BAB 15

17 5 7
                                    

Selamat membaca!!
.
.
.

Pagi kembali hadir, tetapi tidak sama seperti pagi sebelumnya di mana matahari begitu cerahnya membangunkan semangat pagi setiap insan yang ingin melakukan aktivitasnya. Pagi ini, ibu kota diguyur hujan.

Dan akibat hujan ini, Andrea diantarkan oleh Mamanya menggunakan mobil ke sekolah. Sepanjang perjalanan, keduanya terdiam sibuk dengan pikiran masing-masing. Mama sibuk menyetir, sedangkan Andrea asik menatap luar jendela mobil menyaksikan air hujan yang turun bersamaan.

Ketika hampir sampai di gerbang sekolahnya, Andrea langsung memakaikan jaket hoodienya yang berwarna soft pink yang semalam baru saja di belikan Mamanya. Entahlah, Andrea akhir-akhir ini menyukai warna itu.

Ketika jaketnya sudah sempurna melekat di tubuhnya, ia langsung mengambil payung dari dashboard.

"Rea belajar yang rajin, yah." nasihat Mamanya ketika mobil yang ditumpangi menepi di depan sebuah gerbang gedung sekolah.

Andrea mengangguk, menyalim punggung tangan sang Mama. Mama pun mencium puncak kepala putrinya itu sekilas. "Andrea berangkat yah, Ma." pamitnya.

Lalu, Andrea pun keluar mobil dengan payung yang melindunginya dari hujan. Gadis itu menata langkahnya sembari memperhatikan setiap rintikan air yang turun membasahi bumi.

"Andrea!!"

Mendengar namanya dipanggil, Andrea menoleh dan mendapati Aliyah yang tengah berlari ke arahnya dengan menjadikan tasnya sebagai payung.

"Lo gak bawa payung?" tanya Andrea sejurus ketika Aliyah telah berdiri di sampingnya bermaksud untuk nebeng payung.

Sejenak Aliyah mengatur deru nafasnya yang tidak teratur akibat kelelahan mengejar Andrea. "Dipake Bunda ke pasar, Ayah ke kantor sama Kakak gue ke kampusnya. Gue cuma dikasih modal mobil doang." jelasnya.

"Itu udah syukur kali. Payung banding mobil kayak 1 banding 9999999 dan seterusnya."

Aliyah mengibaskan tangannya di udara. "Disaat kayak gini, kalau gue disuruh milih antara mobil atau payung, mending payung. Kan bisa naik angkutan umum."

"Sok iya lo. Yuk ah, keburu bel."

Keduanya pun melangkah bersama menuju gedung sekolah.

"Oh iya, novel gue mana?" tanya Andrea ketika mereka sudah sempurna menginjakkan kaki di koridor. Andrea pun menutup payungnya tanpa memedulikan kalau payungnya itu dalam keadaan basah.

Aliyah menyengir kuda. "Di rumah, belum siap gue baca."

"Terus, maksud lo bolos semalam apaan?"

"Gue lagi malas aja ngadepin sekolah yang fana ini."

"Lah, si anjir."

Mereka pun mengarahkan kakinya untuk menaiki tangga yang menghubungkan lantai satu dan dua.

"Pagi, kak Dave." sapa Aliyah ceria.

Andrea yang saat itu sedang sibuk merapikan payungnya, mendongakkan kepala.

"Pagi juga, Aliyah." balas Dave ramah. Jangan lupakan senyuman pemuda itu yang menghiasi wajah tampannya.

Dear You,Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang