gitu." Adnan menunjuk-nunjuk muka Shelomitha.
"Ahh, liat tuh si Alo, dia yang bungsu aja gak manja kayak kalian. Seharusnya kalian itu yang jadi kakak, bisa memberi contoh yang baik buat Alo." Alo menonton televisi, melihat namanya disebut ia ikut melihat mereka, lalu tersenyum sok manis.
"Gaktauah. Benerin jemurannya, cuciin baju gue terus jemur lagi. Awas lo kalo gak." Shelo meninggalkan perdebatan ini, ia masuk kedalam kamarnya kemudian menutup pintu keras-keras.
***
Pagi-pagi sekali Aster sarapan sendiri, ia sengaja makan lebih awal daripada yang lain, bukan mengapa ia hanya enggan bertemu dengan mereka. Usai sarapan, Aster masuk kekamarnya lagi, mandi lalu lekas pergi dari rumah ini.
Begitu Aster turun dari kamarnya, ia melihat Mamanya Sarah memarahi Bi Ira. Bi Ira yang tak punya kuasa hanya bisa tertunduk diam mendengarkan pernyataan mereka, walau Bi ira tau apa maksudnya adalah salah.
"Kamu masukin apa kemakanan yang kami makan?"
"Saya masak seperti biasa nyonya."
"Lalu kenapa saya dan anak saya sakit perut?"
"Maaf nyonya."
"Maaf maaf, maaf gak bisa ngobatin perut sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aster
Tienerfictie[UPDATE TIGA KALI SEMINGGU (SELASA, KAMIS, MINGGU)] "Sekalipun cuma lo laki-laki yang ada di dunia ini, gue gak bakal bisa percaya lagi sama lo." -Aster Natusha Alkania "Sekalipun gak ada lagi yang bisa percaya sama gue lagi di dunia ini, gue bakal...