[epilog]

511 27 1
                                    

Ciara duduk di kursi panjang, merunduk kecil memandangi sepatu. Tak jarang gadis itu mengayunkan kakinya pelan, bermaksud mengusir kebosanan.

"Ciara." panggilan itu membuat Ciara mendongak kecil, menoleh kanan kiri mencari sang pemanggil.

"Ngapain disini?" pemuda itu kian mendekat, kini mengambil posisi jadi duduk di sebelah Ciara.

Ciara menghela napas berat, senyumnya luntur begitu saja saat mengetahui si pemanggil. Ia pikir tadi.......Bisma.

Ciara tersenyum kaku, "Nungguin Bisma."

Gavin menganggukan kepalanya paham, ia memiringkan kepala kini jadi memperhatikan wajah Ciara dari samping.

"Ra." Ciara menoleh, kini jadi memandang bola mata Gavin tepat.

Ciara mengernyitkan dahi, "Kenapa?" tanyanya bingung karena tiba-tiba ditatap seserius itu oleh Gavin.

"Hubungan lo sama Bisma...........udah sampe pacaran?" Gavin bertanya ragu, meringis kecil malu sendiri. Ya gimana ya, nanya gitu ke mantan kok rasanya aneh aja. Berasa gagal move on gituloh.

"Hn?"

"Eh gini gini, aduh gimana ya. Kan kita baru putus berapa minggu yang lalu ya, belum lama banget. Kok lu udah sama yang lain aja sih? Udah ada yang baru aja gitu. Cepet banget,"

Ciara mendelik kecil, tersinggung begitu saja. Yang punya doi baru duluan tuh siapa, he????

"Lo lagi ngomong sama Ciara atau diri sendiri, sih?" Ciara dan Gavin kompak menoleh, melebarkan mata melihat keberadaan Bisma yang sudah melipat tangan di depan dada.

"Geseran lu. Modus bae," Bisma tiba-tiba menyeruak datang, menggeser tubuh Gavin dengan rusuh.

"Nah gini baru bener. Hanya aku dan kamu yang nempel, dia nggak usah ikut-ikutan nempel." Bisma melirik kecil ke arah Gavin, kemudian mencibir sinis dan makin merapat ke Ciara seakan tak mau kecolongan.

Gavin mendengus, bangkit dari duduknya kemudian berjalan dan berdiri tepat di hadapan Ciara.

"Gua tau dulu gua salah. Tapi.......kalo lo udah sadar ternyata masih sayang sama gue, balik lagi aja. Gua masih siap buat ngerangkul," ujar Gavin dengan suara serak beratnya, cowok itu menatap mata Ciara tepat kemudian tersenyum simpul.

Bisma menoleh ke arah Ciara dan Gavin secara bergantian, cowok itu mendelik sinis kemudian bangkit dan menyeruak di tengah-tengah mereka.

"Apaan dah pandang-pandangan. Inget woi dah mantan!" Gavin mendengus, menatap Bisma sinis.

"Inget ya, mantan itu nama lainnya alumni. Kan masih mungkin buat reuni," Gavin menyeringai sekilas, kemudian tersenyum ke arah Ciara dan pamit pergi.

***

Ciara merunduk pada hape, mengetikkan balasan pada chat sang Mama. Ia menoleh kanan kiri, memperhatikan lapangan futsal yang tak seramai tadi. Hanya ada beberapa supporter yang tersisa, dan sisanya mungkin orang-orang terdekat si pemain.

Ciara menghela napas kasar, melipat tangan di depan dada kemudian mengerucutkan bibir. Bisma tadi pamit berganti pakaian, tapi kenapa lama sekali sih?

"Ra." Ciara menoleh, mendapati Bisma yang sudah berganti baju dengan rambut yang basah. Kenapa sih kalo gini rasanya Bisma tuh kaya........seksi banget gituloh.

Ciara mengerjapkan matanya polos, meringis kecil malu sendiri. Kira-kira Bisma sadar nggak ya kalo Ciara tadi natap dia sampe kaya mau ngiler gitu?

"Ah......udah ya? Yuk balik." Ciara beranjak dari duduknya, melangkah pelan kini jadi memimpin.

"Ra!" Ciara berbalik, menatap Bisma dengan kernyitan di dahi. Cowok itu masih di tempat semula, belum beranjak pergi mengikuti langkah Ciara.

"Kenapa lagi?" Ciara bertanya frustasi, entah mengapa sangat lelah hari ini.

Bisma berlari kecil menghampiri, kini jadi berdiri tepat di hadapan Ciara.

"Sebenernya.......gua udah lama mau ngomong ini. Mungkin menurut lo ini alay, tapi........setiap lo senyum hati gua selalu bilang. Lo tau nggak dia bilang apa?" Bisma menatap Ciara serius dibalas gelengan kepala oleh cewek itu.

Bisma meneguk ludah, menghela napas pelan gugup sendiri.

"Dia bilang.......munduran Ra, cantiknya kelewatan." Bisma tanpa sadar menggigit bibir bawahnya, menahan gengsi dan rasa malunya saat ini.

"Pasti lo mikirnya 'apaan sih anak youtube banget gombalannya pake kaya gitu. Norak banget tau nggak?' tapi entah hati gua kerasukan apa, tapi emang itu yang dia bilang setiap liat elo." Bisma menarik napas kemudian menghembuskannya pelan.

"Semenjak deket sama lo, gua ngerasa beda. Gua nggak pengen ada cowok lain yang deket-deket sama lo. Contohnya aja tadi, pas liat Gavin nyamperin lo........rasanya gua pengen ngehajar dia." Bisma meringis kecil, namun Ciara tetap diam masih mendengarkan.

"Nggak tau kenapa gua bisa seposesif ini Ra, padahal kan.......kita bukan siapa-siapa." Ciara meneguk ludah, entah mengapa merasa tertohok dengan fakta itu.

"Makanya gua pengen dapet kepastian Ra. Gua pengen status kita jelas. Gua nggak pengen HTS gini, nggak enak tau nggak? Pengen cemburu tapi nggak bisa." Ciara menggigit bibir bawahnya kecil, entah mengapa jadi merasa gugup.

Bisma menatap bola mata Ciara tepat, "Lo mau nggak........jadi pacar manusia penganut gombalan youtube ini?" Bisma merasakan bahwa jantungnya ingin copot, antara degupan kencang yang ia rasakan saat di dekat Ciara dan degupan kencang karena takut mendengar jawaban gadis itu.

Ciara menghela napas pelan. Ia tersenyum tipis setelahnya.

"Gua nggak tau yang di depan gue ini siapa. Karena.... Bisma yang gue kenal itu mulutnya nyinyir dan nggak manis gini. Bentar deh, bukan manis. Lebih tepatnya alay. Gua ngerasanya tuh kaya ini raga lo tapi arwahnya tuh arwah aligator, paham nggak sih? Ya gimana ya, lu tuh biasanya nyinyir, pedes banget omongannya. Lah sekarang ngapa malah gombal manis jijik gini dah? Tau definisi nggak cocok? Nah itulah elu tadi." Ciara mendorong tubuh Bisma pelan, memberi jarak di antara keduanya.

"Nggak tau kenapa.....gua nggak nyaman sama lo yang kaya tadi Bis." setelah mengatakan itu Ciara langsung pergi, meninggalkan Bisma yang masih mematung di tempatnya.

Namun baru beberapa langkah, Ciara kembali menoleh.

"Bis!" Bisma yang tadi sempat melamun jadi tersadar, sedikit linglung tapi tetap menoleh kanan kiri mencari sang pemanggil.

"Walaupun tadi lo sempet dirasukin arwah aligator.......perasaan gua tetep nggak bisa bohong. I love you 2550!" Ciara tersenyum lebar membuat Bisma jadi melotot tak percaya.

Ciara berlari menjauh membuat Bisma tersadar, kemudian ikut berlari menyusul.

"I love you 2003 aja Ra aturan biar kaya tahun lahir!" Ciara terkekeh pelan mendengar itu, kemudian mempercepat larinya takut tertangkap oleh Bisma.

***

A/n:

Mian gini doang endingnya:( aku gatau harus begimana huhu:(

Untuk extra part aku gatau bakal ada atau nggak di cerita ini:(

Kalo ga feel maap ya otak ku sudah ngebul dipake buat pas kemaren heuheu:(

Salam canteek byutipul kyut,

Park song safia korapat mendes.

Aku istrinya yoyo juga mulai sekarang gaes.

Makasiw.

Kurir My Love✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang