[satu]

751 47 0
                                    

Gadis itu masih sibuk dengan ponselnya, berbaring di sofa kamar dengan kedua kaki yang ikut dinaikkan. Wajahnya kusut khas orang banyak pikiran, dan sudah dipastikan kalau mood nya juga berantakan.

"Ra?" seseorang menyembulkan kepala dari balik pintu, membuat gadis itu menoleh dan menyipitkan mata berusaha mengenali.

"Paan?" sahutnya malas masih enggan beranjak.

Gadis di balik pintu tadi mulai masuk, tak lagi mengendap-endap seperti detektif.

"Ambilin paket gue, ya?" gadis itu- Cania, kakak perempuan gadis di sofa itu.

"Ha? Apa? Males." katanya acuh, tak peduli banyak.

Cania mendekat, menampilkan puppy eyes nya coba meluluhkan adiknya itu.

Gadis itu yang bernama Ciara bukannya luluh tapi malah semakin sibuk bermain handphone, pura-pura tidak mendengar.

"Ck Ra, tolongin. Ada matkul siang," ujar Cania mulai merengek, berharap sang adik luluh.

Tapi, bukan Ciara namanya kalau suka diperintah.

"Oke, seratus ribu." Cania mulai menyerah, tak lagi merayu karena yakin tak mungkin berhasil.

Ciara menoleh, nampak berpikir tapi kembali fokus pada ponselnya.

"Ck, seratus ribu dapet apa." balasnya mulai bernegosiasi.

Cania menghela nafas kasar, adiknya ini memang mata duitan. Nanti kalau suaminya miskin, pasti diajak pisah ranjang.

"Oke duaratus," tawar Cania mulai pasrah.

Ciara melirik kecil, namun kembali menatap handphone nya pura-pura sibuk.

"Gue mau jalan sama cowok gue," balasnya acuh seakan tak minat.

"Ck Ra, bentar doanggg. Lo tinggal duduk terus kalo ada kurir dateng tinggal ambil deh paketnya, ribet banget sih." Cania sudah mengeluh jengkel, sifat adiknya itu memang sangat menyebalkan!

Ciara melirik kecil kemudian melengos saja tak peduli banyak. Memang kalau Cania mengeluh seperti itu dirinya peduli? Oh tentu saja tidak!

"Oke, tigaratus ribu." putus Cania mulai lelah sendiri.

Wajah Ciara langsung merekah, menoleh penuh pada kakaknya itu seolah meminta kepastian.

"Oke deal," katanya setuju sudah tak ingin bernegosiasi.

Cania mendengus, kemudian berbalik dan melangkah pergi sebelum makin sebal. Memang ya, Ciara itu sangat matre!

"Rekening gue masih yang lama, Can!" Ciara berteriak nyaring, takut Cania tak mendengar karena sudah keluar dari kamar.

"Ihiy, skincare bulan ini amannn," gumamnya senang sudah merekah sendiri.

***

"Iya sebentarr," ujar Ciara sembari berjalan ke pintu dengan ogah-ogahan.

Ya bayangkan saja, lagi enak-enakan rebahan sambil movie marathon eh malah ada yang dateng. Rasanya tuh kayak mau makan batagor di mimpi eh malah udah dibangunin.

"Cari siapa, ya?" Ciara bertanya sok ramah, menepati janjinya pada sang Mama untuk ramah pada tamu.

Pemuda bertopi itu berdeham pelan, mendongak kecil kemudian membenarkan letak topinya.

"Eum ini Mbak, ada paket untuk Queenda Cania Vani, punya mbaknya kan?" ujar pemuda itu mulai menebak.

Ciara menipiskan bibir, mengamati bungkusan paket itu agak lama coba mengenali isinya.

"Mbak?" tegur kurir itu tiba-tiba membuat Ciara tersadar dan jadi linglung sendiri.

"Oh itu punya kakak gue, siniin." Ciara mengulurkan tangan ke depan, coba meminta bungkusan itu pada sang kurir.

Dengan ragu kurir itu memberikannya, walaupun jelas wajahnya menatap was-was si Ciara.

"Udah dibayar, kan?" Ciara akhirnya bertanya, bingung karena kurir itu masih diam dan belum berniat pergi.

"Eh iya Mbak," balasnya tiba-tiba gagap karena kaget ditegur begini.

Kurir itu berbalik, merutuki diri karena bisa-bisanya terdiam dan bukannya pergi.

"Cantik sih, tapi jutek gitu. Gak lah, paling sok kecakepan dia mah." gumamnya sudah mulai julit sendiri.

"Lo tadi bilangin gue apa? Heh gue emang cakep, ya!" Ciara mengomel galak membuat kurir itu menoleh dan bergidik ngeri.

Kurir itu-Bisma, langsung berlari karena takut disemprot dengan gadis itu.

"Heh kurir gak tau diri! Gue doain gak ada yang mau pake jasa kirim lo, ya!" ujar Ciara sudah menyumpahi, tiba-tiba geram dikatai seperti itu.

***

Gimanaaaa, sukak ga?

Aku pengennya satu part galebih dari 600 word si, soalnya kan niatnya short story. Dan semoga suka:)

Salam kiyodh,

Park safia korapat mendes.

Kurir My Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang