DUSK TILL DAWN - BAB 25

4.5K 642 192
                                    

Bab ini berisi tentang kekerasan, mohon kebijakannya dalam membaca ya gengs hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab ini berisi tentang kekerasan, mohon kebijakannya dalam membaca ya gengs hehehe

Bab 25| Headshot!
♪: Max Giesinger - 80 Millionen
▶▷◁◀

DOR! DORR! DOR!

Tiga orang yang menjadi sasaran tembak Iqbaal jatuh bersimpuh dan memekik kencang saat merasa kesakitan pada betis mereka. Iqbaal berhasil melumpuhkan Cassie dan dua temannya dengan timah panas yang membakar daging mereka.

Iqbaal memberi masing-masing satu tembakan.Tadinya ia ingin memberinya lebih, terlebih pada pria bajingan yang tengah memeluk (namakamu) dari belakang itu, tapi tidak jadi karena ia ingin memberi sedikit pelajaran untuk tangan yang berani menyentuh porselennya.

Tepat saat Iqbaal meluncurkan timah panas itu, Edgar dan Joan membekuk Brandon dan Mark. Sedangkan Cassie tak bergerak selain masih terus mengaduh memegangi betisnya, menahan sakit.

Iqbaal dengan sigap menarik (namakamu) yang menangis ketakutan dalam pelukannya lalu menyerahkannya pada bibi Jeslyn yang berdiri tak jauh dari Iqbaal. “Kau dengan bibi Jeslyn dulu, aku akan mengurus ini dengan Edgar dan Joan” ucapannya direspon dengan anggukan oleh (namakamu) dan bibi Jeslyn. Dua wanita itu sedikit menjauh dari Iqbaal.

Sementara Iqbaal maju mendekati Cassie, ia berjongkok untuk menyamai Cassie yang bersimpuh dan menangis memegangi betisnya. Iqbaal tertawa dalam kemudian meraih rambut Cassie dan menjambaknya kuat hingga wajah cantik itu mendongak ke atas.

“Aku sudah menduga ini semua adalah rencana busukmu. Soal video itu juga rencana menjijikanmu, bukan? Ku akui, rencanamu waktu itu berhasil. Istriku marah padaku, apa kau senang? Kau pikir dengan begitu kau akan mendapatkanku?” ucap Iqbaal pelan namun tajam.

Cassie meringis. Betisnya mulai kebas dan jambakan Iqbaal tidak main-main sakitnya. Air matanya merembes, namun tak ada isakan yang keluar dari bibirnya.

Iqbaal meraih tali tambang yang tegeletak di sekitaran dan mengikat kedua tangan Cassie. Setelah selesai, ia berdiri dan mendekati Mark. Iqbaal menatap pria seumurannya itu dengan seringaian aneh miliknya.

DORR!

Iqbaal membuat satu peluru lagi bersarang di perut Mark membuat pria itu menjerit histeris lalu meringis sakit. Dalam beberapa menit, Iqbaal membuatnya tak berdaya. Pukulan demi pukulan ia berikan pada pria brengsek yang sudah berani menyentuh kulit (namakamu).

“Tangan ini sudah menyentuh milikku, aku tidak terima sampai mati. Sampai matiku aku tidak terima, keparat!” Iqbaal menginjak jemari Mark dan sang empunya memekik lirih. Untuk bersuara saja Mark sudah tidak bisa, dan sekarang ia memilih untuk mati saja. Kalau begini akhir hidupnya, ia tidak akan menuruti rencana gila Cassie. Tidak akan. Dan sekarang menyesal tidak ada gunanya.

Dusk Till Dawn | Iqbaal Dhiafakhri Series (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang