Dita: he ra
Dita: kata dito lo balik bareng gavin, emang iya?
Dita: gelud ya lo sama bisma kok ga tegoran gini?
Dita: ngaku lo
Ciara mendesah pelan membaca pesan yang baru saja dikirimkan oleh Dita. Rasanya malas sekali ingin membalas, tapi lebih malas lagi kalau diintrogasi secara langsung.
Ciara: ck apasih. Bacot bener
Dita: he gue gini karena peduli ya
Ciara: y deh y
Ciara: padahal tiap hari kerjaannya cuma video call, kapan peduliin guanya dah?
Dita: ck gosah dibahas
Dita: gak usah ngalihin topik ya wahai chinguku
Ciara mendengus, melempar hape sebal sendiri. Moodnya sedang tak baik seharian ini. Ingin tidur tapi rasanya susah, jadilah serba salah.
Gadis itu melemparkan tubuhnya di atas kasur, berbaring dengan posisi terlentang kini jadi menatap langit-langit kamar.
"Kenapa sih gue kalo musuhan sama orang selalu ketara? Nggak bisa gitu ya diem-diem aja musuhan tanpa ada yang tau?!" Ciara mengomel sebal, kini sudah meremas guling yang ada di sebelahnya.
"Ini lagi gue ngapa merasa kehilangan sih?! Kenapa rasanya nyesek?! He sadar Ciara, dia itu cuma kurir. Nggak ada aura aura pangerannya!" gadis itu kembali mengomel, mulai membentengi diri agar tak terbawa perasaan.
Ciara kini berguling di atas kasur, dengan guling yang dipeluknya erat. Gadis itu kemudian berhenti, menatap langit-langit dan merengek kembali.
"Kalem Ra kalem. Inget kata guru SMP lo, jangan banyak gerak nanti rumusnya rontok." Ciara coba menenangkan diri, sembari menghirup dan menghembuskan napas. Tak lupa gerakan tangan sebagai bentuk refleks.
***
Ciara menipiskan bibir, kini sedang berada di kantin dengan Dita serta Gavin, Dito dan Baim. Gadis itu menoleh kanan kiri, mendapati seorang gadis mungil di salah satu meja.
Rasanya kaki Ciara sangat gatal, ingin melangkah dan menghampiri gadis itu. Tapi........Ciara tak punya hak. Yang ada, ia malah ditertawakan satu kantin karena terlihat seperti mengekang padahal tak punya status.
Ciara masih memperhatikan gadis mungil itu, memang cantik Ciara akui. Senyumnya manis, dan terlihat........ramah.
"He Ra diem aja. Kesambet ya, lo?" Baim menyeletuk tiba-tiba, membuat Ciara jadi tersadar dan linglung begini.
"Ha gimana?" tanyanya linglung menoleh kanan kiri.
Gavin menghela napas, menunduk kecil dengan raut sendu.
"Ehhhh Bisma? Susu alpukat coklat kesukaan Ciara kan? Sini sini gabung aja, masih muat kok." ujar Dita tiba-tiba heboh sendiri, sudah melambai riang memberi isyarat untuk mendekat.
Ciara menggigit bibir, tiba-tiba gugup begini. Yang ia takutkan hanyalah.......
"Nggak usah deh. Udah ada yang nunggu," Bisma membalas kalem, menunjuk dengan dagu salah satu meja dengan gadis mungil yang sedang duduk disana. Pemuda itu tersenyum tipis, kemudian melangkah pergi.
Dita memutar tubuh, memicingkan mata ke arah Ciara. Ciara paham arti tatapan itu. Iya, dia meminta penjelasan.
"Apa?" Ciara membalas datar, pura-pura tak peka.
"Nggak usah basa basi. Lagi marahan kan lo orang? Kenapa sih? Emang kalo gelud harus ada yang baru? Biar apa gitu? Buat pelampiasan?" Dita menyindir pedas membuat Ciara yang ingin menjawab jadi diam. Merapatkan bibir begitu saja.
Gavin yang memang sudah mendongak sejak Dita berteriak heboh tadi jadi tersentak, entah mengapa merasa tersinggung.
Kehadirannya tepat saat Ciara dan Bisma sedang tidak akur. Apakah benar dirinya..........hanya pelampiasan?
Jadi ini yang dinamakan..........karma is real? Gavin menghela napas berat. Bangkit dari duduknya siap untuk pergi.
"Gue duluan ya. Pesenan gue udah dibayar kok. Mau ikut nggak lu?" Gavin menoleh pada Baim, membuat pemuda itu langsung menegak dan mengangguk mengiyakan.
"Duluan Ra, Dit, Ta." pamitnya kemudian melangkah pergi, meninggalkan Ciara, Dita dan Dito disana.
Ciara mengangkat sebelah alis, kemudian mengedikan bahu tak peduli banyak. Gadis itu kembali menyedot minumannya, mulai bangkit dan pergi duluan sebelum jadi obat nyamuk.
***
A/n:
Maap ya tapi diriq tyda tau yang benar susu alpukat coklat atau coklat alpukat jadi saya memutuskan untuk menggunakan alpukat coklat. Keinget aja si kalo bing tuh dibalik WKWK APASIH
Bomat lahya bener ato engga, yang penting kalian paham.
Wassalam,
Park safia korapat mendes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurir My Love✔
Genç Kurgu(COMPLETED) [ALKANA SERIES] Jika setiap orang sangat menanti datangnya kurir paket, maka berbeda halnya dengan Ciara. Ciara benci kurir, apalagi kurirnya pemuda itu. selengkapnya bisa langsung ke prolog..