twelve

5.3K 175 2
                                    

"Halo guys, gimana kabarnya?" Kata aybel sambil berteriak ketika sampai di kelasnya.

🍂

"Dinel tadi gue berangkat sama aybel." Kata yogi yang baru masuk kedalam kelasnya. Dan melihat ada dinel dan roy sedang duduk berdua.

"Lah curut. Datengdateng teriakteriak." Kata roy saat melihat yogi sudah berada disebelah mereka.

"Urusannya sama gue apa?" Kata Dinel acuh

"Ga tau. Tapi ya tadi gue liat aybel jalan sambil nangis, udah gitu matanya sembab lagi. Gue penasaran sama dia, topengnya bagus banget." Kata yogi yang duduk dibelakang dinel

"Kenapa bisa aybel nangis dijalan dan matanya sembab?" Kata roy.

"Mana gue tau. Gue cuman numpangin dia tumpangan, abis itu sampe disekolah tadi banyak yang iri sama dia. Pas dia turun sama gue." Kata yogi sambil menurunnaikkan bahunya.

'kenapa aybel begitu? Dia nyembunyiin apa dari oranglain?' kata dinel dalam hati

--------

"Baik bel."

"Baik bebebs."

"Alhamdulillah baik."

"Bebebs mata lu kenapa sembab begitu." Kata zaki yang duduk saat melihat aybel masuk kedalam kelasnya. Dan setelah zaki berkata seperti itu, seluruh mata memandang kearah aybel semua. Tidak terkecuali fitri dan caca.

"Bela, kenapa dengan mata lo?" Kata fitri saat aybel duduk dikursinya.

"Biasa." Kata aybel lalu membaringkan kepalanya dimeja.

"Mereka ngapain lo? Atau pasti ini dela yang mulai kan?" Kata caca dan dapat deheman dari aybel.

"Kenapa ga lo bilang aja sih kalau lo itu sakit parah, bel?" Kata fitri dengan suara yang lumayan besar dan sontak membuat semua memandang kearah mereka.

"Bela ga mau dianggep lemah. Bela emang capek dengan semua ini. Tapi mau gimana lagi." Kata aybel berteriak lalu keluar dari kelasnya. Membuat tanda tanya untuk semua yang ada dikelas aybel, kecuali fitri dan caca.

"Gue minta tolong sama kalian jangan ada yang bocor soal tadi. Kalau ada yang bocor gue ga akan segansegan patahin tulang kalian." Kata caca. Dan mereka semua hanya mengangguk, tidak berani melawan caca yang notabenya siswi yang apa yang udah ia ucapkan akan dia lakukan.

"Kenapa gue bisa keceplosan si ca. Pasti bela marah besar sama gue. Gue udah buka salah satu kartunya." Kata fitri sambil menunduk. Ingin rasanya ia memutar waktu.

"Pasti bela akan maafin lo kok. Bela orangnya ga tegaan sama kita." Kata caca menenangkan fitri.

Sedangkan aybel, ia berjalan menuju rooftop. Tempat untuk menenangkan dirinya. Ia tidak ingin di ganggu oleh siapapun untuk saat ini.

"Bela capek dengan keadaan bela. Tapi mau gimana lagi?" Kata aybel mengeluarkan unekuneknya saat ia sudah ada dirooftop.

"Bela mau hidup kaya oranglain. Yang sehat jasmani dan rohaninya."

"Bela sayang sama kalian, tapi apa kalian sayang sama bela? Bela capek harus nyembunyiin ini semua dari kalian." Kata aybel yang masih setia dengan posisinya.

"Kenapa bela harus nanggung semua inisih. Sendirian lagi. Ck, mirisya hidup bela. Untung bela bisa nyembunyiin ini semua dengan mudah. Bela capek. Bela mau nyerah aja." Kata aybel sebelum ada suara yang membuat dirinya menengang seketika.

"Apa yang lo sembunyiin dari kita?" Suara nan berat itu membuat aybel membalikkan badannya melihat siapa orang itu. Ia terkejut kenapa lagi, lagi harus ada dinel.

"Eh dinel. Aybel ga nyembunyiin apaapa kok." Kata aybel yang sedikit menghapus bekas air matanya.

"Kalau lo ga nyembunyiin apaapa kenapa mata lo sembab gitu?" Kata dinel

"Kenapa dinel peduli sama aybel? Udah gitu dinel ngomong nya lumayan panjang lagi. Tambah sayang aybel sama dinel." Kata aybel dengan senyum mengembangnya.

"Ck, bodo." Kata dinel kembali dingin

"Yah, kenapa balik lagi sih dinginnya. Ga enak tau kaya batu es." Kata aybel
"Ohya, dinel ga belajar? Inikan sekarang jamnya dinel belajar bahasa Indonesia. Bu lisa ya ngajar." Sambung aybel

"Lo, dipanggil bu lisa." Kata dinel

👀

aybelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang