Delapan Belas❤️

5.7K 321 14
                                    


Anne dan Aren dalam perjalan menuju rumah Anne. Sepanjang jalan mereka hanya diam. Aren berdehem membuka percakapan.

"Ehm. Ada apa dengan Leo tadi?" tanya Aren yang merasa heran, mengapa gadis cerewet ini bisa lolos bahkan membuat si Leo pucat pasi seperti tadi.

"Emm. Aku tidak tau. Sepertinya dia terkena serangan jantung. Tadi si bos jatuh sambil memegang dadanya. Bisakah kau meminta dokter memeriksanya? Aku khawatir dengan keadaannya" Anne menjawab dengan raut sedih. Entah kenapa dia tiba-tiba merasa bersalah. Padahal kan dia tidak melakukan apa pun yang bisa memicu penyakit jantung?

"Baik lah. Tapi seingat ku Leo sehat-sehat saja. Dia selalu rutin chek up seminggu sekali. Apa yang kalian lakukan terakhir kali sebelum jantungnya sakit?"

"Tidak ada. Aku hanya di suruh mencoba kursinya. Dan dia menunjukkan ku koleksi pisau bedah nya. Saat kami saling menatap dia langsung jatuh dan akhirnya terkena serangan jantung. Apa dia phobia pada pandangan pertama?" Jawaban Anne yang terakhir sukses membuat Aren menjitak kepalanya. Anne mengeluh.

"Mana ada phobia macam itu!"

"Ya siapa tau kan?"

***

Dua jam kemudian Anne sampai di apartement nya. Mereka sampai nyasar tiga kali karena Anne betul-betul melupakan apartementnya. Di saat-saat terakhir yang melelahkan dan membuat Aren putuh asa Anne baru mengingat kalau dia menyimpan alamat apartementnya di buku kecil yang selalu dia bawa. Mendengar itu Aren meledak dan meloloskan satu jitakan lagi. Tepat di dahi lebar milik Anne.

"Laki-laki itu gak boleh kasar sama gadis cantik sepertiku!" Anne cemberut sambil mengelus-elus jidatnya yang kemerahan.

"Bodo amat! Kita udah nyasar tiga kali. Ternyata kau menyimpan alamatnya di buku. Kau ini bodoh atau tolol. Pantas saja Leo sampai terkena serangan jantung. Aku pun mungkin akan terkena stroke!" Setelah berkata demikian, Aren langsung melaju kan mobilnya. Sesampainya di depan gedung apartemen Anne, Aren langsung pulang tanpa pamit.

"Mereka semua aneh banget" Anne mebgedikkan bahu tidak peduli. Kemudian dia masuk lift dan segera menuju kamarnya. Sungguh hari yang melelahkan.

***

Aren kembali bersama seorang dokter. Dokter yang biasa menangani Leo dan anak buahnya.

Setelah satu jam pengecekan, tidak ada tanda-tanda Leo terkena serangan jantung. Dokter itu menyebutkan mungkin Leo hanya stress dan kecapekan. Leo hanya di beri vitamin dan obat tambah darah.

"Apa yang di lakukan gadis itu kepada mu Leo? Kau terlihat pucat pasi!"

"Emmmn aku juga tidak mengerti. Tiba-tiba saat aku ingin mencongkel matanya, jantungku berdegup gila seakan ingin terlepas." Jawab Leo. Leo mengusap mukanya kasar. Dia tidak boleh lemah di depan wanita. Apa lagi kalau dia gadis bodoh dan tidak punya malu.

"Sebaiknya kau istirahat dulu Leo. Aku sarankan kau jangan sampai bertemu gadis itu untuk saat ini. Kau tau saat mengantarnya pulang, kami nyasar sampai tiga kali. Dan yang membuat ku makin kesal ternyata gadis itu menyimpan alamat apartement nya di buku kecil. Mungkin aku langsung stroke kalau selalu bersamanya. Jadi kusarankan, jangan bekerja dulu besok oke?"

"Kau benar. Gadis itu memang bodoh dan tolol."

Jauh di sana seorang gadis mengusap telinganya yang tiba-tiba panas. Seperti ada yang sedang menceritakannya.

"Di mana Kavin?" Leo bertanya karena dia tidak melihat anak itu sejak dia ada di kamar.

"Mungkin sudah tidur. Seperti yang kau lihat tadi, Kavin di buat kesal oleh gadis itu. Oke Leo aku pergi ke kamar ku dulu. Sekali lagi ku sarankan untuk beberapa hari kedepan kau jangan bertemu dengan gadis tolol itu!"

Leo mengangguk kan kepalanya. Mungkin memang sebaikanya dia tidak bertemu dengan gadis itu. Sepertinya kehadiran gadis itu tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

☆☆☆☆☆☆☆☆☆☆

Lagi bad mood nules. Klo gk sesuai ekspektasi maklum aj. Aku mah apa atuh...

See you
Btw author ultah tnggal 21 july hari minggu kemarin

Monday july 22 2019

PSIKOPAT Love ME (Complete ✓✓) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang