Selamat membaca:)
.
.
.👑
Malam di sebuah rumah tepatnya di balik pintu yang bertuliskan 'Andrea's Zone' terdengar alunan musik serta suara sumbang seorang perempuan yang tengah bernyanyi mengikuti musik. Jika ditelaah dengan masuk kedalam, akan tampak seorang gadis yang berdiri di depan cermin sambil bernyanyi dengan sisir sebagai mikrofon khalayannya. Gadis itu bertingkah layaknya seorang artis yang tengah bernyanyi di atas panggung.
Kamar berantakan dan penampilan yang acak-acakan menggambarkan suasana untuk kali ini. Semakin lama, musik terdengar semakin keras diikuti dengan suara Andrea yang semakin pecah.
You want some more
Wae jakkuman neol gaduryeo haneun geonji
You want some more
Sky is not----"REAAAAA!!" suara gedoran pintu menghentikan nyanyian Andrea. Gadis itu langsung mematikan loudspeaker kemudian setengah berlari ke arah pintu untuk membukakan pintu.
"Kenapa, Ma?" tanya Andrea kala pintu sudah terbuka sempurna.
Wanita paruh baya yang Andrea panggil Mama berkacak pinggang. "Ngapain di kamar?" tanya beliau dengan wajah memerah padam.
Andrea menyengir polos. "Itu Ma, anuu--"
"Tadi Mama suruh ngapain?"
"Belajar."
"Jadi kenapa malah nyanyi-nyanyi gak jelas?"
"Rea kan lagi belajar nyanyi. Siapatau anak Mama ini bisa jadi penyanyi go internasional."
"Belajar dulu yang bagus, baru boleh mengkhayal." ujar Mama Rea -Rani sambil menjewer telinga putrinya.
"Duh, Ma.. Ampun.." ringis Andrea kesakitan. "Itu telinga Rea jangan dijewer keras-keras, entar copot."
"Dasar yah!" Rani melepaskan jewerannya. Langsung saja Andrea mengelus telinganya yang sudah memanas. "Pr udah siap?"
"Udah." balas Rea cepat.
"Ngeroster?"
"Udah."
"Yakin? Kalau Mama cek gimana?" Mendadak Rea bungkam sembari menggaruk-garuk pipinya.
"Ohh, Rea udah mulai bohong sama Mama yah?"
"Enggak kok Ma, enggak gitu." sanggah Rea menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Rea cuma itu.. ngg.."
"Apa? Mau ngebohongin Mama apa lagi Reaaa?" Rani menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putrinya itu. "Sekarang kamu beresin kamar kamu, terus kerjain pr. Jangan lupa ngeroster. Mama bakalan balik ke sini setengah jam lagi."
"Iya.." balas Andrea lesu.
Lantas Rani beranjak meninggalkan Andrea yang juga mulai bergegas membersihkan kamarnya. Ketika sudah selesai, ia pun meroster kemudian mengerjakan pr untuk mata pelajaran besok.
Dua puluh menit berkutat dengan rumus dan angka matematika yang hampir membuat gadis itu stress, akhirnya selesai juga. "Bisa masuk rumah sakit jiwa nih gue kalau tiap hari berhadapan sama ini pelajaran." ujarnya sembari menutup bukunya asal.
"Udah siap?"
Pergerakan tangan Andrea yang ingin mengambil ponselnya menjadi terhenti kala suara Rani -Mamanya terdengar. Gadis itu langsung mengambil buku matematikanya dan menyerahkannya kepada sang Mama. "Udah kok. Mama periksa aja.."
Langsung Rani mengambil buku Andrea kemudian mulai memeriksa pekerjaan rumah putrinya itu. "Hem.." gumam Rani. Berselang beberapa waktu, Rani mengembalikan buku Andrea. "Yaudah, temenin Mama ke supermarket, yuk."
Andrea yang tadinya lesu langsung menatap Rani dengan binar. "Sekalian ke toko buku yah, Ma?"
"Novel lagi, hm?"
Andrea mengangguk semangat. "Novel kemaren udah Rea baca sampe abis. Boleh yah, Ma?"
"Kamu ganti baju gih. Mama tunggu di depan."
***
"Selesai!" seru Andrea senang sembari menyimpan ponsel yang sedari tadi di genggamannya di dashboard mobil. Kemudian beranjak keluar mobil menyusul Mamanya ke dalam supermarket.
Sambil bersenandung kecil, gadis itu menata langkahnya sembari memperhatikan sekitar. Saat ini ia sangat senang, sebab nanti ia akan membeli novel yang sejak beberapa minggu lalu ia buru. Sungguh, ia tak sabar lagi.
"KAK, KAKAK YANG PAKE HOODIE PUTIH!" Suara teriakan itu membuat Andrea refleks menoleh ke sumber suara. Dan mendapati seorang perempuan yang tengah melambai ke arahnya. Andrea mengerutkan alisnya pasalnya ia tak mengenal siapa perempuan yang memanggilnya itu.
"ABANG GUE KIRIM SALAM!!" Hingga akhirnya Andrea sadar ada pemuda yang berdiri di samping gadis yang memanggilnya tadi. Bersikap seolah tidak peduli, Andrea membalas mengangguk pelan dengan senyuman tipis. Lantas mempercepat langkah bersama jantungnya yang berpacu kian cepat. Dalam hati Andrea membatin, "Tuhan, kenapa harus jumpa lagi?"
Sesaat setelah ia telah benar-benar memasuki supermarket, ia melirik ke arah luar. Ketika melihat bahwa mereka sudah pergi, Andrea menghembuskan nafas lega.
"Rea harus move on! Aliyah suka sama Kak Dave, Rea gak mau nikung sahabat sendiri."
👓
Part 2 selesai:)
Maaf, jumlah wordnya lebih sedikit dari part sebelumnya😳
Tapi, next part aku usahain.Btw, sepenggal lagu yang dinyanyiin Andrea itu judulnya 'Rooftop - N-flying'. Suka aja sama itu lagu:v
Kayak biasa, jangan lupa vomment. Don't be silent reader😇
Udah, itu aja cuap-cuap dari aku.
Makasih udah mau luangin waktu, sekian!Salam begok:v,
ChristinZalukhu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You,
Teen Fiction*** Ini kisah tentang, Andrea Mevida. Seorang siswi biasa yang menyukai seorang pemuda yang notabenenya merupakan seorang famous di sekokahnya. Bukan tentang bagaimana ia mendapatkan hati sang pujaan hati, tapi tentang bagaimana ia berusaha merelaka...