Please give 🌟 and comment.
.
.
(Ps: Play BGM V-Scenery untuk mendapatkan feel yang lebih baik)22.10pm KST.
Bulan bersinar ditemani para bintang di atas sana. Angin dingin masih berhembus kencang, masuk dan menusuk hingga ke tulang.
Minggu ini adalah saat saat terakhir mereka di bangku SMA, dan juga saat yang menyebalkan bagi mereka. Datang ke sekolah, mengerjakan soal, dan pulang dengan perasaan cemas.
Bagaimana tidak, soal soal itu adalah penentuan kelulusan mereka. Dan universitas tidak mungkin menerima mahasiswa baru dengan nilai kelulusan yang rendah, mereka pasti memasang standar tinggi demi mendapatkan lulusan terbaik.
“Aaaargh..”
Taehyung mengerang frustasi, tangannya menarik dan meremas rambutnya. Tumpukan kertas yang ada di depan lelaki itu membuat pusing dan seolah menjadi bencana baginya.
“Fisika.., fisika.., fisika.., memangnya apa sih pentingnya fisika?”
Ia menggerutu sambil memainkan pulpennya, tidak mengerti harus belajar dari mana.
Besok adalah hari ujian penentuan kelulusan. Dan bidang studi yang diuji adalah pelajaran yang paling ia benci.
Jika ditanya jujur, Taehyung akan mengatakan bahwa ia menyesal sudah memilih jurusan ipa. Yang ia pikirkan saat itu adalah kesenangan saat mempelajari biologi tentang sistem reproduksi, yang tidak bisa ia dapatkan jika memilih jurusan ips.
Dan sekarang, ia terjebak dengan gilanya dunia ipa.
Padahal yang harus kita lakukan saat melihat buah jatuh adalah memungutnya, tapi di jurusan ini ia hanya menghitung kecepatannya. Mengapa sih perlu dihitung seperti itu? Sama sekali tidak berfaedah.
Membaca semua rumus hanya membuat matanya keriting, hingga selintas ide yang menyenangkan mendatangi pikirannya. Kakinya melangkah menuju balkon, duduk dengan memeluk kedua lutut dan menatap bintang dari atas sana.
Kedua sudut bibirnya terangkat, membentuk sebuah lengkungan yang indah. Matanya bercahaya saat menatap bintang, membuat pikirannya terasa begitu tenang.
Netranya beralih menatap benda persegi panjang yang ia pegang, lalu membukanya dan mencari kontak sang moodbooster disana. Ia menghela nafas lalu mengarahkan handphone nya pada telinga.
“Yeoboseyo oppa?”
“Lisa.."
“Ada apa oppa?”
“Aku sedang duduk menatap bintang, dan ternyata menemukan bintang yang paling terang itu sulit. Tapi begitu aku mengingatmu, hal itu tidaklah sulit”
Gadis yang ada di seberang sana tidak menjawab apapun, bibirnya terangkat menampakkan senyum. Pipinya sudah memerah sekarang, dan untungnya Taehyung tidak dapat melihatnya.
“Lisa, kau sudah tidur?” Tanya Taehyung saat ucapannya tidak terbalas.
“Belum oppa, aku masih menghafal rumus fisika”
“Hmm.., begitu ya. Kau lebih memilih memikirkan fisika daripada oppa?”
“Oppa bicara apa sih, besok kan kita ujian nasional..”
“Tetap saja, yang boleh ada di pikiranmu hanyalah oppa. Tidak boleh ada yang lain”
Lisa mendengus dan wajahnya berubah datar.
“Ne oppa”
“Lisa, oppa ingin menanyakan sesuatu”
“Aku mendengarkan”
“Eumm…, apakah kau percaya dengan takdir buruk?”
“Takdir buruk? Entahlah, aku sudah mengalami hal itu tapi masih tidak ingin mempercayainya”
“Hmmm, begitu ya”
Sejenak, mereka terdiam.
“Oppa, aku juga ingin bertanya”
“Katakanlah”
“Bagaimana jika suatu saat nanti kita tidak bersama lagi?”
Taehyung tersentak.
“A-apa maksudmu?”
“Aku hanya bertanya, oppa”
“Tidak, Lisa. Kita akan selalu bersama, jangan katakan sesuatu yang buruk”
“Hmm, begitu ya. Bagaimana jika takdir buruk itu menghampiri kita?”
“Jika kau tidak mempercayainya, maka takdir buruk itu tidak akan ada.”
Lisa tidak menjawab apapun, matanya menatap tembok dengan pandangan kosong.
“Dengar, Lisa. Oppa akan menjagamu sebisaku. Jangan pikirkan hal buruk, oke?”
“Ne.”
“Nah, itu baru Lisa nya Taehyung. Kalau begitu ya sudah, maaf mengganggu dan selamat malam, semoga kau memimpikan oppa.”
“Ne, jaljayo oppa”
“Hwaiting, saranghae..”
Senyum itu tak dapat ia sembunyikan, Lisa beranjak dari kursinya dan membanting tubuh di atas kasur. Mendengar Taehyung mengucapkan itu sukses membuatnya gila, dirinya sekarang seperti sedang terbang dan bermain di atas awan.
“Aaaaanggggg”
Lisa meneracau tidak jelas, kakinya menendang apapun yang ada di kasurnya.
Taehyung memutus sambungan, lalu mengarahkan handphone itu ke depan dadanya. Seakan benda itu mewakili Lisa untuk dapat dipeluk.
Perasaan itu kembali muncul, perasaan yang membuatnya takut untuk kehilangan gadis itu. Trauma itu menghantui, datang dan menakuti jiwanya.
“Lisa, kau tidak apa apa kan?”ucapnya dengan bahu bergetar, terlalu takut untuk mengalami hal itu lagi.
Tubuhnya seketika menggigil, lalu ia terkejut saat sebutir salju jatuh tepat di wajahnya. Taehyung menadahkan tangan, berharap butir salju itu turun lagi.
“Jangan pernah sedih lagi, Lisa..”
Saat itu juga ia menyadari, bahwa waktunya bersama Lisa tidak lama lagi. Ujian kelulusan, perpisahan sekolah, dan melanjutkan studi masing masing. Tidak, ia tidak menginginkan itu. Taehyung hanya ingin tetap seperti ini, bersama Lisa selamanya.
.
Senyuman gadis itu memudar, yang terlihat sekarang adalah wajah dengan ekspresi takut. Pikirannya menerawang jauh kedepan dan terbayang sesuatu yang membuatnya cemas.“Oppa,.. bagaimana jika aku tidak mempercayainya tetapi hal itu selalu menghantui pikiranku?"
Tubuhnya meringkuk, Lisa takut.
“Jangan pernah meninggalkanku oppa..”
.
.
.
Tbc
Next? Vomment juseyo🤗
Follow Alena_Syah
KAMU SEDANG MEMBACA
Scenery |Kth| ✓
Fiksi PenggemarTaehyung memandangi gadis itu, tatapan mereka bertemu. Tanpa arti, namun segalanya terasa terhenti. Lelaki itu tidak terlalu ingat dengan Lisa, tapi ia yakin sudah mengenalnya. ©®Alena Syah Start: 6 Feb 2019 #1scenery 19-02-2019 #2 btspink 28-03-201...