Oke.
One... two... three
Uhuk-uhuk. Happy b'day for me!
And... here we goo...
●●●
Selasa! Yups!
Hari ini aku bakalan ketemu Bram. Yang patut disyukuri adalah, infus ditanganku sudah boleh dilepas, kondisi badanku yang langsung fit, dan... tiba-tiba saja Pras harus ke Bandung dua hari.
Dia memberikan handphoneku karena jelas sekali dia tidak rela tak melihat wajahku selama dua hari.
Seolah rencanaku memang disetujui Tuhan. Aku bilang ke Nina, hari ini libur saja, tapi tak perlu laporan kepada Pras. Dan Nina mengangguk-angguk. Saja, tantanganku hanyalah mama mertuaku yang sedang mengadakan arisan di bawah.
Aku harus memutar otak agar bisa kabur, tanpa beliau tahu. Aku memang jarang mengobrol, bahkan hampir tidak pernah. Entahlah, rasanya seperti beliau menjaga jarak dariku.
Jadi ketika aku membawa tas kecilku dan turun ke bawah. Semua orang melihatku sudah pasti.
"Hey Peti... itu mantu kamu?" Tanya si ibu A.
Mama mertuaku langsung menoleh, dan mengangguk, "Iya... sini Bella!"
Mampus!
"Bella..." aku memperkenalkan diri. Pandangan mereka rupa-rupa. Ada yang sinis, ada yang biasa saja, dan ada yang... menatapku memuja.
"Peti... menantu kamu ingetin aku ke seseorang tapi siapa?" ibu itu menatapku lekat-lekat.
"Kenalkan Bella, ini tante Raina, teman mama dari SMA." aku menyalami tante Raina. "Lho siapa?" Kata mama mertuaku dengan tenang.
"Nggak tahu... muka kamu familiar banget," katanya. Namun aku melihat keterkejutan dalam wajahnya, kemudian buru-buru mengaturnya. "Kamu udah isi?"
Aku mengangguk. "Alhamdulilah sudah."
Dia tersenyum ramah. Aku tidak tahu siapa tante Raina ini. Aku tidak tahu kenapa dia bisa melihatku seperti itu. Ataukah dia tahu sesuatu tentang wajahku, tentang rupaku? Apa dia tahu tentang ayahku?
"Ma Bella mau kirim berkas dulu ke sekolah lama, ada yang belum ke kasih," kataku... tentu saja berbohong.
"Sudah bilang Pras?" Tanya Mama mertuaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Buys Me ✔
Romansa[Telah Selesai] Aku kembali berdeham. "Bell, inget kamu sekarang istri aku, harus nurut. Selagi aku nggak ngerugiin diri kamu, kamu harus ikutin mauku." * * * Kedatangan seorang pria yang tidak pernah diduganya membawan...