Pagi ini matahari sangat cerah. Aybel bangun pukulenamtigapuluh. Ia turun dari kasurnya menuju kamar mandi untuk mandi. Dan ta lama kemudian aybel keluar dengan pakaian lengkapnya.
Aybel berjalan menuju meja riasnya. Ia menatap tubuhnya disana. Mata yang bengkak karena menangis semalaman. Aybel menutupinya dengan bedak bayi namun masih saja terlihat. Tidak ambil pusing ia keluar kamar nya menuju meja makan ta lupa dengan tasnya.
Aybel turun, melangkah kemeja makan yang disana masih ada kedua orangtua nya, aydel, dan izky. Aybel duduk disamping izky. Saat ia mau duduk aydel mulai memanasi keadaan.
"Eh, ternyata udah bangun. Kirain ga pulang yang tadi malam keclub." Kata aydel sambil memakan nasi goreng masakan mamanya.
"Maksud dela apa?" Kata aybel dengan pandangan yang tidak mengerti.
"Alah belaga ga tau aja. Padahal malam tadi lo ngerum kan sama tementemen lo." Kata aydel.
"Apa? Kamu masih aja ngerum? Belum puas kemarin sore kami marahin? Malamnya udah ngerum lagi! Hebat ya, mau jadi apa sih kamu bela?" Kata mamanya
"Kamu ya bela. Mulai sekarang duitnya akan saya transfer setiap sebulan sekali." Kata papanya dengan marah dan aydel tersenyum bahagia.
"Bela ga butuh duit yang setiap minggunya kalian transfer. Yang bela butuhin itu kasihsayang kalian bukan duit." Kata aybel lalu pergi keluar rumahnya. Berlari tanpa mendengarkan teriakan dari izky.
"Kyky. Kamu pergi sekolah sama dela aja. Bela biarkan dia pergi sendiri." Kata mamanya
"Kalian kenapa jahat pada bela? Suatu saat nanti kalian akan menyesal." Kata izky lalu pergi dari meja makan meninggalkan nasinya yang tinggal setengah.
Aybel berlari dengan air mata yang membasahi pipinya. Hingga suara motor terdengar disebelahnya. Aybel langsung cepatcepat menghapus airmatanya lalu memandang siapa pengendara motor itu. Aybel terkejut, ternyata dia adalah yogi temannya dinel.
"Aybel, kenapa lo nangis?" Kata yogi saat melihat mata aybel yang memerah.
"Eh yogi. Aybel ga papa kok. Yogi tenang aja." Kata aybel sambil berjalan lagi.
"Cepetan naik. Lo mau telat kesekolah." Kata yogi menawarkan boncengan pada aybel
"Ga usah. Makasih." Kata aybel menolak tumpangan yogi.
"Gue ga nerima penolakan. Cepetan naik. Atau gue bilangin dinel kalau aybel ga suka liat dinel dekatdekat dengan sira." Kata yogi mengancam aybel.
"Okeoke, aybel ikut. Tapi yogi jangan bilangin dinel ya." Kata aybel memohon.
"Gampang itu. Buruan nanti telat." Kata aybel dan naik diatas motor yogi. Yogi menjalankan motornya. Lalu menjalankannya menuju sekolah.
Dan sekarang mereka sudah ada disekolah. Banyak yang memandang kearah mereka. Tepatnya aybel, karena matanya masih sembab.
"Aybel kenapa?"
"Kak aybel kenapa?"
"Bang yogi, ngapain kak aybel sampe mata kak aybel sembab gitu?"
"Yah kok kak aybel datangnya sama bang yogi."
"Bebebs gue kenapa?"
"Ck, caper banget aybel sama yogi."
Dan seterusnya. Namun aybel dan yogi tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh mereka semua.
"Yogi. Makasih ya atas tumpangannya. Aybel ga tau harus gimana bayar nya." Kata aybel tidak enak dengan yogi.
"Sans aja bel. Kaya dengan siapa aja. Udah dulu ya gue mau kekelas duluan." Kata yogi langsung meninggalkan aybel.
"Jahat banget sih yogi. Ninggalin aybel sendiri." Kata aybel langsung berjalan menuju kelasnya. Dan banyak tatapan iri, senang dan sebangainya mengarah ke aybel.
"Halo guys, gimana kabarnya?" Kata aybel sambil berteriak ketika sampai di kelasnya.
👀
KAMU SEDANG MEMBACA
aybel
Fanfictionseorang anak itu hanya minta kepada orangtua, untuk menyayangi mereka dengan kasih sayang bukan dengan harta. 👀 bagaimana jika seorang aybel yang notabenya siswi yang blak-blakkan, pecicilan, pintar, cantik, dan ceria. namun, ya namun. ia menyukai...