Bel sudah berbunyi tetapi guru belum juga masuk. Ciara masih menempelkan pipinya ke meja, mencuatkan bibir bawahnya galau sendiri.
Tak ada yang berani menegur karena Princess Ciara Vani itu menyeramkan, auranya horror dan terkenal jutek. Kecuali satu anak yang sudah terbiasa, namanya Ardita Besari. Ratu bucin yang mengaku cucunya Fiersa Besari.
"He diem aja. Kesambet ya, lo?" Dita menegur sewot sedangkan Ciara tetap diam, masih enggan membuka mulut.
"Yaelah Ra timbang gitu doang dibuat galau. Cowok gak cuma satu. Lagian Gavin gak ganteng-ganteng amat," lanjutnya sudah julit sendiri.
Ciara masih diam, tetap pada posisinya tak bergerak sedikit pun. Dita memilih menyerah, kini menarik kursi duduk di sebelah gadis itu.
Dita yang tadinya ingin meletakan kepala di lipatan tangan jadi menegak karena suara langkah kaki, dan benar saja. Si killer sudah tiba...
Gadis itu melirik, hendak membangunkan Ciara tapi ragu. Nanti kalo dia ketauan, dia juga yang dihukum. Padahal kan Ciara yang tiduran????
Sosok berkumis itu masuk dengan aura horrornya, diikuti oleh seorang pemuda tampan dengan garis wajah tegas yang membuat para siswi jatuh hati.
Sosok berkumis itu berdeham pelan, namanya Pak Adam.
"Selamat pagi," katanya tegas berwibawa.
"Pagi Pak!" balas semuanya kompak kecuali Ciara.
"Hari ini kita kedatangan murid baru, dan dia akan menjadi teman sekelas kalian kedepannya." ujar Pak Adam melanjutkan.
Laki-laki paruh baya itu melirik ke arah sang pemuda, memberi kode untuk segera berkenalan.
"Eum selamat pagi. Nama saya Prince Bisma Aldavi, you can call me Bisma. Terima kasih," pemuda yang bernama Bisma itu tersenyum simpul, membungkuk sebentar sebagai tanda hormat.
Para siswi sudah menjerit tertahan, sedangkan para siswa kompak memutar bola matanya merasa malas.
Pak Adam ikut tersenyum, lalu mengedarkan pandangan mencari tempat kosong. Tapi yang ia temukan adalah sesosok manusia sok enak yang menjadikan meja sebagai bantal tidurnya.
"Ciara!" panggilnya tegas dengan sorot mata menajam.
"Iya?!" Ciara refleks menjawab, memekik begitu saja karena kaget.
"Kamu tidur di jam saya?!" Pak Adam bertanya galak membuat Ciara menggigit bibir bawahnya tiba-tiba gemetar.
Ya gimana, Pak Adam itu guru bahasa indonesia. Dan termasuk guru killer di sekolahnya. Wajah yang menyeramkan membuat para siswa maupun siswi otomatis takut. Tapi kalau di kelas, bahasannya tak lain dan tak bukan adalah konser dangdut. Kan gak kontras.
"Eh enggak Pak!" Ciara meralat gugup, takut dihukum oleh guru killer satu itu.
Pak Adam menghela nafas kasar, memelototi Ciara kemudian menoleh pada pemuda di sampingnya.
"Bisma, kamu duduk di sebelah Ciara. Ardita, kamu bisa pindah." ujar Pak Adam tegas tanpa mau dibantah.
Ciara ternganga kecil di tempatnya, melebarkan mata tiba-tiba. Ya bayangkan saja, teman duduknya untuk satu semester ke depan adalah kurir menyebalkan yang selalu menjahilinya.
***
A/n:
Dikit banget ya? Wkwk sengaja.
Salam manees,
Park safia korapat mendes.
![](https://img.wattpad.com/cover/181308919-288-k734243.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurir My Love✔
Novela Juvenil(COMPLETED) [ALKANA SERIES] Jika setiap orang sangat menanti datangnya kurir paket, maka berbeda halnya dengan Ciara. Ciara benci kurir, apalagi kurirnya pemuda itu. selengkapnya bisa langsung ke prolog..