Bagian ini telah diedit. Saya minta kesediannya untuk membaca ulang bagi yang sudah sempat membaca. Sekian.
Selamat membaca :)
👓
Pagi kembali hadir bersama mentari yang bersinar terang. Wajah ceria menghias wajah Andrea yang baru saja melangkah masuk ke gerbang sekolah. Gadis itu memeluk sebuah novel sambil terus berjalan tanpa menghiraukan orang lain yang menatapnya aneh.
Tapi, mendadak wajah ceria itu pudar terganti menjadi wajah yang menandakan kegugupan kala melihat sosok orang yang selama ini berusaha mati-matian untuk ia lupakan tengah bermain basket bersama teman-temannya. Jantungnya kini berdegup kencang. Novel yang tadinya dipelukan Andrea kini ia genggam sekuat mungkin. Ketika melangkah, kepalanya ia tundukkan sembari menggigit bibirnya.
Langkah yang tadinya tertata kini telah berubah melaju cepat. Andrea ingin segera sampai agar tak dilihat maupun melihat sosok Dave, yah orang yang tengah dijauhi Andrea adalah Dave. Bukan apa-apa, malah ia menyukai pemuda itu. Tapi, ada satu hal yang mengharuskan ia menjauh untuk melupakan Dave.
"Pagi Rea!!" sapaan familiar itu terdengar ketika Andrea hampir saja menapakkan kaki di koridor gedung sekolah.
Andrea menoleh lalu tersenyum kaku. "Pagi juga, Aliyah!" balasnya sembari melanjutkan langkahnya.
"Tau gak?" seru Aliyah tampak senang sambil menyelaraskan langkahnya dengan Andrea. "Gue seneng banget, pagi-pagi gini udah jumpa sama Kak Dave. Moodbooster banget."
Namun, Andrea tak merespon. Yang gadis itu pikirkan saat ini adalah bagaimana agar dirinya cepat sampai ke kelasnya. Karena untuk radiasi jarak yang sudah agak jauh, Andrea masih tetap gugup serta jantungnya tetap berdebar kencang walau tak sekeras tadi. Tangan Andrea yang tadinya menggenggam novelnya seerat-eratnya mulai ia longgarkan.
Sebenarnya ada sedikit rasa senang karena telah melihat orang yang Andrea sukai namun perasaan gelisahlah yang paling mendominasi.
"Re!" Aliyah menepuk bahu Andrea sebab omongannya belum direspon juga.
"Hm?" responnya menoleh ke arah Aliyah.
"Ya ampun, Re!" Tanpa diterka, Aliyah langsung menangkupkan tangannya di wajah Andrea.
Jelas Andrea terkejut, gadis itu berusaha menyingkirkan tangan Aliyah. "Ih, apaan sih? Lepasin."
"Lo sakit, yah? Muka lo pucat." Aliyah melepas tangannya dari wajah Andrea, namun sepersekian detik ia kembali meletakkan tangannya di dahi Andrea. "Enggak panas." ujarnya membandingkan ke dahinya.
Andrea berdecak kemudian berjalan meninggalkan Aliyah. Sedangkan Aliyah yang tersadar ditinggalkan, lantas berlari menyusul Andrea. "Ih, kok gue ditinggalin sih?" rengutnya. Namun, Andrea tetap tak merespon.
Hingga akhirnya, sampailah mereka di sebuah ruangan kelas yang berplangkan 'X MIA 3'. Langsung saja Andrea bergegas kebangkunya kemudian duduk. Gadis itu menghembuskan nafas lega.
"Lo kenapa sih, Re? Kebiasaan banget tiba-tiba bertingkah aneh." ucap Aliyah yang baru saja mendaratkan bokongnya di kursi samping Andrea. Ia tampak kesal.
"Aneh pala lo!" balas Andrea. Tampaknya, gadis itu kini sudah lega terlihat dari wajahnya tak setegang tadi.
Aliyah memutar bola matanya malas, sambil mengatakan "Tau deh." dengan intonasi yang menandakan kekesalan.
![](https://img.wattpad.com/cover/181499097-288-k225091.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You,
Ficção Adolescente*** Ini kisah tentang, Andrea Mevida. Seorang siswi biasa yang menyukai seorang pemuda yang notabenenya merupakan seorang famous di sekokahnya. Bukan tentang bagaimana ia mendapatkan hati sang pujaan hati, tapi tentang bagaimana ia berusaha merelaka...