Please give 🌟 and comment.
.
.
(Ps:Play BGM V-Scenery untuk mendapatkan feel yang lebih baik)'Kesalahpahaman memang mampu menghancurkan hubungan'
"Lisa..lisa.."Bibirnya hampir membeku akibat dinginnya suhu. Pakaian tebal ini benar benar tidak memberikan efek apapun, buktinya lelaki itu masih kedinginan. Suara angin yang berhembus kencang terdengar jelas di telinga. Hidung dan telinganya memerah, bahkan badan ringkihnya terlihat sangat pucat.
Kemana Lisa?
Ini sudah seminggu sejak kejadian malam itu. Tali, pecahan kaca, foto yang terkoyak,..ah! Rasanya kepala Taehyung berdenyut saat mengingat semua itu. Dan yang paling membuatnya tidak menyangka adalah ucapan Lisa yang terlontar untuknya. Entah secara sadar atau tidak, yang pasti gadis itu berbicara dengannya.
Taehyung sudah mengunjungi tempat tempat yang sering menjadi pelarian Lisa, namun tetap saja tidak ada. Bahkan setiap bel keluar main berbunyi ia selalu menyempatkan diri untuk bertanya kepada sekretaris kelas Lisa, dan jawabannya selalu membuat lelaki itu kehilangan semangat.
Lisa tidak memiliki keluarga, jadi Taehyung sedikit bingung harus bertanya dengan siapa.
Dan hari ini ia memutuskan untuk membolos, percuma saja datang jika tidak ada yang membuatnya semangat. Taehyung lebih memilih menerobos bekunya salju untuk mencari gadis itu.
"Hahh..hahh.."
Badai salju menerjang semakin kuat, hingga mampu melemahkan tubuhnya. Rasanya kaki ini tak lagi mampu untuk melangkah, ia sangat ingin kembali menghangatkan tubuh dan kembali ke rumah.
Tapi tekadnya berhasil mengalahkan keinginan itu.
"Lisa, tolong kembalilah.."
.
.Daegu, South Korea.
Di sebuah loteng apartemen.
Angin berhembus kencang jika dirasakan dari atas sana, menerbangkan rambutnya dan bisa saja tubuhnya. Matanya terpejam dan tangannya membentang, membentuk huruf T. Kedua sudut bibirnya terangkat, menandakan bahwa ia menyukai ini.
Mengasingkan diri. Jauh dari permasalahan kehidupan, membuatnya betah untuk berlama lama di sini. Tidak ada yang mengenalnya, tidak ada yang mempedulikannya. Fakta itu saja sudah membuat Lisa jauh lebih tenang.
Dengan ini, tidak ada lagi yang akan menghalanginya untuk bunuh diri.
Badannya mengayun searah tiupan angin, terombang ambing seakan ingin mendorongnya dari atas sana.
Satu hal yang membuat Lisa memberanikan diri untuk melakukan ini, yaitu saat pikirannya yang meyakini bahwa ialah penyebab kematian orangtuanya.
"Hei, kau ingin mati?"
Suara berat itu memecah keheningan, membuanya menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang berbicara.
Hanya seorang pemuda berkulit pucat dan bermata sipit. Tidak ada yang menarik.
Gadis itu tidak menjawab apapun, ia masih tetap menikmati desir angin dari atas sini. Dan tak lama kemudian telinganya mendengar suara langkah yang kian mendekat, menghampiri dirinya.
"Jika iya, aku memiliki ide yang sama denganmu"
Pemuda itu mensejajarkan tubuhnya dengan Lisa dengan matanya yang menatap lurus kedepan.
"Siapa namamu?"
"Lalisa"
Pemuda itu hanya mengangguk, lalu menghela nafas.
"Aku hidup melarat dari kecil, dan tidak pernah sekalipun merasakan kasih sayang. Orang tuaku bertengkar setiap hari.."
Ia bercerita pada gadis itu, berniat untuk memberinya sedikit bayangan.
"..dan kau tahu akhir cerita dari mereka?"
Gadis itu menoleh ke arahnya, menggelengkan kepala. Sorot kesedihan terlihat jelas dari mata coklat pemuda itu.
"Mereka berakhir dengan saling membunuh...," ucapannya menggantung,
"Di depan mataku sendiri."
Setetes air mata jatuh membasahi pipinya tanpa ia sadari. Kisahnya benar benar menyentuh, bahkan Lisa dapat merasakan kepedihan itu.
Dan kisahnya menyadarkan Lisa, bahwa masih banyak orang diluar sana yang jauh lebih menyedihkan dibanding dirinya.
Lisa adalah orang kesekian yang pemuda itu temui. Jauh sebelum Lisa datang kesini, pemuda itu selalu menceritakan sadisnya kehidupan setelah mati pada orang orang yang ingin mengakhiri hidupnya dari atas sini. Sebagian besar berhasil, sisanya memutuskan untuk tetap mati.
"Begitu kau mati, penderitaan berakhir. Tapi kita tidak pernah tau rasanya dimasukkan ke dalam api yang panas hingga menjadi abu."
Lisa tertegun, otaknya mulai berpikir. Fakta yang dikatakan pemuda itu sama sekali tidak dapat dibantah.
"Jika memutuskan untuk mati, matilah. Jika memutuskan untuk hidup, hiduplah dengan bahagia."
Ucapan itu seakan menamparnya, menyadarkan Lisa dengan apa yang telah ia perbuat selama ini.
Hanya ada 2 pilihan, dan tidak ada jalan tengah untuk tetap hidup.
"Aku tidak tahu masalah apa yang sedang kau alami sekarang, tapi pakailah logikamu dengan baik, Lisa"
Benar. Semua yang dikatakannya benar. Selama ini Lisa hanya menggunakan perasaan untuk membuat keputusan, ia lupa jika semua itu harus diimbangi dengan logika.
"Lihatlah goresan goresan di tanganmu. Itu hanyalah bentuk emosi dari perasaanmu. Dan ingat, perasaan seperti itu hanya sementara."
Lisa benar benar tidak tahu harus menjawab apa. Ucapan pemuda ini memang pedas, namun sukses menyadarkannya dari pikiran pendek.
"Kau pasti bukan dari Daegu kan?"
Lisa menggeleng, "Aku dari Busan."
"Ck..ck..ck.." Pemuda di sampingnya menggeleng geleng sambil menghembuskan nafasnya.
"Kembalilah. Takdir baik sedang menunggumu disana."
🎭
🎭
🎭Ini adalah awal pertemuannya dengan Suga.
.
.
.
Tbc
Next? Vomment Juseyo🤗
Follow Alena_Syah
Kasian sama Taehyung atau kasian sama Lisa?(Ps: Jika kalian mendengarkan dengan baik, di awal lagu scenery terdengar hembusan angin, dan itu adalah saat Taehyung menerobos badai salju untuk mencari Lisa)
KAMU SEDANG MEMBACA
Scenery |Kth| ✓
FanfictionTaehyung memandangi gadis itu, tatapan mereka bertemu. Tanpa arti, namun segalanya terasa terhenti. Lelaki itu tidak terlalu ingat dengan Lisa, tapi ia yakin sudah mengenalnya. ©®Alena Syah Start: 6 Feb 2019 #1scenery 19-02-2019 #2 btspink 28-03-201...