Sembilan❤️

8K 436 33
                                    


"Aaaaaaaaaa...." Melanie makin histeris melihat berpuluh puluh potongan kepala manusia yang diawetkan. Walaupun mereka cantik, apa tidak mengerikan kalau yang terlihat hanya kepalanya saja?

Leo memang psikopat yang aneh. Jika mainannya wanita ia akan memajang kepalanya di lemari kaca yang sebelumnya sudah diawetkan.

"Tenang saja, aku tidak akan merusak wajahmu. Kau lihat mereka, wajahnya tersenyum dan cantik sekali. Ah, ya kau masih punya tempat di sana. Kau adalah mainanku yang sepesial," Leo bergumam sambil mengoyak baju Melanie. Sampai dada Melani mengucurkan darah yang banyak.

"Aaaaaaaaa...."

"Diam kau keparat. Berisik sekali." Leo memotong lidah Melanie sampai wanita itu tak dapat berbicara lagi.

"Amm ... phuunn ... akhh ...uuu mmooohhh ... hooon."

"Kau mainanku. Aku yang menentukan menyudahinya atau lanjut bermain."

Leo kembali menyayat-nyayat tubuh Melanie. Leo mengulitinya hidup hidup. Tidak ada yang terlewat. Ya, kecuali mukanya.

"Ah baik, lah. Aku sudah bosan. Kau mainan yang tidak asik. Aku akan mengakhiri permainan ini dengan ... mm ... aha! Air mancur," kekeh Leo tersenyum licik.

"Jah... nghannn...." Entah apa yang Melanie katakan.

Setelah itu, Leo menyayat leher Melanie sampai uratnya terputus. Dan darahnya Melanie mengucur deras. Ya seperti air mancur. Leo sangat puas dan gembira. Baju dan wajah Melanie yang pucat habis bersimbah darah.

Dengan menggunakan pisau yang lebih besar, Leo memenggal kepala Melanie sampai putus dan berguling guling ke lantai. Leo membelah dada tanpa kepala itu. Kemudian Leo mengambil jantung dan hati Melanie kemudian diletakkannya ke dalam sebuah wadah.

Leo memungut kepala Melani dan mencucinya di wastafel. Dicucinya rambut Melanie. Kemudian dia mengeringkan rambut Melanie dan setiap titik di wajah Melanie ia berikan suntikan pengawet.

"Pelayannnn!" teriak Leo.

"Ya tuan, Leo. Hah?" Pelayan itu terkejut dan bergidik ngeri. Padahal hal ini sudah sering dilihatnya.

"Tolong kau bersihkan tempat ini dan kau dandani kepala wanita ini secantik mungkin. Aku ingin memasak hati dan jantung. Ah, ya. Satu lagi. Kau kubur mayatnya, oke?" Leo memerintah pelayannya sambil tersenyum ceria dan berlalu membawa wadah berisi hati dan jantung Melanie.

"Hahhh ... kenapa harus aku lagi yang membereskannya? Mendandani mayat pula lagi ... uuuuhhhh." Kata pelayan yang agak bencong itu.

Leo keluar dari kamar bermainnya dan dia langsung menuju dapur. Di sana sudah menunggu Aren dan Kavin.

"Hai, bos... kau terlihat berantakan. Tidakkah kau ganti baju dulu sebelum memasak?" saran Kavin.

"Ahhh, sepertinya tidak perlu aku suka aroma dan warna darah wanita itu. Sepertinya bajuku ini tidak akan kucuci," jawab Leo riang.

"Terserah kau saja. Akan kau jadikan apa hati dan jantung itu?" tanya Aren penasaran. Ya, Kavin dan Aren sudah terbiasa dengan pemandangan ini.

"Emmmm ... kalau rica rica sepertinya enak," gumam Leo sambil menjilat bibir bawahnya.

"Kau gila, Leo. Gak waras," dengus Kavin.

"Setidaknya aku pintar." Leo tak mau kalah.

"Sudahlah, Kavin ayo tinggalkan si psikopat ini lebih baik kita menunggu saja,"  ucap Aren menengahi.

Leo mulai mencuci hati dan jantung Melanie. Kemudian, ia memotongnya kecil kecil. Setelah, itu ia mengiris bawang merah dan putih, cabai, paprika, bawang bombay dan tomat.

Setelahnya, Leo menumis semuanya setelah harum ia masukkan potongan hati dan jantung Melanie. Tidak lupa di tambahkannya garam, merica dan ... micin.

Setelah matang dimasukkannya masakannya ke dalam mangkuk besi sedang. Dan dibawanya ke kandang Flufy, anjing kesayangan Leo. Flufy makan dengan lahap. Leo sampai ngiler dibuatnya. Yah, tapi karna Leo hanya psikopat bukan kanibal, jadi ia tidak memakan masaknnya. Walaupun sebenarnya dia sangat menginginkannya. Itu terlihat menggiurkan.

......................................................


Monday May 13 2019

PSIKOPAT Love ME (Complete ✓✓) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang