Gadis itu merengek kecil, menendang-nendang kaki ke udara merasa sebal. Niatnya bolos sekolah ingin menghindar dari mantan eh di rumah malah ditinggal sendirian, kan bosen.
"Seenggaknya temenin kek, berasa orgil gue ngomong sendiri." Ciara mencuat kecil, masih merengek karena sebal.
"Tau gini gue sekolahhh. Huhu Mamiiii," lanjutnya mulai drama, berharap ada pangeran dari langit yang mendengar keluhannya.
Rengekan itu terhenti saat suara bel berbunyi, membuat Ciara refleks menegak panik sendiri. Tadi kan ia alasan pada Maminya tak berangkat sekolah karena sakit, kalau sampai Maminya tau ia bertingkah seperti cacing kepanasan apa coba tanggapannya?
Gadis itu merapihkan rambut, berdeham pelan lalu memasang wajah lemas tak berdaya. Ia berjalan gontai, menyeret kaki untuk membuka pintu.
Dahinya mengernyit, menatap seorang pemuda bertopi dan satu bungkusan di tangannya.
"Mbak ini ada pesenan martabak keju spesial," pemuda itu menyodorkan kresek, membuat Ciara makin mengernyit bingung sendiri.
"Maaf, yang pesen siapa ya?" Ciara bertanya sopan, coba mengorek informasi lebih dalam.
Pemuda itu berdeham, membenarkan letak topi kemudian mendongak kecil. Ciara melebarkan mata, hampir mengumpat jika tak bisa mengendalikan diri.
"Oh selain kurir lo juga jadi go-food?" Ciara menyeringai kecil dibalas cibiran sinis oleh sang kurir.
"Yang penting halal," balasnya sewot, memalingkan wajah.
"Wih, biasa dongggg." Ciara tertawa renyah, bermaksud mengejek pemuda yang sudah beberapa kali menjahilinya itu.
Ciara mengambil bungkusan itu, mengamatinya lamat kemudian mendongak kecil.
"Yang pesen siapa?" tanya Ciara mulai serius.
"Maaf, tapi identitasnya dirahasiakan. Tapi tenang, udah dibayar." lanjut kurir itu membuat Ciara tersenyum lebar tiba-tiba merekah begini.
Ciara berbalik, masuk ke dalam rumah dan menutup pintu.
"Heh, makasihnya mana?!" Bisma berteriak nyaring, sebal karena tiba-tiba ditinggal begini.
"Gak makasih, kan udah dibayar!" teriak Ciara dari dalam membuat Bisma ternganga kecil hampir mengumpat.
Emang ya si cewek galau ini tuh, ajaib.
***
Ciara memandangi ponselnya, menatap roomchat itu ragu merasa bingung. Ingin bertanya, tapi masih ngambek. Kalau tak bertanya, tak dapat jawaban. Ah, pusing!
Ciara: Can
Ciara: lo yang pesen martabak?
Ciara: tengkyu loh, sista terbaik unc 😻
Cania: martabak apa ra?
Cania: gue gak pesen
Ciara: he serius
Ciara: gosah shy shy gitu deh
Cania: apasih njir
Cania: gue aja baru keluar abis matkul dosen killer
Cania: lo pikir gue pesennya kapan titisan miper???
Ciara: biasa dong gosah ngatain
Ciara: ngajak ribut? Hayuk sini maju
Cania: plis deh ra gosah random, gue masih di kampus nih
Cania: jangan sampe gue lempar baskom ibu kantin ke pala lo ya
Ciara: ga nyampe goblog
Cania: pake ojol lah pinterr
Ciara: ya beginilah if stupid from lahir:)
Cania: bacot lo budaknya simi
Ciara mendengus, melengos pelan lelah sendiri. Jadi, jangan tanya darimana sifat bobroknya ini tercipta.
Gadis itu mengerutkan dahi, mengetukan jari coba berpikir. Kalau bukan Cania, jadi siapa?
"Gils gue punya fans, asikkk." ujarnya mulai riang sendiri.
"Akhirnya ada satu manusia yang matanya gak katarak sampe jadiin gue idola gini, huhu speechless dong aku." katanya sok terharu mulai dramatis sendiri.
"Tapi siapa, ya?" tanyanya pada diri sendiri masih penasaran.
***
A/n:
Ceritanya kan penghilang bosen, jadi kalo aku bosen ya kesini. Dan kalo ga bosen ya ga kesini HAHAHAHA
Dah, salam kiyodh
Park safia korapat mendes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurir My Love✔
Ficção Adolescente(COMPLETED) [ALKANA SERIES] Jika setiap orang sangat menanti datangnya kurir paket, maka berbeda halnya dengan Ciara. Ciara benci kurir, apalagi kurirnya pemuda itu. selengkapnya bisa langsung ke prolog..