[limabelas]

242 28 2
                                    

Vani menoleh, memelototi kedua anak gadisnya yang masih cekikikan. Ciara dan Cania refleks diam, mengatupkan bibir kini berusaha kalem.

"Ara, Cani, salim dulu gih sama Tante Alda." Vani berujar lembut, mengarahkan dagu ke depan membuat Ciara dan Cania mengikuti arah pandangnya.

Ciara dan Cania kompak mengangguk, menurut saja. Dua anak gadis itu mendekat, menyalimi seorang wanita paruh baya yang bernama Alda. Alda tersenyum ramah.

"Ara sekolah di Ahs juga, kan?" Alda bertanya ramah disambut anggukan oleh Ciara.

"Wah sama dong kayak Bisma," Alda tersenyum lebar, merekah begitu saja.

Ciara mengerutkan dahi. Apa tadi katanya? Bisma? Bisma.............si kurir?

"Bang udah dulu main HP nya, salim gih sama Tante Vani." Alda menolehkan kepala, tampak berbicara dengan seseorang yang ada di balik punggungnya.

Seorang pemuda dari balik punggung Alda keluar, agak menunduk hendak mengantongi HP.

Saat pemuda itu mendongak, barulah Ciara bisa melihatnya. Dan Ciara sontak melebarkan mata, hampir tak percaya dengan yang dilihatnya. Gadis itu bahkan ternganga di tempatnya, melihat Bisma yang dimaksud Tante Alda adalah si kurir paket itu.

"Kenal Ara nggak Bang? Dia sekolah di Ahs juga loh," ujar Alda tampak mempromosikan, dari sorot matanya wanita paruh baya itu tampak menggoda.

"Kenal Bun. Satu kelas malah," ujar Bisma terus terang.

Vani menolehkan kepala, "Sekelas sama Bisma Ra? Kok nggak bilang Mami?" ujar Vani nampak protes.

Ciara mendengus," Mami nggak nanya." jawabnya terus terang.

Vani melotot, hampir menerkam anaknya itu kalau tak ingat tempat. Membuat image nya jatuh saja!

Alda tertawa pelan, geleng-geleng kepala setelahnya.

Cania menyenggol lengan adiknya pelan membuat Ciara menoleh ke arahnya.

"Bau-bau perjodohan nih setelah ini," Cania menaik-turunkan alisnya sembari tersenyum miring membuat Ciara berdecih sinis.

"Ara malam ini ada acara nggak?" ya, itu suara Tante Alda. Ketika Ciara ingin menjawab, Vani lebih dulu membuka mulut.

"Nggak ada kok Al," sahutnya kalem sambil tersenyum.

Ciara mendelik, lah ini kenapa Maminya yang malah sok kalem dan jaga image gitu? Berasa centil tau nggak?!

"Wah bagus tuh. Mau ya Ra nonton sama Bisma? Nanti pulangnya makan bareng, Tante punya voucher restoran yang belum sempet dipake." ujar Alda antusias.

Ciara melebarkan mata, sudah ternganga kecil di tempat.

"Iya Bun, Ciara mau." sahut Bisma kalem seakan tanpa beban.

Ciara melongo. Makin ternganga saking kagetnya.

Daritadi yang ditanyain dia loh, kenapa malah yang jawab orang lain terus? Ini niat nanya ke dia nggak sih?!

***

Ciara sudah duduk di salah satu meja, menyedot minumannya dengan tak berselera. Di depannya sudah ada Bisma yang terlihat kalem dan tak terganggu dengan suasana canggung ini.

"Ck napa lo iyain sih?!" ujar Ciara protes, sudah tak tahan untuk diam lagi.

Bisma menghela napas berat, "Nyokap gue hamil." cicitnya pelan membuat Ciara terdiam, menolehkan kepala hati-hati.

"Lo pernah denger nggak sih kalo orang hamil ngidam harus diturutin? Nah itu dia, gue cuma nggak pengen aja nantinya pas keluar adek gue jadi ileran." ujar Bisma mulai menjelaskan.

Ciara mengerutkan dahi, "Lah itu bukannya mitos?"

"Nggak tau juga sih mitos atau fakta. Intinya kan jaga-jaga," ujar Bisma serius membuat Ciara meneguk ludah.

Ciara menghela napas berat, coba memaklumi keadaan kurir paket itu.

"Jadi pas lo bawain gue martabak saat gue sakit.......itu juga perintah nyokap lo?" ujar Ciara hati-hati.

Bisma menggeleng, "Nggak. Itu inisiatif gue sendiri. Cuma karena gengsi, jadilah gue bawa-bawa nyokap. Lagian dulu nyokap gue gak kenal elo," balasnya terus terang membuat Ciara meneguk ludah, tertegun begitu saja.

Gadis itu berdeham pelan, coba biasa saja dan tak salah tingkah.

"Jadi waktu itu........lo emang niat jengukin gue?" ujar Ciara memastikan.

Bisma mengangguk membuat Ciara melebarkan mata, makin tertegun dibuatnya.

Pemuda itu menundukan kepala, meraih ponsel di dalam sakunya.

"Deketan sini, kita foto dulu." ujar Bisma tiba-tiba, langsung merapat hingga lengan keduanya menempel.

Ciara nampak hilang kata, gadis itu meneguk ludah coba menguasai diri.

"A.........kenapa harus foto?" tanya Ciara meminta alasan.

Bisma menolehkan kepala, membuat jarak wajah di antara mereka jadi menipis. Ciara menggigit bibir bawahnya, tiba-tiba grogi begini.

Bisma kembali menatap kamera, coba mencari posisi dan cahaya yang pas.

"Nyokap gue yang nyuruh. Katanya no picture, hoax." ucapan Bisma membuat Ciara melongo, ternganga kecil di tempatnya.

Tante Alda tuh emang ya, gaul banget!

***

A/n:

Nih buat yang kangen Bisma

Bosen dia di kantongin sama diriq mulu, katanya mo keluar...

Salam,

Park safia korapat mendes.

Kurir My Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang