Selamat Membaca!!!
.
.
.Mentari bersinar begitu cerah. Burung-burung berkicauan menandakan bahwa pagi kembali hadir. Kendaraan serta penduduk yang berlalu lalang mengisi keramaian kota. Aktivitas kembali dimulai.
Andrea melangkahkan kakinya menyusuri koridor sekolah yang masih tampak sepi. Tak tau roh apa yang merasukinya sekarang, gadis itu memilih lebih cepat berangkat ke sekolah dibanding hari-hari sebelumnya yang biasanya tepat ketika bel berbunyi atau gerbang akan ditutup, ia baru datang.
Gadis itu memainkan tali tasnya sambil tetap menata langkahnya menuju ruangan kelas. Sesampainya di kelas, ia langsung terduduk di kursinya tak lupa untuk menutup kembali pintu ruangan kelasnya.
Tangan Andrea bergerak mengambil ponselnya, namun gerakan itu terhenti kala suara decitan pintu terdengar. Ia lantas menolehkan kepalanya.
"Tumben, Re." sapa orang yang baru memasuki kelas itu.
Air muka Andrea berubah masam. Lantas, memalingkan wajahnya untuk mengalihkan perhatiannya.
Tak lama kemudian, suara derap langkah terdengar mendekat ke arah Andrea. "Re, gue tau gue salah. Tapi, gak seharusnya lo ngebenci gue tanpa lo dengerin penjelasan gue dulu." Orang itu memberanikan diri duduk di kursi samping Andrea.
"Penjelasan? Penjelasan apa lagi?" Andrea melayangkan tatapan kebenciannya ke arah orang itu. "Mau nambah ayat kebohongan apa lagi lo?"
Andrea lantas beranjak dari kursinya kemudian berlalu meninggalkan orang itu. Namun, dengan cepat orang itu menahannya.
Jika kalian penasaran siapa 'orang itu', ia adalah Fitri.
"Apa yang bisa gue lakuin agar lo maafin gue?" sedih Fitri.
Andrea membalikkan badannya. "Yang lo lakuin?" sinisnya.
"Iya." jawab Fitri cepat. "Gue bakal nurutin apapun yang lo minta, asal lo mau maafin gue."
Bibir Andrea tertarik ke atas membentuk senyuman meremehkan. "Lo yakin?"
"Yakin."
"Lo mati sekarang. Bisa?"
Fitri menegang mendengar permintaan Andrea.
"Udah gue sangka. Jadi, gak usah sok-sokan mau ngabulin permintaan gue."
Ketika Andrea ingin beranjak lagi, Fitri kembali menahan Andrea dengan menangkap pergelangan tangannya. "Gue minta maaf, Re."
Andrea berdecih kemudian menepis kasar tangan Fitri. "Gak usah ngedrama di depan gue, sampah!"
"Kalian dua?" Suara seseorang mengalihkan perhatian mereka, lantas Andrea dan Fitri serentak menoleh dan mendapati Vina yang tengah berdiri di ambang pintu.
Fitri bungkam. Sedangkan Andrea, gadis itu langsung berjalan meninggalkan ruangan kelas serta Vina yang masih dipenuhi pertanyaan.
👓
"Lo cerita sama kita, sebenarnya lo ada apa sama Fitri?" desak Vina.
Andrea menggelengkan kepalanya. Tentang Fitri, tak seorang pun dari teman-temannya tau alasan dibalik masalah antara keduanya. Andrea terlalu tertutup untuk itu, bahkan gadis itu nyaris tak pernah curhat mengenai problemanya kepada teman-temannya.
Yang mereka tau, antara Andrea dan Fitri punya masalah yang serius. Tak perlu dijelaskan lagi, itu sudah pasti. Dan seperti perempuan pada umumnya, jika salah satu diantara pertemanan mereka ada yang bermusuhan dengan seseorang, dipastikan mereka juga akan ikut memusuhi, atau bahkan membenci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear You,
Teen Fiction*** Ini kisah tentang, Andrea Mevida. Seorang siswi biasa yang menyukai seorang pemuda yang notabenenya merupakan seorang famous di sekokahnya. Bukan tentang bagaimana ia mendapatkan hati sang pujaan hati, tapi tentang bagaimana ia berusaha merelaka...