Dua Puluh Satu❤️

5.6K 306 20
                                    

Warning!!! Banyak adegan sadisme jika punya phobia psikopat di larang baca. Author tidak bertanggung jawab atas akibat yang terjadi pada pembaca yang melanggar peringatan di atas. Terimakasih.

⭐🌟⭐🌟⭐🌟⭐🌟⭐🌟⭐🌟⭐🌟⭐🌟⭐🌟

Leo berjalan santai dan tenang melewati lorong panjang di perusahaan miliknya. Leo bersenandung ria. Orang-orang yang mendengar nyanyian Leo segera menyingkir. Nyanyian Leo terlalu menyeramkan. Orang-orang saling berbisik-bisik siapa lagi korban Leo? Leo dapat mendengar dengan jelas omongan orang-orang di sekelilingnya tetapi dia lebih memilih mengeraskan nyanyiannya.

Nyanyian Leo makin keras. Leo sengaja tidak berjalan terburu-buru mengejar gadis itu. Leo ingin merasakan lebih banyak ketakutan orang-orang yang berhasil ia ciptakan. Leo sangat suka jika orang-orang merinding ketakutan karenanya. Leo mengambil bolpoin dari saku kemejanya. Sambil berjalan, dengan pena itu Leo menggores dinding lorong sehingga menimbulkan suara yang membuat telinga ngilu.

Seorang gadis cantik menangis terisak-isak tanpa suara di pojok suatu ruangan yang gelap. Dia tahu itu suara nyanyian siapa. Dia tahu Leo sedang mengincarnya. Padahal bukan salahnya sama sekali menabrak gadis Aneh itu. Dari awal gadis itu tau, di eksekusi adalah konsekuensinya bekerja di tempat ini. Namun kondisi keuangan dan gaya hidupnya membuat gadis itu nekat datang melamar pekerjaan di sini. Mau melapor polisi? Tidak bisa dia lakukan nyawa seluruh keluarganya akan tamat. Bahkan mungkin saja dia yang akan melihat seluruh keluarganya di bantai. Lebih baik dia sendiri yang mati.

Suara nyanyian Leo terhenti saat sampai di depan pintu tempat gadis itu bersembunyi. Air mata gadis itu mengalir makin deras. Gadis itu makin merapatkan tubuhnya kedinding.

"Apa di sini ada orang?" Suara Leo menggema. Leo sudah tau jawabannya. Hanya saja ia ingin caper sedikit.

"Keluarlah gadis manis. Ayo kita bermain. Ohhh apa kita sedang main petak umpet? Ahh ya aku baru ingat kita kan sedang bermain petak umpet. Kalau ketemu aku bunuh ya? Ha ha ha ha"

Tawa Leo makin menggelegar. Gadis itu makin memojokkan badannya ke dinding entah apa tujuannya melakukan itu. Padahal tubuhnya masih tetap terlihat. Leo menusuk-nusuk kan penanya ke meja di depannya sampai menembus meja. Kuat juga penanya ya. Leo berjalan kearah lemari. "Baaa... uupss salahh. Dimana ya... ohh mungkin di ruangan sebelahh" Leo melangkahkan kakinya keluar ruangan.

Gadis itu menghela napas lega kemudian mengusap air matanya. Dia bebas. Dia harus cepat-capat kabur gadis itu berdiri dan "ke-te-mu"

"Aaaaaaaaaaaaaaaaa" gadis itu terkejut dan terjatuh di lantai

"Kalau ketemu aku bunuh ya?"

"Ja.. jangan. Aku tidak menabraknya.. aku tidak melakukannya" gadis itu kembali menangis terisak-isak.

"Belum dituduh udah ngaku"

Leo mendekatkan ujung penanya di depan mata gadis itu. Napas gadis itu memburu. Tanpa tunggu waktu lagi Leo menusukkan ujung penanya ke mata kanan gadis itu. Di tusuknya sampai berulang ulang kali. Gadis itu hanya bisa berteriak minta ampun.

Tidak hanya mata kanannya, mata kuri gadis itu juga dia hancurkan dengan penanya. Darah segar memuncrat ke kemeja putih Leo mencuptakan lukisan abstrak merah putih. Leo kembali menusukkan penanya ke dada gadis itu.

"Aarrggghhh" darah merembes dari pakaian gadis itu. Leo menyukai pemandangan ini. Leo menurunkan penanya sampai ke perut si gadis. Di robeknya baju gadis itu secara paksa. Gadis itu hanya bisa menjerit lemah. Perut gadis itu Leo remas kuat-kuat sampai gadis itu menjerit kesakitan. Leo mengambil penanya lagi. Sudah berlumuran darah Leo suka itu.

Leo merobek perut gadis itu dengan pena. Setelah bersusah payah, Leo akhirnya bisa merobek perut gadis itu. Hebatnya, gadis itu belum mati. Pingsan saja tidak. Leo mencabut paksa ginjal gadis itu. Gadis itu mati seketika setelah teriakan panjang yang memekakkan telinga. Ginjal itu Leo remukkan dan darahnya Leo usapkan ke muka juga dada gadis itu. Sekarang gadis itu berwarna merah. Hebat. Leo menarik paksa usus gadis itu dan memasukkannya kedalam mulut si gadis. Setelah itu, Leo berdiri. Bertepuk tangan atas maha karya nya yang sangat indah.

Leo berjalan meninngalkan ruangan dengan baju dan tangan yang masih berlumuran darah. Leo kembali menyanyikan lagu dengan riang dan semangat.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Aakkhhh akhirnya up juga..

Sunday agust 18 2019

★★★★★★★★★★★★★★★★★★

PSIKOPAT Love ME (Complete ✓✓) Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang