Gadis itu berjalan cepat, melangkah lebih dulu jauh di depan sang pemuda. Namun langkahnya tiba-tiba terhenti. Ia berbalik dan menghampiri pemuda itu. Tanpa basa basi Ciara langsung menggandeng tangan Bisma, membuat sang empunya melotot tak percaya.
Belum sempat protes, Ciara sudah lebih dulu mengeratkan gandengannya.
"Eh Vin, hai." katanya menyapa ramah tiga orang yang baru lewat.
Ketiganya menoleh, memandangi mereka sejenak lalu tersenyum dan berhenti.
"Eh elo Ra. Pacar baru?" Gavin bertanya penasaran.
Ciara hanya tersenyum, enggan membalas pertanyaan itu.
"Oh iya, lo pada mau kemana?" lanjut Ciara basa basi.
"Oh ini, mau ke perpus sih. Minjem buku, sekalian numpang wifi." Dito menjawab sembari meringis kecil.
Ciara hanya menganggukan kepalanya tanda bahwa ia paham.
"Oh iya, gue duluan ya. Mau ngumpul tugas, dadah." Ciara melambai riang, dengan senyum lebarnya kemudian melangkah pergi.
Saat sudah cukup jauh, Ciara melepaskan gandengannya. Ia menghembuskan nafas lega, untung saja ada bahan. Memang dikira Gavin saja yang bisa langsung membawa gandengan sehabis putus? Dirinya juga bisa kali!
"Lo napa sih? Sawan ya tiba-tiba gandeng gue?" Bisma bertanya sewot membuat Ciara menoleh dan mendelik kecil ke arahnya.
"Berisik deh lo. Intinya makasih dah tolongin gue kali ini," lanjut Ciara membuat Bisma mengangkat sebelah alisnya tinggi.
Pemuda itu mengerutkan kening, coba berpikir apa alasan gadis tengil seperti Ciara bisa mengucapkan terima kasih dengan mudahnya.
"Oh gue paham. Yang tadi mantan lo, kan? Oh jadi ceritanya lo mau cemburuin dia pake gue, gitu?" ujar Bisma mulai menyimpulkan.
Ciara meringis kecil, kemudian dengan ragu mengangguk membenarkan.
"Cih, jomblo ya gini. Gak punya gandengan asal ngegandeng orang di deketnya. Coba tadi yang di deket lo orgil terus lo gandeng, bisa dijadiin istri lo sama dia." ujar Bisma menceramahi.
"Bacot banget sih lo. Dahlah ayo ngumpul tugas, keburu bel entar gak diterima lagi." Ciara mulai mengalihkan pembicaraan, melangkah lebih dulu menuju ruang guru.
***
Ciara berjalan ke arah toilet dengan Dita di sebelahnya. Mereka memilih izin ke toilet di pelajaran Pak Adam. Alasannya? Ya karena malas mendengarkan curhatannya tentang konser dangdut.
Walaupun hanya diberi waktu lima menit untuk ke kamar mandi, Ciara dan Dita akan mengulur waktu sepuluh sampai lima belas menit untuk kembali ke kelas. Kalau Pak Adam mengomel bilang saja mereka tadi BAB dan sembelit. Beres kan?
"Eh gosipnya ya Ra, si Gavin dah putus sama anak kuliahan itu." Dita mulai membuka topik, seperti biasa membawa bahan gibah.
"Masa?" ujar Ciara tak tertarik.
"Hooh," balas Dita menganggukan kepalanya mantap.
Ciara hanya melirik kecil, lalu mengedikan bahunya tak peduli banyak.
"Terus katanya ya Ra, tuh cewek kuliahan dah tau kalo misalnya dia tuh dijadiin selingkuhan ama Gavin," ujar Dita makin serius.
"Oh ya?" kata Ciara pura-pura tertarik.
"Ya baguslah kalo dah sadar," balasnya kalem seakan tak peduli.
Dita mengernyitkan dahi, menatap wajah Ciara yang seakan tak peduli. Kemarin saja nangis-nangis setelah putus, eh sekarang bukannya seneng gitu mantannya dah jomblo.
"Gak ada niatan ngajak balikan, lo?" tanya Dita menyelidik.
Ciara menoleh kemudian mengerutkan dahinya.
"Balikan? Strawberry mangga apel. Sorry gak level," katanya angkuh sembari mengibaskan rambutnya ke arah Dita.
Dita melebarkan mata, sampai ternganga kecil di tempatnya. Oh iya ia sampai lupa, Princess Ciara Vani hanyalah manusia sangpah yang bersembunyi dalam topeng kejutekan.
***
A/n:
Helow ku kambek 😁
Kangen tyda? Kangen dong kan aku ngangenin hiya hiya:)
Salam cute,
Park safia korapat mendes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurir My Love✔
Teen Fiction(COMPLETED) [ALKANA SERIES] Jika setiap orang sangat menanti datangnya kurir paket, maka berbeda halnya dengan Ciara. Ciara benci kurir, apalagi kurirnya pemuda itu. selengkapnya bisa langsung ke prolog..