D.I.D Love 2

2.7K 186 60
                                    

Cast
Perth~seme
Son-Saint~uke

Sorry for typo ✌✌





Perth meraba sisi tempat tidurnya, tidak ada siapapun, kemudian ia membuka matanya dan melihat sosok Kekasihnya itu sedang berdiri di balkon kamarnya.
Perth bangun dari tidurnya dan menghampiri kekasihnya, merengkuh tubuhnya dari belakang.

            "Morning be.. kenapa kau bangun sepagi ini?"

Perth mencium bahu Saint, dan melirik wajah manis kekasihnya yang terlihat sedih.

             "Ada apa sayang..?"

             "Kenapa phi masih mau mempertahankan ku? Aku selalu menyusahkan phi.."

            "Son... Kau tidak menyusahkan phi... Itu sudah kewajiban phi untuk melindungi mu.."

            "Melindungi ku dari apa? Kenapa phi tidak membiarkan aku di penjara saja? Aku... Tangan ini.. membunuh banyak orang.. phi.. aku ini tidak pantas untuk mu.. hiks.."

Perth membalikan badan Son dan memeluknya, ia mengusap punggung Son agar ia sedikit lebih tenang.

            "Jangan bicara seperti itu.. phi tidak mungkin membiarkan mu tinggal di tempat seperti itu... Kau tau.. hidup phi hanya untukmu.. apapun akan phi lakukan agar phi bisa bersama mu.."

Son menggeleng mendengar ucapan Perth, ia tidak lagi ingin menjadi beban bagi Perth, kelainan yang ia miliki menjadikannya seseorang yang mengerikan.
Ia akan tersadar saat korbannya sudah tidak lagi bernyawa, dan tergeletak di hadapannya.
Dan Perth selalu menjadi tameng untuknya, agar tidak ada yang mencurigai dirinya.
Perth bahkan melupakan jika dirinya adalah penegak hukum, demi melindungi satu-satunya orang yang sangat penting baginya.

           "Tidak. Phi pantas mendapatkan yang lebih baik dari ku.. aku menjijikkan, aku bahkan tidak bisa mengalahkannya, dia selalu datang saat aku tidak bisa mengendalikannya. Dia monster phi.."

Perth semakin mempererat pelukannya saat mendengar ucapan Son.
Ini sudah sering ia dengar dari mulut kekasihnya, namun entah kenapa Perth merasa kekasihnya itu kini semakin tertekan dan bukan tidak mungkin Saint lah yang akan sering mengendalikan tubuh dan pikirannya.

            "Son.. berhentilah bersikap seperti ini, Saint datang dan menyelamatkan mu.. itu tidak buruk, karena jika tidak ada dia.. phi tidak tau sudah berapa kali orang yang akan melecehkan mu.. karena phi tidak selalu ada untukmu.. jangan salahkan sisi dirimu yang lain."

Son menatap mata Perth yang terlihat sedikit amarah di sana.
Son mengangguk dan melepaskan pelukan pria yang ia cintai selama 2 tahun ini.

            "Apa phi mulai mencintainya? Kenapa phi membelanya? Seharusnya phi membantu ku untuk melenyapkannya. Bukan malah mendukung semua perbuatannya."

Son sedikit menjauh dari Perth, dan air matanya mengalir di pipinya.
Perth tidak tau lagi apa yang harus dia katakan pada Son, agar Son mengerti.
Perth mencoba mendekati Son secara perlahan.

           "Son... Tentu saja phi juga mencintainya.. dia bagian dari dirimu.. tidak mungkin phi menolaknya.. karena phi menerima semua kekurangan dan kelebihan mu.. jangan begini.. phi mohon tenanglah.."

Son tetap saja menjauh dari Perth, sampai punggungnya menatap pagar balkon, Son menggeleng cepat.
Ia tidak tau bagaimana caranya untuk menghilangkan Saint dari dalam dirinya.
Tiba-tiba ia terfikir kan sesuatu, Son melihat ke bawah, kemudian ia mengangguk dan tersenyum pada Perth.

           "Son tau.. jika phi tidak bisa meninggalkan ku.. biar aku saja yang pergi.."

Perth terkejut mendengar ucapan kekasihnya itu, ia menggeleng kuat dan masih mencoba untuk meraih tangan Son, namun tangannya di tepis oleh Son.

           "Son.. apa yang kau pikirkan? Jangan bicara hal aneh, kau tidak akan pernah meninggalkan phi.. begitu juga sebaliknya."

Son menggeleng, kini ia sudah memanjat pagar balkon kamar itu, saat Perth ingin meraihnya, Son tiba-tiba langsung melompat dari balkon dan satu kata yang ia ucapkan untuk Perth.

            "Trimakasih P'Perth.."

BRUG!!

            "TIDAK...!!"

******

Perth bangun dari tidur panjangnya, ia mengerjapkan matanya dan melihat tempat asing bagi dirinya.

           "SON..!! JANGAN TINGGALKAN PHI.. SON..!"

Perth berteriak histeris, dan mencoba mencari sosok Kekasihnya itu.
Tubuhnya bergetar hebat dan kini ia berjongkok sambil meremas rambutnya sendiri.
Dan dia merasa ketakutan, kering dingin mengucur deras di dahinya.

Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dan Son menemukan Perth berjongkok di bawah tempat tidurnya, serta selang infus yang sudah terlepas dari tangan Perth.
Son berlari dan menekan tombol di atas tempat tidur Perth.

          "Phi... Kenapa phi ada di sini..?"

Son mendekati Perth dan memeluknya,
Tubuh Perth agak sedikit tenang saat mendengar suara orang yang ia cari.
Ia mendongak dan melihat kekasihnya itu sedang tersenyum manis padanya.
Perth kembali memeluk Son dengan erat.

         "Son.. jangan tinggalkan phi.."

Son yang bingung hanya mengangguk saja mendengar ucapan Perth.

         "Saint.. jangan biarkan Saint menguasai mu lagi.. phi tidak ingin terjadi sesuatu padamu.."

Son mengeryit heran dengan ucapan Perth.


           "Iya phi... Phi tenang na.. ada dokter yang ingin memeriksa kondisi phi.. sebaiknya phi kembali ke tempat tidur."

Son membantu Perth kembali berbaring di atas tempat tidur dan membiarkan dokter memeriksanya.
Setelah memasang kembali selang infus di tangan Perth, dokter itu keluar dari kamar inap Perth. Dan meninggalkan Perth bersama dengan Son.

           "Aku sangat cemas.. phi koma hampir 1 bulan.. aku takut phi akan meninggalkanku.."

Ujar Son sambil meletakkan tangan Perth di pipinya.
Perth terkejut mendengar ucapan Son.

          "Koma satu bulan? Bukankah baru kemarin aku, kita masih berada di rumah? Dan kenapa aku bisa ada di rumah sakit?"

Son tertawa, dan itu membuat Perth bertambah bingung.

          "Phi hanya bermimpi mungkin. Dan Son baik-baik saja.. aku bahkan tidak pernah sekalipun meninggalkan phi.."

Kemudian Son duduk di samping Perth dan memeluknya erat.

          "Tidak ada Saint.. yang ada hanya Son.. phi hanya untuk Son.."

Bisiknya di telinga Perth.
Perth bernafas lega setelah mendengar ucapan Son.
Ternyata selama ini ia sedang bermimpi.

Son tersenyum dan menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya.

         "Hanya aku dan kau, tidak ada yang lain, bahkan Son pun tidak akan bisa lagi melihat mu.. kau hanya milikku."

Gumam Saint dalam benaknya.



~END~



Sedikit cerita...
Sebenarnya 2 chapter ini niatnya mau di bikin story baru ku...
Tapi.. karena utang ff ku masih bejibun.. jadilah kehaluan ini aku jadiin Two shot aja..
Hehehe..
Mungkin jika kailan suka..
Kalo ff ku ada yang udah end.
Aku bakalan perpanjangan story ini...

Trimakasih...
Jangan lupa untuk vote dan komentarnya..
See you.. 😘😘

One/Two shoot LBC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang