21| For My Dearest

809 26 5
                                    


Balutan kemeja putih yang dilapisi jas berwarna lembut yang dikenakan Adnan itu sangat cocok dengan mini dress berwarna cream yang dipakai Aster. Mereka tampak serasi berjalan di red carpet gedung pernikahan Bu Meri. Sebelumnya mereka pergi berombongan, namun karena ada sedikit kendala dengan mobil Adnan, rombongan pergi duluan. Alhasil mereka berdua menyusul berjalan berdua menelusuri gedung ini.

"Asteerr!" Sapa Vanya dari sudut ruangan. Disana anak kelas mereka berkumpul semua, menikmati hidangan yang disajikan.

Aster menarik Adnan agar pergi ke tempat anak kelas mereka berkumpul.

"Whatsup bro, whatsup." Fero menepuk pundak Adnan.

"Aster lo cantik, tapi Adnan sudah menyukaimu. Jadi aku mundur." Zaki menggoda Aster.

Mata Fero menelusuri dari atas hingga bawah penampilan Aster. "Ini beneran Aster kelas kita Nan? Perasaan gue dia gak ada dikelas kita. Jangan-jangan ini bukan Aster."

"Ini Aster pacar gue Fer. Dia gak cantik hari ini, gue gak suka. Ohya, kamu jangan dandan kayak gini kalo ke sekolah yah, aku takut banyak yang gak suka sama kamu." Adnan merangkul pundak Aster.

"Apaan sih lo." Aster berusaha melepas rangkulan Adnan tadi.

"Ter sumpah, lo cantik banget kayak gini, gue suka, gue suka." Vanya menarik Aster ke dekatnya.

"Kayak meimei aja lo suka bilang aku suka, aku suka."

"Yeee biarin, sewot amat lo. Yuk Ter kita pergi."

"Eh-eh, mau kemana Van?"

"Vanya jagain pacar gue, awas lo kalo dia sampe kanapa-napa."

***

"Arghhh!!" Miranda spontan terpekik ketika dua gelas sirup membasahi gaun yang ia kenakan.

"Maaf, maaf, maaf, gue gak sengaja." Kedua tangan Aster ingin mengelap gaun Miranda yang tersiram air sirup tadi. Aster benar-benar tidak sengaja, ia tadi mau mengambilkan sirup untuknya dan Vanya, kedua tangan Aster memegang tangkai gelas, ia sendiri terjatuh karena merasa seseorang menghalangi langkahnya.

Melihat ada keributan Adnan dan teman-temannya langsung menghampiri sumber itu. Dilihatnya Aster sedang berada dibawah. Gaun Miranda benar-benar basah.

"Eh Aster lo tuh kalo iri jangan gitu caranya." Shasha menarik dagu Aster.

"Maaf Kak aku gak sengaja."

"Gak sengaja, gak sengaja. Bilang aja lo tuh iri sama Mira, Mira deket sama Adnan, Mira cantik, Mira punya segalanya. Dan lo gak suka dia bisa dapetin semua itu, kenapa lo cemburu?"
"Berdiri!" Keano menjulurkan tangannya untuk membantu Aster berdiri. Aster berdiri, kedua tangannya dingin, entah dingin karena ikut tersiram es atau dingin karena suasana ini.

"Yah baju gue basah semua, gimana dong!" Mira mengipas bajunya yang basah. Sebenarnya terlalu hiperbola Miranda mengatakan bajunya basah semua, toh yang tersiram air juga hanya bagian bawah saja, ketika Aster terjatuh ia begitu menjaga sirup ini agar tidak tumpah, tetapi ketika keseimbangannya hilang gelas sirup ini juga ikut jatuh, karena Miranda berada disebelahnya, pasti dialah yang terkena imbasnya.

Adnan mendekati Miranda. Memegang bahu gadis itu, "Lo gak papa Mir?"

Miranda menatap Adnan sebal, "Yah terus baju aku gimana, basah semua ini. Maaf gak bisa ngeringin baju."

Aster menunduk. Seharusnya dia yang ditanya kenapa, Aster yang menjadi korban sekaligus pelaku dalam kejadian ini.

"Halah Aster, bilang aja lo gak suka Adnan perhatian sama Miranda makanya lo sengaja jatuhin sirup ke bajunya." Shasha terus saja menyudutkan Aster.

AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang