Aster melirik arloji putih yang melingkar ditangan mungilnya itu. Ah lama sekali pintu lift ini terbuka, batinnya. Sekarang Aster tengah berada di rumah sakit dimana tempat Shena diopname, begitu pintu lift itu terbuka, Aster cepat-cepat melangkahkan kakinya masuk, kemudian menekan tombol lantai VVIP, ruangan Shena.
Sebelumnya, Aster dihubungi oleh Tante Almira, mamanya Shena. Mengatakan padanya kalau putrinya telah siuman dan ingin bertemu dengan Aster. Bagaimana Aster tidak terburu, jika ia baru saja akan bertemu sahabatnya usai satu tahun lebih. Mungkin ini momen berharga baginya, mengingat Shena langsung mencarinya begitu siuman.
Sedetik sebelum pintu lift itu tertutup, tangan seseorang menghentikannya, membuat rangsangan sensor pintu lift itu membuka kembali. Aster lantas mengernyitkan dahi, bergumam ia ingin cepat. Begitu orang itu masuk, tambah membuat Aster terpelongo. "Adnan?"
Laki-laki itu tersenyum tipis, kemudian masuk dan berdiri di samping Aster. Tingkahnya yang seperti ini tambah membuat Aster penasaran. "Kenapa kamu disini?"
Adnan sedikit menunduk untuk berbicara dengan Aster, "mau nemenin kamu."
"Ih serius Nan!"
"Hehe, aku ditelpon sama mamanya Shena."
"Kamu juga?" TanyaAster berlebihan. Mungkin perihal hipotesa Aster, penyebab Shena kecelakaan adalah Adnan belum diketahui oleh Tante Almira. Aster juga enggan memberitahunya, biarlah keadaan seperti ini.
"Kamu kenapa sih berlebihan banget, atau jangan-jangan kamu gak percaya sama aku?" Adnan mengacak rambut Aster, kemudian keluar dari lift itu.
Aster ikut melangkahkan kaki keluar, mengejar Adnan yang sudah berada beberapa langkah didepannya.
***
Perempuan mungil yang terbaring tak berdaya didepannya ini adalah Shena, Aster sedikit menitikkan air mata.
"Udah lama ya," begitu ucapnya.
Aster menggelengkan kepala perlahan, "lo gadis kuat, lo bisa bertahan buat waktu selama ini. gue yakin lo bakal sembuh Shen."
Semburat senyum tipis terukir di wajah gadis itu, "dunia ini asing bagi gue sekarang. Bahkan ruangan ini aja, gue gak tau dimana. Gue gak bisa banyak gerak, badan gue kebas. Semuanya berubah waktu gue semu."
"Lo gak boleh patah semangat Shen. Semuanya bisa jadi awal dari sekarang, hidup lo harus lanjut, lo gak semu lagi. Sekarang lo hidup, lo gadis kuat yang bisa bangun dari tidur lama lo, pokoknya sahabat gue pasti bisa jadi Shena yang dulu lagi mulai sekarang."
Tuk,tuuk. Suara ketukan pintu membuat kedua gadis itu melirik ke sumber suara, tidak lama kemudian knop pintu itu bergerak membuka. Laki-laki jangkung itu berjalan masuk untuk duduk disamping mereka.
"Adnan?" Ucap Shena sambil tersenyum. "Kalian berdua udah besar ya, cuma aku yang masih segini-gini aja."
Adnan berdiri disamping Shena kemudian menjulurkan tangan. "Selamat Shen!"
Shena hanya melirik uluran tangan Adnan itu tanpa membalasnya. "Makasih udah dateng ya," begitu ucapnya sambil tersenyum. Bukannya ia tak ingin bersalaman dengan Adnan, namun tangannya terlalu kebas hingga mengangkatnya saja Shena tak kuasa.
Sadar tak akan mendapatkan balasan, Adnan menurunkan tangannya mngusap lembut puncak kepala dari rambut panjangnya gadis itu.
"Seneng deh, akhirnya bisa kumpul bareng kalian lagi." Lagi-lagi Shena tersenyum miris.
![](https://img.wattpad.com/cover/181053474-288-k330888.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aster
Fiksi Remaja[UPDATE TIGA KALI SEMINGGU (SELASA, KAMIS, MINGGU)] "Sekalipun cuma lo laki-laki yang ada di dunia ini, gue gak bakal bisa percaya lagi sama lo." -Aster Natusha Alkania "Sekalipun gak ada lagi yang bisa percaya sama gue lagi di dunia ini, gue bakal...