DUSK TILL DAWN - BAB 11

6.5K 664 67
                                    

Bab 11| I Hate You! ♪: White Knight Instrumental (Cover of Beyonce) - Crazy in Love ▶▷◁◀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 11| I Hate You!
♪: White Knight Instrumental (Cover of Beyonce) - Crazy in Love
▶▷◁◀

Iqbaal mengelus rambut cokelat (namakamu) dengan lembut, matanya memanas membayangkan rambut ini ditarik oleh Cassie. Edgar menjelaskan secara detail, perihal kejadian yang menimpa istri belianya.

“Apa ini sakit?” tanya Iqbaal, masih terus mengelus rambut itu dengan sayang.

(Namakamu) menggeleng pelan.“Tadi ya,sekarang sudah tidak lagi” jawabnya dengan suara yang menenangkan bagi Iqbaal. “Kau sudah makan?” tanya (namakamu).

Iqbaal mengangguk. “Sudah”

“Kapan?”

“Tadi siang”

(Namakamu) mencubit paha Iqbaal geram. Ia mencebikkan bibirnya mendengar jawaban dari suaminya yang sangat menyebalkan. “Itu artinya kau belum makan, Iqbaal”

Iqbaal tergelak lalu mencium pipi kiri (namakamu). “Aku akan makan nanti”

“Kenapa nanti? Ayo sekarang kau makan” (namakamu) bergerak dari duduknya lalu mengamit lengan Iqbaal, mengajak suaminya turun kebawah untuk makan.

“Nanti saja, love. Aku harus mandi, kau istirahat saja, aku bisa makan sendiri” tolak Iqbaal tersenyum tipis.

“Kenapa? Kau tidak ingin aku melayanimu ya?” cicit (namakamu).

Iqbaal menggeleng. Ia meraih tubuh (namakamu) yang berdiri didepannya lalu mendudukkan tubuh mungil itu dipangkuannya, kedua tangan Iqbaal melingkar penuh pada perut itu.

Ia menghirup aroma lavender dari tubuh (namakamu), hm, lavender yang memabukkan. Membuat Iqbaal melayang seakan lupa diri.

“Bukan begitu, love. Kau akan terserang demam akibat luka ini, aku ingin kau istirahat. Dokter mengatakannya padaku. Jadi, istirahatlah. Aku menyayangimu” ucap Iqbaal mengecup bahu (namakamu).

“Aku juga menyayangimu, always” (namakamu) menolehkan kepalanya lalu memberanikan diri untuk mencium pelipis Iqbaal membuat pipinya menjadi kemerahan.

Iqbaal tersenyum. Ia mengangkat tubuh (namakamu) lalu merebahkannya diatas ranjang. “Kau tak membiarkan aku mandi hingga besok?” mata Iqbaal melirik tangan (namakamu) yang masih mengalung dilehernya.

Sedangkan (namakamu) refleks langsung melepasnya dengan semburat merah dipipi yang belum hilang sejak tadi ditambah memang pipinya yang sudah kemerahan dari lahir. Pipi yang indah, itu yang selalu ia dengar dari setiap orang yang memujinya.

Dusk Till Dawn | Iqbaal Dhiafakhri Series (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang