Gadis itu menggulung tubuhnya dalam selimut, bergerak kesana kemari seakan tak nyaman. Pintu kamarnya diketuk membuat gadis itu menyingkap selimutnya, kini jadi menampilkan wajah dan rambut yang berantakan karena memang belum mandi.
Ya, dia tidak bersekolah hari ini.
Alasannya? Ya jelas karena matanya sembab.
Mbak Erna menyembulkan kepalanya dari balik pintu yang sedikit terbuka, wanita itu celingak celinguk memperhatikan sekitar.
"Non Ara? Ada yang nyari tuh di bawah," ucapan itu membuat Ciara mengerutkan dahinya, siapa yang datang ke rumahnya pulang sekolah begini? Apa iya, Dita?
"Siapa Mbak?" Ciara bertanya penasaran, kini sudah menegak dengan mata yang jelas sudah terbuka dan tak berniat ngantuk lagi.
"Kurang tau Non. Cowok tapi. Mau ngerjain tugas kali, bawa buku soalnya." ujar Mbak Erna menjelaskan, Ciara hanya mengangguk paham menanggapinya.
Ciara beringsut turun dari kasur, gadis itu terdiam sebentar kemudian menoleh lagi ke ambang pintu.
"Bilangin suruh tunggu bentar ya Mbak. Oh iya, jangan lupa dibuatin minum." perintah Ciara membuat Mbak Erna mengangguk patuh kemudian pergi dari kamarnya.
Ciara bangkit dari duduknya, berjalan ke arah kamar mandi hendak membersihkan diri.
Sapa tau aja kan yang dateng ke rumahnya itu cogan nyasar, kan lumayan tuh buat gebetan. Apalagi kalo Ciara udah mandi, sabilah tu cowok kecantol.
***
Ciara menuruni tangga, berjalan ke ruang tamu untuk melihat siapa yang datang. Matanya menyipit, coba mengenali punggung seseorang yang sedang memperhatikan foto keluarga yang terpajang di ruang tamu rumahnya.
Gadis itu mendekat, berdeham nyaring membuat pemuda itu menoleh ke belakang.
"Elo?!" Ciara melebarkan mata, tak menyangka bahwa kurir paket sialan itu lah yang mendatanginya.
"Ngapain lo disini?" Ciara bertanya galak, kemudian memicingkan mata seperti ingin menghakimi.
Bisma mendengus kasar, mendengar pertanyaan dan melihat ekspresi Ciara membuat dirinya ingin mengubur gadis itu hidup-hidup. Tengil sekali!
"Lo tuh dijengukin bukannya makasih malah digalakin. Seenggaknya tawarin minum kek," Bisma balas mencibir, kemudian mendelik sinis ke arah Ciara.
"Yodah duduk dah. Gak usah minum ya, puasa." Ciara berujar enteng membuat Bisma yang baru saja duduk jadi melotot, tak setuju dengan ucapan gadis itu.
Ciara menahan tawa, hampir saja menyemburkan tawanya melihat ekspresi wajah seorang Prince Bisma Aldavi.
"Oke kalem, kalem. Matanya gak usah pengen keluar gitu dong," Ciara menyindir halus, tersenyum mengejek setelahnya.
Bisma memutar bola matanya malas, kemudian berdeham pelan coba ke inti pembicaraan.
"Nih, rangkuman hari ini." Bisma menyodorkan sebuah buku ke depan Ciara membuat gadis itu mengangkat sebelah alisnya tinggi, tiba-tiba bingung begini.
"Sebagai teman sebangku yang baik, gue harus ngasih tau rangkuman hari ini dong buat temen yang gak masuk." Bisma coba memberi alasan, walaupun jelas agak terbata di awal.
Ciara mengangguk saja, pura-pura percaya dengan yang dikatakan oleh manusia di depannya.
"Nih juga buat lo. Kata nyokap gue, gak baik jenguk orang tapi gak bawa apa-apa." Bisma kembali menyodorkan sesuatu, kini sebuah kresek putih dengan aroma yang menggugah selera.
Ciara mengangkat sebelah alisnya tinggi, memandang Bisma coba meminta penjelasan.
"Gak usah GR deh. Gua bukannya modus ya, tapi cuma simpati doang." Bisma berbicara dengan nada angkuhnya membuat Ciara refleks tersenyum miring menanggapi.
"Lain kali kalo mau modus gak usah bawa-bawa tugas, apalagi nyokap cuma buat ngasih martabak. Basi tau, gak?" Ciara tersenyum mengejek, kemudian berbalik meninggalkan Bisma yang melongo di tempatnya.
Bentar, ini ceweknya yang kepekaan apa cowoknya sih yang kurang pinter buat alesan?
***
A/n:
Senin mid dong aku, huhu:(
Doakan semoga lancar okay, bubay!
Salam imoed,
Park safia korapat mendes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kurir My Love✔
Novela Juvenil(COMPLETED) [ALKANA SERIES] Jika setiap orang sangat menanti datangnya kurir paket, maka berbeda halnya dengan Ciara. Ciara benci kurir, apalagi kurirnya pemuda itu. selengkapnya bisa langsung ke prolog..