Dua ❤️

21.2K 944 30
                                    

"Kavin cepat bereskan tempat ini dan jangan sampai ada setetes darah pun yang tertinggal di ruangan ini. Kau mengerti?" perintah Leo kepada Kavin.

"huuhh! Kau yang membunuhnya aku juga yang harus membereskannya. Dasar tidak adil!" gerutu Kavin.

"Kau mau atau tidak Kavin? Aku sedang terburu-buru dan aku tak punya waktu untuk mengurus ketololanmu itu," jawab Leo sambil berlalu pergi meninggalkan Kavin yang makin cemberut.

"Mentang-mentang jadi bos enak saja dia menyuruhku. Memang aku pembantunya?" omel Kavin sambil cemberut. Kemudian ia berteriak memanggil pelayan.

"Ya tuan? Ada yang bisa saya lakukan untuk Anda?" tanya pelayan itu sambil membungkuk.

"Ya. Bereskan tempat ini. Jangan sampai ada darah yang tersisa. Buang mayat ini jauh-jauh!" perintah Kavin.

Kavin berjalan santai meninggalkan pelayannya. Tetapi baru lima langkah ia berjalan tiba-tiba.

"Pletakk!!!"

Kavin segera melihat ke tapak kakinya. Penasaran dengan apa yang baru saja dia injak.

"Oohhh sial! Aku menginjak mata tawanan Leo! Menjijikkan. Heh pelayan bersihkan sepatu ku. Tidak mungkin aku keluar dengan sepatu yang terkena darah ini. Sial!"

"Ohh ... baik tuan." ucap pelayan itu dan segera membersihkan cairan dari mata yang dipijak Kavin. Tampak raut ngeri dan jijik dari matanya.

Setelah memastikan sepatunya bersih, Kavin segera keluar dan bergegas mecari Leo untuk menanyakan kapan dan bagaimana bosnya akan melakukan penyerangan pada perusahaan Shinpei.

***

Setelah lama mencari, akhirnya Kavin menemukan Leo sedang bersantai di ruang latihan tinju.

"Apakah sudah kau bersihkan mayat itu?" tanya Leo saat Kavin duduk di sampingnya.

"Kau pikir aku sudi menyentuh mayat itu? Kau tau tidak? Tadi aku tak sengaja menginjak mata yang kau cungkil. Sungguh membuatku mual!" omel Kavin kepada Leo.

"Hahahahahahaha. Dasar tolol. Seharusnya kau lebih hati-hati dan harusnya kau gunakan matamu itu," ejek Leo sambil menjitak kepala anak buah dan sekaligus sahabat karibnya yang ketololannya sudah meresap ke tulang dan darahnya itu. Tetapi dia sadar walaupun Kavin tolol setengah mampus, kalau ia sudah marah akan sangat mengerikan walau pun tentu saja tidak lebih ngerikan darinya.

"Awww! Sakit, bodoh. Eh, Leo ngomong-ngomong apa rencanamu untuk menyerang Shinpei?" tanya Kavin sambil meringis merasakan jitakan Leo yang lumayan.

"Entahlah, aku bingung akan memulai penyerangan dari mana. Huufff. Sebenarnya aku sudah sangat ingin menyudahi hidup Si Tua Bangka itu," kata Leo sambil mengusap pelipisnya bingung.

"Hahh ... terserah kau sajalah. Kauu bosnya. Aku akan menurut saja apa perintahmu," balas Kavin.

"Menurutmu bagaimana? Disuruh menyingkirkan mayat saja kau mengeluh, dan cemberut. Bahkan kau lebih cerewet dari Mak Lampir penjual hot dog di depan itu," cibir Leo sambil menjitak Kavin dan berlari ke kamarnya.

"Heh! Sakit, tolol! Lihat saja, suatu saat pasti kau akan kubalas dasar bos gila!" teriak Kavin.

"Kau tau kau lebil tolol dan lebih gila dariku, Kavin hahahahahahaha," tawa Leo sebelum menutup pintu kamarnya.

.................................................................

Monday march, 25 2019

PSIKOPAT Love ME (Complete ✓✓) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang