~18~

11K 296 5
                                    

"Hahahahahahha.. Sumpaahhh deh ngakak gw!!"

"Hahhahaha.. yang lebih parahnya tuh!! Dia ditolakk Sama Ustadz Angga!! Hwahahahahha"

"Enak ajah!! Ustadz Angga tuh bilang, kalau dia nggak mau menikah dulu, dan nggak mau pacaran!!"

"Sama ajah itu namanya ditolak halus!!"

"Ihh lo pada ngeselin sih!! Gini yahh gw buktiin sama kalian semua!! Gw bakalam telfon Ustadz Angga!!"

"Sok dicoba, kalau berani"

"Ihh nantangin lo All!!"

Mayang mengambil Hp nya, mencari kontak seseorang dan menelfonnya

"Hallo Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Pak Ustadz.. saya mau nanya boleh??"

"Yahh Mayang, selagi saya masih bisa menjawab, yah silahkan saja!!"

"Pak Ustadz sudah mempunyai istri, pacar, tunangan atau?? Apa gitu??!"

"Heumm saya tidak memiliki Pacar, istri, bahkan tunangan. Namun, saya akan melamar seseorang dua hari lagi"

"Hah?? Lalu yang kemarin??-"

"Maaf yah Mayang, saya sibuk mempersiapkan untuk lamaran saya lusa"

"Hah?? Tap-"

Tut.. Tut.. Tut..

Sambungan telepon terputus, Alliya dan Valleta tertawa dengan wajah tanpa dosa. Hingga Alliya mengatakan

"Kak.. aku pingin naik Roller Coaster di Dufan"

"What?? Sayang yang bener ajah?! Kamu lagi hamil lohhh"

"YAH KAN YANG NAIK KAKAK!!"

"Hah?? Nggak, nggak kakak nggak mau!!"

Dan tiba-tiba Alliya menangis, menggerutukan Varlan. Valleta dan Mayang hanya saling menatap bingung

"All.. kamu nggak kasian sama Varlan, nanti kalau tiba-tiba mesinnya rusak, terus Varlan ada di kereta yang nggak ada rel nya, Varlan jatuh bughh badannya hancur, kepalanya retak, matanya kluar, mulutnya kebuka, terus banyak darahnya, emang kamu masih mau sama dia hiiii aku sih nggak mau!!" Ujar Nalleta membuat Varlan bergidik ngeri membayangkannya

"Hiks hiks.. yaudah dehh nggak apa-apa. Sebagai gantinya Kakak makan buah Salak yah"

"Hah?? Sayang kan kamu tau aku nggak suka salak"

"Ini nggak mau, itu nggak mau, maunya apa sih?? Aku ini tuh ngidam kak!!"

"Iyaudah yaudah, kakak makan salak!!"

"Heheheh.. janji yah!!"

"Iyahh All" Alliya tersenyum bahagia, sedangkan Varlan memasang mimik wajah sedih. Nalleta, Valleta dan Mayang hanya menggelengkan kepalanta melihat bumil yang aneh

***

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam, Mama kapan sampainya?? Kok nggak bilang Varlan kalau mau kesini?? Papa mana??"

"Tanya itu satu-satu!! Mama kesini sendiri, Papa kamu ada bisnis katanya. Emang kalau mau kerumah anak sendiri harus bilang yah?? Oh iyahh Mama kesini tuh mau bikin tasyakuran kecil-kecilan buat mendo'akan bayi Kalian dan Alliya nya juga, supaya selalu sehat."

"Ohh gitu, yaudah Maa..  masuk dulu yukk." Ujar Varlan sambil membawa bungkusan yang ada di tangan Mamanya

Setelah itu Varlan meletakkan bawaan Mamanya kedapur, dan menyuruh supir Mamanya untuk meletakkan barang lainnya ke dapur

"Alliya mana??"

"Lagi ngobrol sama Nalleta, Valleta dan Mayang di kamar Nalleta"

"Valleta sama Mayang itu siapa?? Dan kok Nalleta ada disini?? Mau rebut kamu??"

"Mama.. Valleta sama Mayang itu sahabat pesantrennya All Ma.. dan Nalleta kesini tuh karena kemarin aku ketemu dia dikejar-kejar sama orang"

"Teruss?? Kenapa dia dikejar-kejar??"

"Nggak tau, Varlan belum tanya"

"Hmm pokoknya kamu nggak boleh terlalu deket!!"

"Iyah Ma iyahh"

"MAMA..." ujar Alliya dan berlari membuat Varlan hampir syok dibuatnya

"Jangan lari All" pekik Varlan

"Iyahh iyahh.. nihh jalan biasa" ujar Alliya berjalann biasa

"Mama kapan sampai??" Ujar Alliya lalu duduk di Sofa sebelah Mama Varlan

"Baru ajah kok, gimana dedeknya?? Sehat??"

"Alhamdulillah sehat kok Ma.."

"Alhamdulillah, kuliah kamu gimana??"

"Lancar-lancar ajah kok"

"Syukurr dehh.. kamu nggak boleh kecapean loh All"

"Iyah Mama"

Alliya Jodohnya Kak Varlan (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang