10| Suara Adnan

505 14 1
                                    

"Mendekatimu, mendengar suaramu,  mencintaimu, hingga melihatmu pun kini terasa sulit"

Panggilan kepada Aster Natusha Alkania dan Adnan Danang Sugiarto kelas 11 IPA 3 harap segera menuju ruang BK.

Suara toa sekolah yang menggelegar sontak membuat keduanya saling tatap. Ada masalah apa lagi ini yatuhan, Aster mendesis.

Mendengar dua nama siswa dipanggil, Pak Sumar yang sedang mengajar dikelas mereka segera bertanya, "Yang merasa namanya dipanggil segera keluar." Adnan beranjak dari duduknya, segera ia menuju pintu kelas. Aster masih tertunduk diam ditempatnya.

"Aster lo juga dipanggil." Adnan kembali menarik Aster agar keluar dari kelas.

Arghh, seandainya saja ia tidak sekelas kembali dengan laki-laki ini, tidak akan ada banyak masalah yang akan menimpanya.

Tak ada pilihan lain yang dapat Aster lakukan selain mengikuti langkah cepat Adnan. Didepan ruang Bk, disambut pula oleh medusa macam bu Emma. "Adnan kamu masuk duluan, Aster kamu tunggu disini." Perintah Bu Emma pada keduanya.

"Duh Aster aja yang duluan Bu, biar saya bisa jagain dia disini." Adnan ingin bernegosiasi dengan si medusa itu.

"Kamu mau cari masalah sama saya lagi, Adnan?"

"Eh nggak, nggak, nggak Bu. Yaudah saya masuk sekarang. Tungguin aku ya sayang." Adnan melontarkan kalimat itu pada Aster, sementara yang menerimanya sudah bergetar ketakutan. Selama ia bersekolah, ini pertama kalinya Aster datang ke ruang BK bersama pembuat masalah seperti Adnan.

"Cepetan masuk!" Bu Emma mengangkat sebatang rotan yang ia pegang, mengarah ke Adnan.

Adnan keluar dari sana masih dengan tampang cengengesan.

"Sekarang giliran kamu, Aster." Mata Bu Emma menukik tajam kearah Aster, membuat gadis itu berkeringat dingin bahkan sebelum diinterogasi.

"Tenang Ter, yang didalem baik ko." Adnan menepuk pelan bahu Aster. "Gue tungguin disini, lo gak salah jadi lo harus bilang yang sebenarnya." Lanjutnya.

Aster berjalan masuk kedalam.

"Assalamualaikum." Aster mengucap salam dan dibalas senyum hangat juga oleh guru didalam.

"Waalaikumsalam, duduk disini Aster."

Aster duduk di kursi yang berhadapan dengan Bu Ririn. "Ada apa ya Bu?" Tanya Aster gugup.

"Kamu ada masalah apa Aster? Belakangan ini Ibu liat nama kamu semakin memburuk. Yang masalah di salah satu akun itu apa maksudnya? Terus yang dimading itu juga apa?" Bu Ririn menyerang Aster dengan rentetan pertanyaan.

"Maaf sebelumnya bu, tapi saya harap ibu akan percaya dengan apa yang saya katakan."

"Iya, Ibu bakal percaya. Tapi Ibu harap kamu bicara jujur apa yang terjadi."

"I-itu semua, Fitnah Bu." Aster sedikit tergagap dengan kalimatnya.

"Maksudnya?"

"Gini Bu, yang video saya mengakui Adnan itu sebenarnya video Adnan diserang sama anak SMA Rajawali. Terus yang foto saya dimading itu sebenarnya saya sedang berada di kosan Kak Viko mengobati luka Adnan." Jelas Aster.

Bu Ririn mengangguk paham. "Kamu pacaran sama Adnan?" Tanya Bu Ririn to the point.

Adnan membuka pintu ruangan itu. "Dia pacar saya Bu."

Bu Emma yang dibelakangnya sudah sangat geram melihat perilaku anak itu, telinga Adnan ditarik ke belakang oleh guru itu. "Adnan kamu sangat tidak sopan."

AsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang