Adiba Point Of View
Namaku Adiba Nazhwa Zahran. Aku baru saja satu semester menjadi anak SMA. Aku punya saudara kembar, cowok, namanya Adnan Al-Farizi. Umur kami hanya beda beberapa menit. Aku yg lebih tua, sedikit.
Kalian pasti sudah menebak bukan kalau kembar cowok cewek itu tidak akan mirip yg benar² mirip banget? Iya, aku sama Adnan saja lebih cocok dibilang kakak adek daripada kembar. Kami memang punya kemiripan tapi hanya sekedar mirip layaknya kakak adek, tidak seperti kembar. Kalau tidak mengenal kami pasti kalian tidak akan tahu kalau kami kembar.
Dari TK, aku dan Adnan selalu di sekolahkan di sekolah swasta, sekolah islam, kata orangtua kami di sekolah swasta islam itu pelajaran agamanya lebih banyak jadi lebih menambah wawasan agama kami. Tapi jujur aku belum benar² menjadi sosok wanita yg sholehah. Masih berusaha.
Bahkan lulus SMP kemarin aku berniat untuk sekolah di SMA negeri tetapi berhubung di salah satu SMA swasta mengadakan tes beasiswa, aku mencoba ikut dan alhamdulillah lolos dan Adnan pun sama, kami berdua lolos. Lumayan bukan 3 tahun gratis? Aku memang harus mengubur keinginanku untuk bersekolah di SMA negeri tetapi aku bersyukur karena bisa sekolah tanpa merepotkan kedua orang tuaku. Allah memang Mahaadil, subhanallah.
Dalam kisahku kali ini, aku akan memperkenalkan kepada kalian sahabat² terdekatku. Yang pertama Syakira Maharani biasa dipanggil Kira, dia itu cerewet, tapi paling bisa membuat kami semua tertawa. Yang kedua Talitha Renaya biasa dipanggil Talitha, dia itu seorang fansbase mulai dari artis indo sampai idol korea. Dia sering membahas idola²nya itu jika sedang bersama kami, terkadang aku tidak faham apa yang dia bicarakan tapi aku tetap mendengarkan setidaknya untuk menghargainya.
Dan yg ketiga Zaina Maheswari biasa dipanggil Zaina. Jika membahas dia, pasti aku akan selalu terkagum-kagum sebab dialah sahabatku yang paling sholehah. Dia agak pendiam, selalu mengingatkan apabila ada diantara kami yg melakukan kesalahan, ia juga bijak dalam memberi solusi ketika kami mendapatkan masalah. Dia yg menuntun kami bertiga untuk lebih mengenal Allah swt. Aku belajar banyak hal tentang hijrah darinya. Sungguh bersyukur karna aku bisa mengenalnya.
Dan yang terakhir aku kenalkan kalian kepada sosok pria yg sudah beberapa bulan ini aku kagumi. Namanya Raffasya Azmi Al-Haqqi, biasa dipanggil Azmi. Dia kakak kelasku, satu tingkat diatasku. Dia memang bukan cowok terpopuler disekolah, dia bukan ketua basket, dia bukan ketua osis, dan dia juga bukan artis sekolah. Dia hanya pria biasa, berparas tampan, ramah dan selalu sopan kepada siapa saja. Dan akhir² ini aku baru tau bahwa ia lulusan pesantren.
Pantas saja aku tidak pernah melihatnya kontak tubuh dengan perempuan walau hanya sekedar jabat tangan. Ia hanya melakukan kontak mata seperlunya apabila harus berkomunikasi dengan lawan jenis. Bagaimana aku tahu? Ya karena aku sering memperhatikannya diam² hehe, tapi Zaina sempat beberapa kali menegurku untuk berhenti melakukannya dia bilang hal itu bisa menimbulkan zina mata.
Kini aku sedang berusaha menjadi wanita yg benar² sholehah. Aku ingin membatasi perasaanku, karena Zaina pernah bilang
"Jangan sampai perasaan itu hanya sekedar obsesi belaka yg ada karena hawa nafsu, jika km mencintainya pastikan itu karena Allah swt bukan karena km terobsesi untuk memilikinya cukup cinta dalam diam bukan diam-diam mencintai"
Apakah kalian tertarik membaca kisahku? Jika iya, mari kita mulai...
***
TBC
Assalamualaikum readers!! Ini cerita pertamaku yg bergenre islami, jadi klo ada salah2 dalam beberapa hal mohon koreksinya yaa teman-teman:)
Cerita ini juga bakalan berbeda dari ceritaku yg sebelum-sebelumnya, karna biasanya aku hanya menggunakan sudut pandang orang ketiga/ Author POV. Tp kali ini aku akan membuat POV untuk beberapa tokoh dalam cerita ini.. So? Ikutin terus ceritanya ya guys.. Mkshh❤
Jangan lupa tinggalkan jejek👣
Love,DA
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku, Cinta Dalam Diamku [ON GOING]
SpiritualNamanya Adiba Nazhwa Zahran. Bagi Adiba mencintai dalam diam awalnya tak mudah, bahkan sangat sulit. Rasanya menyakitkan ketika hanya bisa memandang si dia dari jauh, rasanya sulit digapai. Tapi semenjak mengenal Zaina, sahabatnya, akhirnya ia tahu...