Dua Puluh Dua❤

5.9K 315 38
                                    

Leo pergi menuju ruangannya untuk mandi dan berganti pakaian. Sebenarnya Leo lebih senang pakaian nya penuh darah seperti ini. Apa lagi corak merah di baju nya adalah hasil maha karyanya. Tapi dia tidak mungkin kan bertemu Anne dengan pakaian seperti ini? Orang-orang yang melihat Leo penuh darah namun tanpa luka sudah dapat menyimpulkan kalau bos perusahaan besar itu baru saja selesai 'bermain' tidak ada satu pun dari mereka yang berani mendekat. Leo bergegas mengganti pakaiannya dan menyisir rambutnya dengan rapi. Leo tersenyum saat menghadap kaca. "Gadis mana yang tidak terpikat kepada mu?" Tanya Leo sambil menunjuk cermin.

Saat Leo keluar ruangan Leo mendapati karyawan nya menghadiahi dirinya dengan tatapan takut plus ngeri. Leo bahagia di tatap seperti itu. Andai saja dia bisa melihat tatapan itu dari Anne pasti dia akan sangat bahagia. "Apa aku harus mencoba membunuhnya lagi? Tapi matanya... aaww" Leo menegang dada kirinya yang tiba-tiba nyeri. Sekarang dia makin sadar hanya dengan mengingat nama gadis itu dapat membuat penyakit jantung Leo kambuh.

"Hhuuuffff... aku harus kuat. Mana boleh aku lemah hanya karena gadis bodoh itu. Dasar gadis barbar. Tolol. Bodoh. Aaauuuuuhh... dasar jantung keparat!" Dada Leo kembali terasa ngilu. Leo mengumpat di sepanjang koridor. Karyawan yang meligatnya hanya bisa tertegun. Leo tak ambil pusing tatapan itu. Kalau Leo mau dia bisa mencongkel mata-mata tak berguna itu. Jadi santai aja.

***

Akhirnya setelah berjalan cukup lama Leo sampai juga di klinik tempat Anne di rawat. Maklumlah kantor Leo sangat luas. Saat sampai di sana Leo melihat Anne sedang tertawa terbahak-bahak bersama Kavin dan Aren. Entah kenapa ada rasa ngilu di hatinya saat melihat Anne bisa tertawa lepas dengan pria lain.

Leo segera menghampiri Kavin dan langsung menjitak pelan kepala Kavin. "Apa yang kalian tertawakan hah? Kalian menertawakanku?"

"Siapa juga yang ingin menertawakan mu?" Jawab Kavin sambil mengusap kepalanya yang tadi di jitak Leo.

"Mulai sekarang tidak ada yang boleh tertawa terbahak-bahak tanpa aku. Kalian mengerti?" Leo mulai gila.

"Mana bisa kau membuat peraturan gila semacam itu boss. Kau ini bodoh sekali bos" Anne merasa bossnya ini habis terbentur tembok hingga salah satu syaraf di kepalanya terlepas.

Leo tidak terima di sebut bodoh oleh gadis yang sudah membuat nya terpaksa membunuh karyawan nya yang cantik. Eh tunggu, terpaksa? Aahh sudahlah "Heh kau gadis bodoh. Kau tau kau itu hanya bisa membuat ku susah. Kau tau berapa biaya yang di keluarkan akibat mengurus dirimu?"

"Aku disini belum sampai satu hari tapi kau bilang sudah banyak biaya yang ku keluarkan? Memangnya seberapa mahal sih harga jahit kepala dan lutut yang terluka? Satu juta dolar?" Anne sungguh tidak habis pikir dengan Leo. Bukannya memberinya banyak buah-buahan malah marah-marah tidak jelas. Kalau saja saat ini dia benar-benar sehat pasti dia sudah menjitak kepala bos sombong itu.

"Hooaaaahhhh... lanjutkan saja pertengkaran kalian. Aku bosan. Kavin ayo kita pergi beli donat dan es krim" Aren berdiri tegak dan langsung menyambar tangan Kavin.

"Donat? Es krim? Ayo aku kita pergi Aren" dengan sangat bersemangat Kavin menggenggam tangan Aren erat. Leo bergidik ngeri melihat interaksi kedua anak buahnya. Akhirnya Kavin dan Aren lenyap dari pandangan Leo. Leo menghela nafas lega dan langsung duduk di samping ranjang Anne.

"Jadi mereka berdua beneran pacaran?" Tanya Leo polos.

Pleetakk "mana mungkin mereka berpacaran. Otak mu ini memang benar-benar sudah rusak bos!" Dengan tanpa rasa bersalah Anne menjitak kepala Leo.

PSIKOPAT Love ME (Complete ✓✓) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang