DUSK TILL DAWN - BAB 3

9K 705 45
                                    

Bab 3| New Home♪: Ariana Grande - Thank u, next▶▷◁◀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 3| New Home
♪: Ariana Grande - Thank u, next
▶▷◁◀

(Namakamu) mengerjapkan matanya, sinar matahari mengusik tidur dan memaksa untuk bangun karna hari sudah pagi. Pemandangan yang ia lihat pertama kali saat membuka mata adalah dada bidang pria yang tak lain adalah suaminya.

Perlahan pandangan (namakamu) merembet naik keatas dan menemukan wajah tampan itu. Lihat, suaminya itu sangat tampan. Mata kelam yang kini masih tertutup, alisnya yang tebal terukir rapi, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang pas. Astaga, sejak kapan (namakamu) berani menyatakan tentang wajah seorang pria.

Dan itu pertama kali baginya, melihat secara detail wajah seorang pria. Karna sebelumnya, ia tak pernah berdekatan dengan pria manapun meski pria-pria diluaran sana mencoba mendekati atau sekedar untuk berteman.

“Kenapa memandangiku terus hm?”

(Namakamu) mengerjapkan matanya, wajah cantik itu memerah karena tertangkap basah tengah memperhatikan wajah suaminya. Ia diam saja tanpa berniat untuk menyangkal. Bahkan ia juga masih diam saja dipelukan suaminya.

Pria tampan itu, Iqbaal, membuka matanya dan menghunus wajah cantik sang istri. Istrinya itu lebih cantik saat bangun tidur. Ah tidak lebih tepatnya memang cantik di setiap kondisi.

Ia mengecup bibir merah muda itu sekilas. “Apa tidurmu nyenyak?” tangannya belum melepaskan tubuh (namakamu).

(Namakamu) mengangguk. “Ya.” jawabnya singkat. Selain miskin ekpresi, ia juga irit berbicara. Tapi lain cerita jika sudah bersama ibunya, maka ia bisa berubah menjadi yang paling cerewet.

Tangan Iqbaal membelai wajah (namakamu). Mulai dari alis hingga bibir merah muda menggoda yang tadi ia kecup. “Jangan takut (namakamu), aku ini suamimu”

Iqbaal menyadari bahwa gadis itu masih takut dan mungkin masih terkejut dan tak menyangka bahwa akan menikah diusia belia nya.

“Ya” lagi-lagi (namakamu) mengangguk pelan. Mata bulatnya menatap mata kelam Iqbaal ragu. Sejenak mereka larut dalam tatapan itu.

Sampai akhirnya Iqbaal mendekatkan wajahnya untuk memangut bibir itu, bibir yang sejak pertama kali bertemu sudah menggodanya. Iqbaal tersenyum saat (namakamu) dengan ragu-ragu membalas ciumannya. Setelah bermain dengan bibir, ciuman Iqbaal merembet kemana-mana hingga berakhir ditulang selangka istrinya.

*Yang kaga tau tulang selangka bisa cek di gugel, jangan pada ngeres dulu otak lu pada wkwwk

“(namakamu), kau berdarah”

Iqbaal menyudahi kegiatannya lalu duduk, padahal ia masih ingin berlama-lama diceruk leher istrinya. Tapi tak jadi saaat teringat dengan apa yang ia lihat pukul 6 pagi tadi. Sebenarnya, ia sudah bangun sedaritadi, dan melihat bahwa ada sesuatu yang aneh pada (namakamu).

Dusk Till Dawn | Iqbaal Dhiafakhri Series (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang