Dua Puluh Tiga❤

5.4K 280 27
                                    

"Kavin gajimu kupotong 60% bulan ini dan bulan depan" kata Leo geram.

"Yaahhh... jangan jahat Leo aku kan hanya bercanda... ahh tapi tak papa lah tidak di gaji. Toh semua biaya hidup ku kau yang menanggung Leo" Kavin menjawab santai.

"Jangan mimpi. Bahkan bulan ini dan bulan depan aku tidak akan membiayai hidup mu" Leo makin geram saja di buat anak ini.

"Oh No. Aren. Ya aku bisa oinjam uang Aren untuk hidup dua bulan ini. Aren kau mau kan?" Kavin menunjukkan mata pupy nya dengan Aren. Tapi Aren malah memutar bola mata nya malas. Satu jitakan mendarat di kepala Kavin.

"Kau harus belajar menjaga sikap dan ucapan mu Kavin. Bersikap lah dewasa" Aren menasehati Kavin.

"Ada apa dengan kalian berdua? Memangnya aku salah apa sampai Leo memotong gajiku dua bulan? Dan kau Aren kau sudah tidak peduli lagi dengan ku. Dan ini semua pasti terjadi karena gadis gila itu" Kavin mengomel panjang lebar dan terakhir menunjuk muka Anne yang sedang di suapi Leo. Anne sampai terbatuk-batuk. Anne tersedak. Beberapa butir nasi menyembur dari mulutnya. Mengotori kemeja Leo yang baru saja di gantinya.

Dengan sigap Leo menepuk-nepuk punggung Anne pelan. Kemudian dia memberi gadis itu air.

"Kenapa jadi aku yang kau salah kan? Bukannya kau yang mengejak Leo tadi?" Tanya Anne geram.

"Ya tapi kalau kau tidak memasang plester itu di kening Leo aku tidak akan mengejeknya"

"Kau ini.. dasar gadis nakal"

"Aku ini laki-laki"

"BISA TIDAK KALIAN TENANG DAN NIKMATI MAKAN SIANG INI?" Leo mulai muak dengan pertengkaran Anne dan Kavin. Baru saja mereka akur, mereka sudah bertengkar lagi.

"Ma...maaf Leo. Aku tidak akan mengulanginya" jawab Kavin sedih. Bahkan anak itu hampir menangis. Matanya sudah berkaca-kaca. Sebentar lagi pasti tangis nya meledak.

"Aren kau sudah siap makan bukan? Ajak Kavin beli donat di tempat favoritnya belikan dia es krim juga" Leo tidak pernah tega kalau melihat Kavin menangis seperti ini. Bagai mana pun juga Kavin sudah di anggap nya seperti adiknya sendiri.

"Kavin ayi kuta beli donat. Kau suka donat coklat kan? Susu kocok Stroberi? Ayo kita beli"

"Ini uangnya. Jangan menangis terus Kavin atau kau akan terlihat seperti anak perempuan sungguhan" Anne hampir tertawa terbahak-bahak saat Leo mengatakannya tetapi dia bungkam saja.

"Baiklah Leo aku tidak akan cengeng lagi. Tapi kau harus janji tidak akan membentakku" Kavin menyodorkan jari kelingkingnya di hadapan Leo. Leo mengaitkannya dengan jari kelingkingnya pula.

"Ayo kita pergi Kavin. Hapus air matamu"

"Baiklah Aren. Kami pergi Leo"

Setelah itu hanya ada Leo dan Anne berdua. Entah kenapa jantung Leo kembali kumat. Jantungnya mendadak nyeri.

"Leo kenapa si Kavin itu cengeng sekali?" Tanya Anne sambil mengunyah nasi gorengnya.

"Kavin itu sensitif sekali perasaannya. Dia tidak bisa di bentak. Tapi dia bersikap seperti itu hanya kepfa orang yang dia sayangi. Kau tau Kavin itu salah satu penembak jitu di antara anak buah ku. Jemarinya yang lentik membuatnya sangat ahli memegang pistol"

"Aku tidak paham"

"Dasar gadis bodoh"

"Leo aku sudah kenyang. Kau belum makan siang juga kan? Makan saja nasi gorengnya"

"Tidak bisa. Kau harus menghabiskan nasi gorengnya"

"Baiklah sini aku makan sendiri saja" jawab Anne sambil merampas kotak nasi goreng dari tangan Leo.

PSIKOPAT Love ME (Complete ✓✓) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang