Selamat membaca!!
.
.
.
Selepas kejadian di rooftop seminggu lalu, antara Dave dan Andrea menjadi saling dekat. Tak ada lagi Andrea yang gugup kala berjumpa dengan Dave. Perihal degupan jantungnya, Andrea sendiri merasa seperti sudah terbiasa.Seperti sekarang, mereka berdua tengah memainkan bola basket di lapangan kepemilikan sekolah. Sudah ada sejam lamanya semenjak bel pulang sekolah berbunyi mereka berada di sini.
Suasana lapangan yang sepi yang hanya menyisakan Dave dan Andrea membuat keduanya lebih leluasa bermain basket. Sesekali suara tawa terdengar bergema memenuhi lapangan indoor.
Tampak Dave yang tengah menggiring bola dengan Andrea yang berusaha untuk merebut bola darinya. Ketika Dave melompat ingin melakukan tembakan ke ring, Andrea dengan sigap merebut bola yang melambung itu. Berhasil. Dalam hati Andrea mensyukuri memiliki badan yang tinggi. Kemudian, ia berlari memantul-mantulkan bola menuju daerah lawan.
Dave tersenyum kagum atas kemampuan Andrea dalam bermain basket. Gadis itu cukup lihai dalam permainan bola besar ini, bahkan kemampuannya hampir menyamainya.
Dave pikir, Andrea sama seperti perempuan lain yang pernah ia temui yang jika disuruh berolahraga akan menjawab dengan alasan 'mager'. Tapi nyatanya tidak, malah Andrea yang mengajaknya kala keduanya tak sengaja lewat dari pintu lapangan indoor dan melihat bola basket sedang menganggur di tengah lapangan.
"Yeyyy!" sorak Andrea senang kala bola yang ia lempar memasuki ring basket dengan mulus.
Gadis itu mengelap keringatnya menggunakan kaos yang ia kenakan. "Capek." gumamnya mengambil posisi duduk asal di lantai.
Dave yang melihat itu melangkah mendekati Andrea lalu ikut duduk di samping adik kelasnya itu. "Semangat banget." kekehnya.
Kepala Andrea menoleh ke arah Dave sambil ikut terkekeh tetapi dengan deru nafas yang tidak teratur. "Fyuhh.. Udah lama gak olahraga beginian, kak. Setiap ada jam olahraga, kepake ngerumpi sama teman." jujurnya.
"Tapi skill basket lo lumayan juga." puji Dave. "Jarang-jarang loh cewek pinter main basket."
Tawa renyah Andrea terdengar. "Makasih, kak." senangnya.
Dave mengulurkan botol mineral ke arah Andrea. "Nih, minum." serahnya. Dengan senang hati, Andrea pun menerimanya lantas meneguk tandas minuman yang tersisa tigaperempat lagi. "Makasih, kak."
"Lo cewek, minum air putih itu mesti rajin." ujar Dave mengulang kalimat yang sering ia ucapkan pada Andrea dan juga Vio.
Andrea mengulum bibirnya. "Aye-aye captain."
Dave pun tersenyum, kemudian mengangkat tangan untuk mengacak gemas rambut Alin.
Ting!
Suara notifikasi masuk terdengar. Dave yang merasa sumber suara itu berasal dari Andrea menatap gadis itu sembari memberi isyarat memberitau.
Lantas, Andrea pun merogoh saku celananya. Alisnya terangkat kala melihat darimana notifikasi itu berasal. Jarinya pun berselancar diatas benda persegi pipih canggih itu.
Group Chat
~Rumah Sakit Jiwa~
Bella, Raylin, dan AliyahRaylin : kalian dmn nih?
Raylin : Jumpa yuk, selagi Bella bego belum balik ke habitatnya.
Raylin : gw nolep di rmh.Bella : skuyy lah.
Bella : gabut nih."Raylin : yg lain mana nih?
![](https://img.wattpad.com/cover/181499097-288-k225091.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You,
Teen Fiction*** Ini kisah tentang, Andrea Mevida. Seorang siswi biasa yang menyukai seorang pemuda yang notabenenya merupakan seorang famous di sekokahnya. Bukan tentang bagaimana ia mendapatkan hati sang pujaan hati, tapi tentang bagaimana ia berusaha merelaka...