Kata orang, manusia tempatnya salah. Kata orang, manusia memang tempatnya khilaf. Tidak satupun mereka tak memiliki salah. Semua orang memiliki dosa. Yang aku lakukan adalah, memaafkan kedua orang tuaku, dan hidup berdamai dengan semuanya. Berdamai dengan keadaan.
Siapa? Siapa yang ingin bernasib sama denganku? Tidak satupun orang ingin menjadi anak "broken home" yang terbuang. Yang tak pernah tahu ibunya. Yang hanya tahu nama ayahnya. Om Rafi, dia datang saat itu meminta maaf sebesar-besarnya, akupun memaafkan mereka semua, Om Rafi juga bicara kepada ayah, namun hasilnya tidak beda jauh dengan Pras. Bicara soal ayah, walau dia tidak sekalipun terlihat menyesal, aku memilih memaafkannya. Bicara soal mama, kini aku hidup berdampingan.
Pras dan aku memilih pindah rumah, walau hanya seratus meter dari rumah mama. Lebih tepatnya aku yang sedikit ingin berjarak, bukan karena aku tidak ikhlas memaafkannya, namun untuk segala kenyamanan hubungan rumah tangga kami.
Setelah kejadian di rumah sakit, dimana aku meminta cerai, terlalu banyak yang terjadi sampai aku tak bisa menceritakan semuanya. Rumah Bi Inah diganti oleh Pras, karena memang rumah itu terbakar karena ulahku yang lupa mematikan gas. Aku yang harus pergi ke psikolog karena masih belum ikhlas dengan kepergian buah hati kami. Mama yang harus berobat jalan. Dan, yang mengurusi kami berdua, yaitu pria yang kusebut "suami'-ku.
"Pras, bangun!" kataku menepuk-nepuk badannya. Ia mengguliat. "Kamu nih kebiasaan, nggak pernah bisa bangun pagi. Tahu nggak ini udah siang tuh matahari udah muncul."
"Bentar lagi yang, kan aku udah solat ini. Biarin dulu kek suaminya tidur," jawabnya.
"Tuh ngejawab panjang kamu bisa. Bangun nggak bisa kamu?"
Dia langsung bangun. "Ngomel mulu sih ibu Negara," katanya. "Apa? Ini kan hari minggu sayang, mas mau tidur sampe siang." Iya, dia menyebut dirinya Mas, namun aku masih memanggilnya Pras. Ya, dia memang super naksir.
"Tuh, kan lupa!" kataku kesal. "Kamu nggak inget hari ini kita mau ngapain?"
Dia menarik tanganku, kemudian mendudukanku di kasur. "memangnya hari ini ada apa?" tanyanya lagi.
"BENERAN KAMU LUPA?!" tanyaku. "TEGA BANGET SIH!" aku langsung berjalan keluar kamar, ternyata dia mengikuti langkah kakiku. "Punya laki, pelupa bener sih," dumelku.
"Pagi-pagi jangan ngedumel yang kasian dedek-" dia terlihat terkejut. "Astaga! Sayang maaf, mas beneran lupa kita harus ke dokter ya sekarang. oke, mas mandi dulu." Dia berlari menuju kamar untuk membawa handuk.
"Nggak usah!" kataku kesal. "Biar aku sendiri aja, kamu nggak usah ikut-ikut."
Wajahnya langsung kecewa. "Ih jangan gitu dong! Mas ikut pokoknya."
"Nggak usah, situ kan Cuma inget pas bikinnya aja! bagian anaknya udah ada, dilupain tuh!" sindirku.
"Yang, jangan gitu dong. Aku kan juga manusia, bisa lupa."
Hamilku yang ini cukup berbeda dengan hamilku satu tahun yang lalu, kalau dulu aku seringnya menangis dan manja pada Pras. Kali ini kebalikannya, aku selalu ingin memarahinya, entah, aku malah menjadi "ibu hamil galak". Saking galaknya, kadang kalo Pras hanya melakukan kesalahan kecil, aku bisa marah sampai seminggu. Aku sangat tahan tidak bertegur sapa dengannya.
"Bella," suara mama. Dia berjalan ke arah kami. "Mama mau ikut ya, liat cucu mama." Tuh, mama aja inget.
Aku langsung menganggu. "Ayo ma, sekarang aja," kataku.
"Ma, Please ma, tungguin Pras mandi lima menit, nggak bohong," pinta Pras.
"Nggak usah, ayo ma berdua aja sama Bella."
Mama hanya menyengir. "Yaudah sana cepet, kita nggak tinggalin."
Pras langsung berlari ke kamar mandi.
Ya, beginilah bahagia menurut kami. Yang jelas kuncinya hanya satu, ke ikhalasan. Maka semuanya akan terasa sangat mudah. Ini bukan sebuah akhir dari kisahku dan Pras. Kisah kami masih sangat panjang, namun, pondasi kami yang sudah kuat barangkali tidak bisa dikalahkan oleh badai seperti apapun.
Pondasi itu benanama, cinta.
19 Agustus 2019
Yeayyy tamat.
Bagi yang masih merasa kok tamat sih, ya sebebernya kisah mereka panjang banget, aku bisa menulis 100 chapter mungkin? Tapi aku emang sudah berniat menamatkan mereka sebelum 30 chapter.
Terimakasih kepada seluruh pembacaku. Maaf bila cerita ini masih jauh dari sempura.
Mau hujat aku, ini kolomnya🤗
Btw, silakan mampir ke cerita baruku. Aku update insha allah nanti malam ini dia cerita barunya
C u guys di cerita Kanya-Julian
KAMU SEDANG MEMBACA
He Buys Me ✔
Romance[Telah Selesai] Aku kembali berdeham. "Bell, inget kamu sekarang istri aku, harus nurut. Selagi aku nggak ngerugiin diri kamu, kamu harus ikutin mauku." * * * Kedatangan seorang pria yang tidak pernah diduganya membawan...