Dua Puluh Sembilan❤

4.4K 239 7
                                    

Aku baru aja selesai nonton drakor. Dah gitu langsung nulis ni cerita. Sebenarnya aku lagi sedih karna drakor yang aku tonton sad ending. Sampai aku yang lagi maskeran jadi luntur maskernya karna nangis. Udah ada yg nonton My Absolute Boyfriend gak? Pemerannya yeo jin go. Keren dramanya. But sad ending.

***

Sekarang Leo dan Anne berada di taman. Menikmati semilir angin yang berhembus pelan sambil menikmati es krim. Sesuai permintaan Anne tadi. Namun, yang membuat Anne tidak nyaman Leo masih menggenggam tangannya bahkan sangat erat. Seperti tidak ingin melepaskannya.

"Leo, bisa kau lepaskan genggaman ini? Ini agak sakit" jujur, Leo terlalu erat memegangnya.

"Ah, maaf. Aku hanya tidak ingin kau tertabrak tiang lagi" Leo beralasan.

"Ah, konyol sekali. Sekarang kita sedang duduk, bagaimana bisa aku menabrak tiang?" Anne benar-benar heran dengan tingkah Leo.

"Dasar gadis bodoh. Kita tidak tau kapan kemalangan akan terjadi. Bisa saja tiang di ujung sana tiba-tiba jatuh mengenai kepala mu. Aku kan hanya berjaga-jaga" oke. Alasan Leo memang kurang masuk akal.

"Hey... tiang itu sangat jauh dari ku bos. Lihat lah, bilang saja kau ingin terus memegang tangan ku. Dasar bos cabul"

"Apa kata mu? Bos cabul? Enak saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Jangan jadi merasa spesial seperti ini"

"Bos. Wajah mu berubah warna lagi. Apa kau memang suka warna merah?" Kali ini Anne memberanikan diri bertanya. Sebelumnya, dia sangat penasaran dengan wajah bosnya.

"Ah, cuacanya sangat panas. Gerah sekali. Makanya muka ku merah. Dan kau, jangan panggil aku bos kalau bukan di kantor" Leo mengusap-usap pipi dan lehernya, dia terlihat sangat seksi bahkan Anne sampai menelan ludah.

"Panas? Bukannya sekarang mendung ya? Bahkan aku merasa kedinginan. Padahal baju yang ku pakai sudah cukup hangat"

"Mendung? Oh ya? Tapi aku merasa panas. Ah... kita sudah siap. Ayo kita pulang. Ah ya. Kau mau ke mansion kami yang baru?" Leo langsung banting stir percakapan agar tidak malu. Leo berdiri dan menarik Anne agar segera mengikutinya.

"Mansion baru? Kalian pindah? Tapi kenapa?" Anne melihat tangannya yang di genggam Leo. Gadis itu mengira bahwa bos nya ini takut dia hilang.

"Kau ingat penyerangan seminggu lalu? Ya, penyerangan itu membuat banyak kerusakan di mansion kami" mereka terus berjalan. Sambil bergandengan tangan.

"Kerusakan? Seberapa parah?" Anne mulai nyaman dengan genggaman Leo. Tangan Leo yang besar dan kokoh sangat pas di tangan mungilnya. Seakan tangan Leo memang di ciptakan untuk menggenggam tangannya.

"Ya, seperti sayap kiri mansion terbakar, sayap kanan hancur, tiang-tiang remuk karena kami sempat baku tembak, eemm apa lagi ya? Ah ya, taman nya rusak dan banyak lagi" Leo makin nyaman. Bahkan dia tidak langsung menuju mobilnya karena ingin lebih lama menggenggam tangan Anne. Gadis yang tangan mungilnya sangat cocok di satukan dengan tangan kokohnya. Leo bahkan berpikir kalau tangan mungil itu memang miliknya dari awal sampai akhir.

"Aku sungguh minta maaf Leo" Anne murung. Dia tau. Dia yang menyebabkan mansion Leo di serang karna berpikir Leo menculiknya.

"Maaf? Sudahlah. Aku sudah bilang kalau ini bukan salah mu. Kau juga tidak tau siapa pelakunya. Lagi pula, mansion kami yang lama sangat membosankan. Sudah saat nya kami pindah. Jadi, berhenti menyalahkan diri mu Anne" Leo menghentikan jalannya, berdiri di hadapan Anne dan mengusap kepala gadis itu. Leo sungguh tidak tau mengapa dia harus melakukan itu.

Pipi Anne bersemu merah setelah Leo mengusap kepalanya. Jantung Anne berdebar. Berdiri berhadapan denga Leo sedekat ini membuat jantung nya tidak bisa berkerja dengan normal. Demikan juga dengan Leo. Namun, tidak seperti yang dulu-dulu, sekarang Leo tidak akan teriak sakit lagi saat jantungnya berdebar. Leo sudah bisa menyesuaikan nya.

Leo melanjutkan perjalanan mereka. Kali ini Leo benar-benar menuju tempat parkir dan tetap bergandengan. Namun tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras. Anne menutupi kepalanya dengan kedua tangannya. Yang otomatis membuat genggaman mereka terlepas. Dan Leo tidak suka itu. Leo kembali meraih tangan Anne dan segera berlari menuju mobilnya.

***

Mereka sudah berada di mobil. Tapi Leo tidak segera melaju ke mansion nya. Melainkan dia mampir dulu ke rumah bibi Molly. Wanita yang selalu membeli daging 'mainannya'

"Leo, kenapa kita kemari? Rumah ini terlihat sangat aneh. Lihatlah, hanya ada lima rumah disini di tempat seluas ini. Itu pun jaraknya sangat berjauhan" Anne agak takut. Dan menolak turun saat Leo membukakan pintu mobil.

"Ini rumah bibi Molly"

"Ini rumah bibi mu? Oh, baiklah aku turun"

Mereka berjalan bersama dan Leo mengetuk pintu rumah itu dengan pelan. Tidak lama pintu itu langsung terbuka dan terlihat seorang wanita paruh baya yang agak gemuk. Bibi Molly segera membungkuk hormat. Dan mempersilahkan Leo masuk. Bibi Molly terus memperhatikan Anne. Tapi takut untuk menanyakannya.

"Ah ya bibi, ini Anne. Sekretaris baru ku" Leo tau kalau bibi Molly ingin tau siapa gadis yang di sampingnya.

"Wahh... rumah ini sangat besar" Anne benar-benar takjub dengan rumah ini. Bahkan ruang makannya bisa sangat besar.

"Nah jadi Leo, apa keperluan mu datang kesini. Sepertinya kau datang bukan untuk menjual buruan?" Tanya bibi Molly saat mereka sudah duduk di ruang makan.

"Ah ya bibi. Aku kesini ingin menanyakan apakah daging buruan ku masih ada? Aku ingin memintanya. Sedikit saja"

"Ah, sayang sekali Leo. Daging buruan mu yang terakhir baru saja ku masak tadi siang"

"Sudah di masak? Apa masih ada? Malah lebih bagus kalau sudah di masak"

"Ada. Tapi untuk apa? Apa sekarang kau sudah mau memakan buruan mu?"

"Buruan apa? Rusa? Atau sapi liar? Aku baru tau kau pemburu Leo" tanya Anne penasaran.

Bibi Molly ingin menjawab namun, Leo menggeleng pelan. "Ru...rusa. ya rusa Leo suka berburu rusa. Baik lah Leo, akan ku kemas sebentar"

Tidak berapa Lama, bibi Molly sudah selesai membungkus masakannya dan memberikannya pada Leo. Leo langsung pamit pulang bersama Anne. Sebelum pulang, bibi Molly membisikkan sesuatu pda Leo.
"Gadis ini akan membawa bencana besar bagi mu Leo jika kau tidak segera menjauh dari nya" namun namanya Leo, dia tidak akan mendengar orang lain apa lagi kalau tidak masuk akal seperti itu.

Mereka melanjutkan perjalanan menuju mansion Leo yang baru. Dan yang jelas mansion nya lebih jauh dari mansion nya yang lama. Dan sepanjang jalan, Anne tertidur karena mungkin gadis itu kelelahan setelah seharian menghabiskan waktu dengan Leo. Leo mengusap kepala Anne pelan. Dan kembali fokus ke jalanan.

***

Wahh kira-kira masakan dari bibi Molly akan di berikan Leo ke siapa ya? kalau lupa siapa bibi Molly, liat chapter 16 yaw

PSIKOPAT Love ME (Complete ✓✓) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang