"Cinta itu tumbuh bukan jatuh. karena setiap yang jatuh akan luka, setiap yang tumbuh akan bahagia"
Aster menutup hidungnya ketika Adnan baru saja duduk disampingnya.
"Lo ganti parfum jadi makek minyak duyung Nan?" Zaki menanyakan apa yang Adnan kenakan. Zaki dan Fero ikut menutup hidung sama dengan Aster.
"Hehehe." Adnan terkekeh geli. "Kenapa wangi bener ya? Gue ganti parfum."
"Enakan yang kemaren beneran deh." Fero angkat suara.
"Ini wangi bunga Aster tau. Kan pacar gue namanya Aster, jadi gue harus cocokin antara parfum dan dia."
"Lo gak tau gimana wanginya bunga Aster Nan? Ini bukan wangi bunga Aster tapi bau bunga bangke." Fero menginterupsi.
"Ah masa iya, wangi gini sibilang bunga bangke. Sririk lo pada." Adnan mencium-cium bajunya. "Wangi kan sayang?"
Mata Aster masih sedikit sembab, Adnan rasa sehabis pulang kemarin ia masih larut dalam pilu kisahnya. "Wangi? Hidung lo tuh yang kebalik. Gue mau muntah." Aster mengeluarkan tote bag dari dalam laci. "Nih pake, jaket lo yang gue pinjem udah gue cuci."
Adnan mengambil tote bag itu, "Tapi kan panas sayang."
"Rasain sendiri, emang lo tahan bau parfum lo itu."
"Kan aku mau beli parfum yang wangi bunga Aster, terus dikasih yang ini, jadi aku kira ini beneran wangi bunga Aster."
"Makanya lo tuh gak bisa hidup tanpa kami berdua Adnan. Kemaren aja kita diusir-usir ya gak Beb?"
"Ya beb." Fero mengiyakan perkataan Zaki tapi matanya tak teralihkan dari layar telpon genggamnya itu.
"Gih pake, mumpung anak kelas belum rame. Nanti lo gue ikut bau Nan." Perinta Aster takut bau Adnan menyebar ke pakaiannya.
"Yah berarti aku ketipu dong yang. Mana harganya mahal lagi. Apa salah Adnan teman-teman." Adnan mulai mendrama, Aster mulai jijik
Vanya datang dari pintu kelas memekikkan nama Aster. "Aaasssteeeeeeeeeerrr!" panggilnya panjang.
Aster berlari menanggapi Vanya. "Apaan sih Van, kok teriak-teriak masih pagi tau."
"Aster foto lo lagi pelukan sama Adnan dipajang dimading."
***
Mendengar apa yang dikatakan vanya, Adnan tak perduli apapun lagi, segera ia berlari kearah mading. Ingin memastikan sendiri siapa yang ingin menjatuhkan nama Aster.
Adnan benar-benar geram, ini buka satu dua kali mereka mencoba merusak nama Aster, ini bisa dilaporkan sebagai pelanggaran privasi. Apapun masalah Aster mereka tidak berhak menyebar luaskan seperti ini. Dan sekarang disini ramai, semua siswa berbisik menjelekkan nama Aster. Adnan tak tahah apa salah Aster sehingga mereka bisa melakukan semua ini.
"Siapa yang nempel ini disini?" Tanya Adnan pada gadis-gadis penghujat itu.
Mereka geleng-geleng kepala, mengedikkan bahu tapi masih berceloteh hal buruk tentang Aster.
"Oh jadi bener kalo cewek ini pacar lo Nan?" Shasha dan parah apa salah Aster sehingga mereka bisa melakukan semua ini.
"Siapa yang nempel ini disini?" Tanya Adnan pada gadis-gadis penghujat itu.
Mereka geleng-geleng kepala, mengedikkan bahu tapi masih berceloteh hal buruk tentang Aster.
"Oh jadi bener kalo cewek ini pacar lo Nan?" Shasha dan parah apa salah Aster sehingga mereka bisa melakukan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aster
Ficțiune adolescenți[UPDATE TIGA KALI SEMINGGU (SELASA, KAMIS, MINGGU)] "Sekalipun cuma lo laki-laki yang ada di dunia ini, gue gak bakal bisa percaya lagi sama lo." -Aster Natusha Alkania "Sekalipun gak ada lagi yang bisa percaya sama gue lagi di dunia ini, gue bakal...