Iqra' yg ini juga
****
Kavin menepati janjinya dia sudah berhenti menangis sekarang anak itu duduk di balik meja dengan tumpukan berkas tinggi, hampir menutupi kepalanya. Kavin terlihat sibuk membolak-balik halaman kertas, menandatangani, memberi cap dan sesekali menjilat eskrim yang hampir meleleh di tangannya.
Kavin membetulkan letak kacamatanya yang sedikit turun, kembali fokus dengan berkasnya. Hampir lima jam dia berkutat dengan semua itu sampai akhirnya dia bisa tenang meregangkan otot-otot tubuhnya yang tegang. Kavin menghembuskan napasnya perlahan. Lega karena sebentar lagi dia bisa pulang ke mansion-nya.
"Pantas saja selama ini Leo sangat sentimen, ternyata dia menanggung beban yang berat saat mengurus perusahaan. Haah... Aku jadi rindu Leo," gumam Kavin saat membereskan puluhan berkas. Menyusunnya rapi di dalam lemari.
Sejenak Kavin menoleh melihat ke arah meja di sampingnya yang sekarang di duduki gadis berpakaian seksi. Dulu tempat itu Anne yang menduduki, Kavin ingat dia Anne selalu menyembunyikan camilan di laci mejanya dan memakannya diam-diam saat Leo tidak memperhatikan.
Sadar di perhatikan, gadis yang tengah sibuk dengan laptopnya melirik Kavin, "Ada yang bisa saya bantu sir?"
"Sama sekali tidak. Cepat selesaikan pekerjaan mu. Jangan lembur. Aku ingin pulang sekarang." Kavin bergegas meninggalkan sekretaris baru baru itu dengan kaki pincangnya. Namun sesaat sebelum dia melewati pintu, gadis itu menahan Kavin.
"Kapan pak Leo akan kembali ke kantor ini?" tanya gadis itu sambil memegang lengan Kavin.
Kavin menghempaskan tangannya dan melirik gadis itu tajam, "Leo tidak akan ke kantor sementara waktu. Jadi aku yang akan menggantikannya. Ah ya dan jangan tiba-tiba menyentuhku. Aku tidak tertarik kepada wanita," sahut Kavin tegas. Gadis itu mudur perlahan. Apa maksudnya Kavin tidak tertarik pada wanita? Apa dia pecinta terong? Gadis itu bergidik ngeri. Bergeser sedikit memberi jalan kepada Kavin.
Kavin kembali berjalan tertatih diikuti bodyguard di belakangnya. Rasanya Kavin ingin menangis saja saat merasakan kakinya yang sakit di pakai berjalan. "Lift masih jauh kayaknya," gumam Kavin.
"Maaf tuan, bagaimana jika tuan saya gendong saja? Sepertinya kaki tuan akan menjadi makin parah jika di paksa terus berjalan," kata salah satu bodyguardnya.
"Ah.. kenapa tidak dipikirkan dari tadi? Cepat membungkuk agar aku bisa naik ke punggungmu," perintah Kavin. Saat bodyguard itu membungkuk Kavin dengan sigap naik ke atas punggungnya dan memeluk erat leher bodyguardnya agar tidak terjatuh.
Mereka melanjutkan perjalanan, memasuki lift dan segera turun kelantai dasar. Selanjutnya mereka masuk kedalam mobil mulai melaju di jalanan menuju mansion mewah milik Leo yang berada di tengah hutan.
***
Kavin membaringkan tubuhnya di kasur empuk miliknya sambil memijat kepalanya pusing. Dia sendirian di sini, Leo ditahan May Shinta, Aren masih di rumah sakit, Anne juga sama. Di mansion besar ini dia hanya sendirian, kakinya juga masih sakit. Matanya terpejam mencoba beristirahat dari penat yang ditanggungnya seharian ini. Baru saja dia hampir tertidur, satu notifikasi muncul dari HP-nya. Dengan kesal, Kavin mengambil HP-nya dan mengecek, keningnya berkerut melihat nomor tidak dikenal.
Kavin terkejut, itu Leo, dia masih hidup syukurlah, ta-tapi kenapa dia tidak mau membahas Anne?
*****
Annyeong apa kabareu? Kangen kalian kangen Leo, kangen Anne, kangen Kavin, kangen Aren, gak kangen May Shinta gak kangen Shinpei
Sekarang aku lagi suka bikin cerita pakai gambar drop ss WA gitu, jadi perhatiin picture nya ya💜
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOPAT Love ME (Complete ✓✓) Sudah Terbit
Randommasa lalu yang kelam membuat seorang pria menjadi psikopat yang sangat kejam bahkan lebih kejam dari yang pernah kau bayangkan, yang sebelumnya sangat membenci wanita terjebak dalam cinta seorang wanita canntik yang sangat ceria. Bahkan wanita itu d...