Sepuluh❤️

8.5K 406 8
                                    


Hari yang melelahkan bagi Anne pada hari pertamanya bekerja di perusahaan Leo Enterprise.

Bagaimana tidak? Walaupun Anne tidak perlu susah payah melakukan interview untuk diterima di kantor sebesar ini. Malahan Anne langsung mendapat jabatan menjadi sekretaris pribadi pemilik perusahaan ini, yaitu Leo. Namun, sebagai gantinya, Anne harus mendampingi bos gila berekspresi tripleks sekaligus berwajah tampan. Ya, pengakuannya yang terakhir tidak ia bantah. Leo memang tampan.

Menurutnya, Leo adalah sepesies langka yang mungkin mengidap penyakit langka. Anne sempat heran bagaimana bisa ada di dunia ini seseorang se-kutub Leo? Bahkan ekspresinya yang triplek dan mata abunya yang menatap orang orang tajam membuat siapapun takut tapi ingin mendekatinya.

***

Hari ini, Anne pulang kerumah kakeknya karena ia belum sempat mencari apartemen bagus di dekat kantornya. Sesampainya di sana, ia disambut ramah oleh kakeknya.

Shinpei agak bingung ketika Anne cucu kesayangannya pulang dengan wajah lesu. Shinpei takut kalau cucunya tidak berhasil masuk ke perusahaan Leo. Jika itu terjadi maka rencananya akan gagal total.

"Assalamualaikum, Kek."

"Waalaikumsalam. Kenapa kau tampak tidak bersemangat, Anne apa kah kau ditolak di sana?" tanya Shinpei.

"Bukan itu, Kek."

"Lalu? Apa yang membuatmu lesu begitu?"

"Sebenarnya aku tidak tau harus sedih atau senang, Kek. Aku benar benar bingung."

"Coba cerita sama Kakekmu ini, sayang."

"Coba Kakek bayangkan aku langsung diterima kerja di sana tanpa interview. Aneh bukan?"

"Apa?! Kau langsung diterima? Apa jangan jangan dia sudah tau kau itu cucuku?"

"Aku rasa iya, soalnya aku langsung diterimanya menjadi sekretaris pribadinya. Em, tapi aku rasa tidak ... karena sifat pemarah, dingin, kakunya itu, lho horor banget, Kek."

"Hahhaahaahahhahah ... kau ini bisa saja, Anne. Dia memang seperti itu. Tidak pandai bergaul."

"Oh, ya, Kek? Aku penasaran. Boleh tanya sesuatu?"

"Ya. Silahkan."

"Awalnya, aku pikir bosku nanti adalah kakek-kakek tua cerewet seperti Kakek. Tapi, kok Kakek bisa berteman baik dengannya? Padahal 'kan dia masih terlihat muda sekali, mungkin usianya baru menginjak 20 tahun?"

"Ah, kau ini. Menyepelekan Kakek rupanya. Haahahah."

"Aku hanya heran mengapa Pak Leo mau berteman dengan kakek-kakek? Hahhhahaaha," ejek Anne dan langsung berlari ke kamarnya.

"Dasar cucu kurang ajarr!"

***

Leo berjalan santai menyusuri kamar 'eksekusi'-nya. Dia berjalan pelan menuju lemari kacanya untuk melihat-lihat koleksi terbarunya. Di belakangnya, Aren dan Kavin mengikuti.

"Wahh, dia kelihatan sangat bahagia di balik sana, Leo" gumam Kavin sambil menunjuk potongan kepala.

"Kau mau di sana juga, Kavin? Ah, sayangnya aku tidak mengkoleksi kepala pria. Apa lagi kalau jelek." Leo terkekeh.

"Kau sangat kejam, Leo. Kapan kau akan berhenti melakukan ini? Semua?" tanya Aren.

"Aku rasa aku tidak akan berhenti. Ini sangat menyenangkan hehe," kekeh Leo sambil nyengir.

"Kau psikopat gila, Leo. Apa kau tidak takut mereka semua bergentayangan dan menuntut balas dendam kepadamu, Leo?" tanya Kavin sambil menunjuk semua kepala wanita di lemari kaca.

"Kavin, sepertinya kau kebanyakan nonton film horor. Mereka tidak mungkin hidup lagi. Aku yang memegang kehidupan mereka," jawab Leo terlalu percaya diri.

"Aku tidak akan menolongmu kalau mereka bergentayangan menerormu, Leo. Hahaha," gelak Kavin.

"Apakah kepala sekretarismu yang baru akan kau pajang di sana juga, Leo?" tanya Aren. Banyak sekali pertanyaan Aren. Dia sudah seperti pewawancara saja.

"Entahlah, Aren. Dia tidak terlalu menarik dan aku rasa dia tidak cantik. Dan kalau pun dia berulah, aku tidak akan pernah memajang kepalanya di sini," jawab Leo.

"Oh, ya, Leo. Kenapa sekretarismu selalu membungkus seluruh tubuhnya dengan kain? Apakah New York terlalu dingin? Tapi ini kan musim panas," tanya Kavin dengan wajah bodohnya.

"Entahlah, idiot. Mungkin saja dia punya kutu, rambutnya jelek, seluruh kulit badannya berpanu atau apalah makanya selalu di tutupinya," jawab Leo asal. Kavin yang tidak terima dibilang idiot kemudian melempar kepala Leo dengan memakai kaleng minuman soda. Leo langsung berkelit. Dan akhirnya yang terkena kaleng minuman itu adalah Aren.

"Ma-maaf, Aren. A-aku tidak sengaja. Aku tadi hanya ingin melempar si idiot ini," elak Kavin yang hanya dibalas tatapan tajam dari Aren. Kemudian Aren berlalu meninggalkan mereka berdua.

"Sepertinya Aren tidak akan menegurmu untuk beberapa minggu kedepan. Hahahhhaaahaa. Sebaiknya kau cari cara untuk membujuknya, Kavin," ucap Leo dan langsung berlalu meninggalkan Kavin sendirian di kamar eksekusinya.

......................................................

Monday, May 20 2019

PSIKOPAT Love ME (Complete ✓✓) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang