Untung saja hari ini akhir pekan, mata Aster sembab sebab masalah disekolah kemarin. Terserah orang-orang mau menganggapnya cengeng ataupun lemah, ia tak peduli. Yang ia tunggu-tunggu sejak malam tadi adalah kedatangan ayahnya. Aster sangat ingin memeluk laki-laki itu, menangis sejadinya di dada bidang milik ayahnya, mungkin hanya dengan cara itu hatinya bisa menjadi tenang.Aster membuka pintu kamarnya, tepat pada saat itu juga Sarah mama mudanya melenggang centil dedepannya. Melihat Aster membuka pintu kamar Sarah pun berhenti. "Uluuluulu, kenapa mata lo sembab. Nungguin Papa pulang ya? hahaha kayaknya lo diboongin sama bokap lo, dia pulang bukan mau ketemu sama lo tapi mau bobo sama istrinya. Diakan sayang banget sama istrinya." Ucap Sarah mengusap-usap kepala Aster.
"Lo pikir gue percaya? Papa gue gak mungkin mau deket sama lo." Aster membuang muka jijik.
Sarah malah ketawa. "Hahaha, terserah lo mau percaya atau enggak sama gue. Yang penting lo harus siap-siap angkat kaki dari rumah ini." Ucap Sarah kemudian perempuan itu melenggang pergi. Aster mencoba tidak terlalu mengambil hati perkataan Sarah, Aster tau Papanya pantang ingkar janji. Cepat atau lambat, pasti perempuan itu akan hengkang dari hadapan Aster.
Aster terus mencoba menahan diri, mencoba membohongi dirinya sendiri bahwa ia baik-baik saja. Bukti yang tak bisa ia sembunyikan dari dunia adalah mata. Mata Aster begitu sembab, ia menunggu kedatangan ayahnya semalam, dan selama itu pula air matanya mengalir.
Ucapan Sarah tadi membuat Aster kembali masuk ke kamarnya, mengurung diri sendiri. Ia takut, takut pada dunia. Ia merasa dunia ini terlalu kejam untuk orang lemah yang berpura-pura kuat sepertinya. Lagi, tanpa ia sadari air mata itu mengalir lebat membasahi pipi putih itu.
Aster mendengar suara mobil masuk ke gerbang rumahnya, ia pastikan melalui kaca jendela kamar. Benar, sebuah van hitam masuk kerumah nuansa putih itu. Aster mengerutkan dahinya, siapakah gerangan orang yang datang, hatinya bertanya.
"Papa." Satu kata keluar dari mulut Aster, setelah itu ia terdiam membisu. Aster benar-benar tak percaya dengan apa yang ia lihat. Ia harap apa yang ia lihat saat ini adalah bunga tidur terburuk yang pernah ada. Tidak mungkin, ini pasti fatamorgana. Tidak mungkin seorang Alkan yang Aster kenal memeluk dan mencium Sarah si penyihir jahat yang benar-benar Aster benci. Aster ingat, Papanya pernah mengatakan ia dijebak oleh medusa itu. Papa Aster pernah mengatakan bahwa tidak ada alasan baginya untuk menikahi wanita macam Sarah. Dan satu lagi, Papa Aster ingin segera menceraikan wanita itu. Tapi apa? Apa yang Aster lihat ini. Apa ini semacam guyonan yang menyakitkan?
Aster tertawa, ia benar-benar merasa bodoh saat ini. Konyol bukan? Orang yang paling Aster percayai membohongi anaknya sendiri. Apa ini? Aster menangis dalam keadaan tertawa. "Papa kenapa sih tega banget bohongin aku?" Ia bertanya entah pada siapa, mungkin pada dinding yang saat ini ikut menyaksikan apa yang Aster lihat.
Sebenarnya ia tak masalah jika Alkan jujur. Ia mungkin bisa mencoba menerima jika Papanya mengatakan apa yang sebenarnya. Bukan ini yang Aster mau, bukan kebohongan besar seperti ini yang ia inginkan. Seandainya Alkan tidak mendukung apa yang Aster inginkan, mungkin saat ini tidak akan terasa sesakit ini. Apa yang lebih menyakitkan dari sebuah penghianatan orang tersayang?
Ah konyol sekali. Aster menghapus air matanya kasar, ia ambil hoodie yang tergantung dalam lemari, kemudian membuka pintu kurungan saat ini, melenggang pergi seorang diri. Ia mencoba tidak mengetahui yang terjadi, Aster sangat berusaha menyembunyikan apa yang barusan ia lihat tadi.
Aster berusaha tersenyum seperti biasanya, ia peluk Papanya itu. "Pa aku mau keluar dulu ya." Pamitnya.
"Mau kemana sayang? Mulai hari ini Papa akan tinggal disini, sama kamu. Kamu gak mau kasih papa sambutan gitu?" Alkan bicara dengan nadanya yang khas, seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aster
Teen Fiction[UPDATE TIGA KALI SEMINGGU (SELASA, KAMIS, MINGGU)] "Sekalipun cuma lo laki-laki yang ada di dunia ini, gue gak bakal bisa percaya lagi sama lo." -Aster Natusha Alkania "Sekalipun gak ada lagi yang bisa percaya sama gue lagi di dunia ini, gue bakal...