BAB 13 - kesedihan

10.1K 413 3
                                    

QUOTE : Semakin mudah mendapatkan uang, semakin mudah membuang uang.

Sepulang dari Mall, Pras langsung memerintahkan aku untuk mencoba semua baju yang aku beli. Aku menurut sajalah.

"Ih Yang, itu ngetat. Pantat kamu nyetak ih," katanya.

Aku siap protes. "Kan kata kamu boleh, kalau aku mau beli kulot. Lagian kan bisa ditutup pake baju panjang. Ribet amat."

Dia hanya berdeham. Setelah selesai mencoba semua baju. Aku langsung menganti dengan gaun tidur. Dan bersiap untuk tidur.

"Yang langsung tidur?" entah saat kami berdua dia memang lebih suka memanggilku begitu. Namun jika ada orang lain, dia memanggilku Bella.

Ya aku juga kurang suka memamerkan kemesraan. Itu nora.

"Iyalah, aku cape banget, tahu pegel kaki aku."

"Sini aku pijitin," katanya.

Dengan senang hati aku langsung memberikan kakiku. Dia memijitnya. Mayan enak. Daripada harus Spa keluar duit. Ya duit suamiku sih. Tapi ya, tetep aja sih aku kadang suka sayang sama uang. Karena tahu susahnya mendapatkannya.

Tidak seperti Pras yang mudah mendapat mudah membuang.

Tangannya udah mulai nggak konsisten. Dia sudah naik ke paha. Aku langsung menegurnya, "kamu nih niat nyenengin istri nggak sih," kataku. "Jangan naik-naik ah itu tangannya."

"Yang, ini malem jum'at boleh, ya?" Pintanya dengan melas. Aku akui, ya aku juga menikmatinya, tapi nggak sering juga. "Kan dosa nolak suami."

Selalu. "Sekali doang tapi, nggak terus-terusan. Aku beneran cape!"

"Bener iya sekali doang kok!"

Setelahnya, dia langsung bersemangat menindihku. Ya, istri sholehah mah nurut ajalah. Hehe.

Dia menarikku ke dapur setelah sesi percintaan tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia menarikku ke dapur setelah sesi percintaan tadi. Dia menepati janjinya untuk kali ini, benar-benar cuma sekali. Sekarang kami berakhir didapur dengan menghabiskan makanan yang ada.

"Bella," sapa ibu mertuaku.

"Eh, mah," aku membalas sapaannya.

"Ayo dong dipercepat. Mama mau
gendong cucu," katanya.

Emang dia kira bikin cucu kayak bikin susu apa. Tinggal seduh. Suka seenaknya nih kalo ngomong. Yang ngaturkan Tuhan, yang usaha Pras, tapi aku bantuin.

"Doain ya, ma," kata Pras.

"Pastilah mama doain. Haduh nanti kalo ke arisan mama bawa cucu. Senengnya."

Tuhkan, ibu mertuaku memang hobi ngayal. Jangan aneh.

"Tapi kalian udah coba test ke dokter belum?" Tanya ibu mertua.

He Buys Me ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang