"Minggu depan kita bakalan pindah ke New Zealand."
Ucapan Feno terus terngiang di kepala Andrea. Gadis itu menundukkan kepalanya sembari melangkah menyusuri koridor.
Sebenarnya, tadi Andrea ingin menolak. Tapi alasan Ayahnya cukup membuat ia tak bisa mengeluarkan kalimat penolakan itu kepada Feno.
"Oma kamu lagi sakit-sakitan. Papa khawatir disana gak ada yang jagain dia. Kalau misalnya ngebawa Oma supaya tinggal sama kita pun, beliau udah gak kuat lagi kalau diajak berpergian jauh."
"Tapi kan, Papa bisa bolak-balik kesana. Gak perlu harus pindah juga."
"Itu udah ngabisin waktu sama tenaga, Sayang. Papa juga entar gak tenang, Papa takut kalau terjadi sesuatu sama Oma kamu padahal gak ada satu orang pun disana buat nolongin dia."
"Tapi, tapi ini terlalu mendadak, Pa."
"Lebih cepat lebih baik, Sayang. Lagipula Papa udah urus semuanya, termasuk kepindahan kamu."
Andrea menghela nafas berat. Seminggu lagi, dan itu terlalu cepat. Andrea masih belum siap. Tapi, ia harus tau kalau Omanya tak kalah penting dari egonya saat ini. Dengan berat hati, ia memilih mengalah.
"Darr!" Suara seseorang beserta tepukan di bahunya membuat Andrea terkejut bukan main. Jantung Andrea rasanya mau copot saja.
Tak lama suara tawa terdengar. "Melamun bae lo. Ada apa gerangan wahai Andrea kuh?"
"Ck, minggir lo." Andrea menepis tangan Raylin yang mencolek dagunya. Saat ini ia sedang tak ingin diganggu, apalagi diajak bercanda.
Raylin tertawa kemudian berlari menyusul Andrea. "Yang habis jalan bareng sama doi kok begitu sih?" godanya menoel-noel pipi Andrea.
"Ish!" Andrea menepis tangan Raylin. "Gue patahin juga itu tangan."
"Uuuh, takut.." Raylin memasang tampang pura-pura takut.
"Udah deh, Lin. Bikin gue makin kesel lo mah."
Raylin tertawa. "Ya habis itu muka di tekuk begitu. Harusnya lo seneng dong jumpa Abang Farhan tercinta setelah sekian lama membangun cinta jarak jauh." ujar Raylin dramatis.
"Ish, itu foto lama ogeb!"
Raylin menaikkan satu alisnya tidak percaya. Ekor matanya menangkap pergelangan tangan Andrea yang menggunakan gelang yang sama persis dengan yang diupload gadis itu ke instastorynya kemarin sore. Ia berdehem kemudian menatap Andrea dengan tatapan jahil.
"Apa lo?" hardik Andrea kesal dengan Raylin.
Bukannya berhenti menatap Andrea dengan tatapan yang menjengkelkan, Raylin malah semakin ingin menggoda sahabatnya yang satu itu. "Babang Farhan makin so sweet yah?"
Andrea berdecak. Ia menoyor kepala Raylin. "Makanya, cari pacar! Jones lu." ejeknya.
"Buat apa cari pacar kalau cuma buat gak bebas yeh kan? Gue udah nyaman sama status single gue, entar deh kalau udah nemu yang mirip sama Gara." Raylin berucap santai. Gara adalah tokoh anime dalam film Naruto yang kalau kata Raylin sangatlah tampan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You,
Teen Fiction*** Ini kisah tentang, Andrea Mevida. Seorang siswi biasa yang menyukai seorang pemuda yang notabenenya merupakan seorang famous di sekokahnya. Bukan tentang bagaimana ia mendapatkan hati sang pujaan hati, tapi tentang bagaimana ia berusaha merelaka...