DUSK TILL DAWN - BAB 24

3.7K 551 116
                                    

Bab 24| Unbelievable (2)♪: Michael Schulter - You said You'd Grow Old with Me▶▷◁◀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 24| Unbelievable (2)
♪: Michael Schulter - You said You'd Grow Old with Me
▶▷◁◀

Jalanan ibukota siang ini cukup lengang. Iqbaal mengendarai sedan hitamnya dengan kecepatan di atas rata-rata. Setelah menyelesaikan rapat dengan koleganya, ia memutuskan untuk pulang ke rumah dan membatalkan pertemuan selanjutnya.

Ia meraih ponselnya yang berdering di saku celana, dan tak mengurangi kecepatan sedannya. Jalanan benar-benar lengang siang ini.

"Ada apa?" tanyanya saat tahu bahwa Edgar yang menelfonnya. "Baiklah, aku tunggu sore ini. Aku pulang lebih awal, kau handle kantor untuk sementara"

Setelah mengatakan itu, Iqbaal memutuskan sambungannya. Sedannya sudah sampai membawanya di halaman rumah mewahnya. Ia keluar dengan langkah tergesa-gesa untuk menemui (namakamu). Entah apa, ia sangat merindukan istri cantiknya itu.

Saat masuk ke dalam rumah, Iqbaal disambut dengan wajah kaget bibi Jeslyn dan raut bingung dari bibi Tarra. Entah apa yang terjadi dengan wanita-wanita paruh baya itu sampai harus memasang ekspresi yang berlebihan.

"Kalian sudah kembali" kata bibi Jelsyn.

Iqbaal mengernyit. "Kalian?" tanyanya heran. Ia hanya sendiri, sepulang dari kantor. Apanya yang kalian?

"Bukankah kau dan Mrs. Dhiafakhri sedang ada urusan di suatu tempat?" bibi Jeslyn mulai panik. Keringat mengucur didahi tuanya. Ia rasa ada yang tidak beres.

"Apa maksudmu bibi? Di mana (namakamu)?" tanya Iqbaal dengan jantung berdegup kencang. Matanya menyorot bibi Jeslyn yang tampak gemetar dengan keringat dinginnya.

"Mrs. Dhiafakhri pergi kesuatu tempat, dia bilang dia ada urusan denganmu. Dia juga bilang kalau dia bertemu denganmu di tempat itu, dia diantar pergi oleh Joan" kata bibi Jeslyn agak berbelit dan sedikit kesusahan saat mengatakan.

Iqbaal mengusap wajahnya kasar, "HELL!! KENAPA KALIAN MEMBIARKANNYA PERGI?!" Iqbaal berteriak murka. Semua maid yang tadinya masih mengerjakan tugas mereka kini berhenti dan tertunduk takut. Tuan muda mereka marah karena nyonya muda mereka pergi meninggalkan rumah. Astaga. Mereka tidak pernah melihat Iqbaal seperti itu sebelumnya.

"Maafkan aku, ini semua salahku. Aku tidak mencegahnya pergi" ucap bibi Jelsyn getir.

Iqbaal menatap maid nya satu persatu. Pikirannya sudah mengarah kemana-mana tentang (namakamu), kemana perginya wanita itu, dan dimana dia sekarang, itu semua membuat pikiran Iqbaal kacau saat ini.

Ia menghembuskan nafas berat untuk menetralkan emosinya. "Ada yang tahu kemana (namakamu) pergi?"

Bibi Jelsyn mengangguk cepat. "Tahu, aku tahu. Sebelum pergi dia menanyakan satu alamat padaku dan kebetulan aku tahu dimana itu" ucapnya dengan nada cepat.

Dusk Till Dawn | Iqbaal Dhiafakhri Series (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang