"Jadi, perempuan yang lagi tidur di kamar hotel lo tadi itu bini lo yang lagi bunting?" Tanya Chandra sekali lagi sambil menatap Ainesh yang duduk di hadapannya. Ainesh tidak menjawab, ia menghisap rokoknya sekali lagi sebelum mematikannya di asbak yang ada diatas meja kafe yang memisahkan tempat duduknya dengan Chandra.
"Gue masih nggak percaya, bang" ujar Chandra sebelum menyeruput cangkir espresso nya.
Ainesh tersenyum miris.
"Jangan kan lo, gue sendiri aja sampai sekarang masih nggak percaya sama apa yang terjadi""Lo cinta sama istri lo?" Tanya Chandra tajam.
"Satu-satu nya wanita yang pengin gue miliki seutuhnya cuma Irida, nggak mungkin gue bisa cinta sama orang lain" jawab Ainesh santai.
"Tapi lo bersikap baik sama istri lo?"
"Well, gue akui gue mulai sayang sama dia. Tapi perasaan gue ke dia nggak ada apa-apa nya dibanding perasaan gue ke Irida" ujar Ainesh.
"Tapi lo menghianati kak Irida juga kan? Bangsat emang lo, bang"
"Iya, gue emang cowok paling bangsat yang pernah ada" Ainesh membenarkan ucapan Chandra padanya.
"Terus lo mau gimana?" Tanya Chandra.
Ainesh menggeleng.
"gue juga nggak tau""Kalau lo berani bawa istri lo pulang, sama aja lo menghancurkan seluruh hidup lo, bang" ujar Chandra.
"Iya, gue tau"
"Tinggalin aja bini lo, lanjutkan hidup lo seperti sebelumnya. Selesai kan?" Pancing Chandra.
"Kalau itu yang gue lakuin, berarti gue bukan laki-laki" sahut Ainesh.
"Terus lo mau ngapain?" Pancing Chandra lagi.
Ainesh tersenyum miring.
"menghancurkan hidup gue"Chandra tertawa kecil dan bertepuk tangan.
"itu baru laki-laki sejati. Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Itu baru bang Ainesh yang gue kenal"Ainesh mengangguk pasrah sambil tertawa kecil.
"Lagian lo songong amat jadi orang, bang. Anak kecil udah berani bikin anak. Gitu deh jadinya, buntingin anak orang. Akhirnya harus lo nikahin kan" goda Chandra.
Ainesh melempar Chandra dengan gumpalan tissue.
"somplak, udah dibilang itu bukan anak gue"Chandra terbahak sambil menghindari dari lemparan Ainesh.
Setelah menghentikan tawanya, Chandra memasang wajah serius sambil menatap Ainesh.
"Bang" panggil Chandra yang dijawab dengan deheman oleh Ainesh."Apapun yang akan terjadi sama lo, inget ya kalau gue akan selalu ada buat lo" ujar Chandra bersungguh-sungguh.
Ainesh tersenyum tulus sambil menatap Chandra.
"Thanks, bro"_________
Irida bangun pagi-pagi sekali dan segera mandi. Hari ini adalah hari yang sangat istimewa untuknya, hari perayaan kelulusan Ainesh.
Masih mengenakan jubah mandi nya, Irida membongkar lemari pakaian. Aneh, dari sekian banyak pakaian di lemarinya, mendadak semua terlihat tak layak dipakai lagi oleh nya. Irida jadi menyesal karena tak mengikuti saran Dini untuk membeli pakaian baru.
Irida meraih handphone nya sambil mendengus. Ia membuka aplikasi belanja online di handphone nya. Sebenarnya, ia lebih suka datang ke butik dan memilih pakaian secara langsung di sana. Namun mengingat waktu nya tak akan sempat untuk pulang pergi ke butik, akhirnya ia putuskan untuk menggunakan aplikasi yang sudah mengendap sekian lama di handphone nya.
Dengan malas, Irida menscroll layar handphone nya. Sesekali mata nya meneliti gambar pakaian yang cukup menarik perhatian. Hingga pilihannya jatuh pada sebuah dress tanpa lengan yang panjangnya sebatas lutut berwarna navy dengan aksen bunga-bunga di bagian kerahnya. Dress itu tampak lumayan manis menurutnya. Segera Irida memesan dan membayar pesanannya melalui m-banking. Sambil menunggu kurir datang, Irida memutuskan untuk memoles wajahnya dengan make up.
Setelah menunggu lebih dari satu jam, kurir yang ditunggu nya akhirnya datang. Segera Irida mengenakan dress baru nya, ia memadukannya dengan stiletto 11 cm warna senada dan mematutkan dirinya di cermin. Irida tersenyum puas melihat pantulan dirinya di cermin.
"Welcome home, my future husband"
_____
Keiko berdiri di depan cermin sambil mengusap-usap perutnya yang membuncit. Tak bisa ia pungkiri, jantungnya berdetak sangat cepat tiap kali membayangkan hal apa yang akan terjadi nanti. Beberapa jam dari sekarang, ia akan segera bertemu dengan keluarga Ainesh. Membayangkan nya saja sudah membuat perutnya mulas.
Ainesh muncul di belakangnya, dengan lembut, Ainesh menyentuh kedua lengan Keiko dan berbisik di telinganya.
"sudah siap? Kita hadapi bersama, ya?"Keiko hanya mampu mengangguk pasrah sambil tersenyum kaku.
_______
KAMU SEDANG MEMBACA
Menolak Luka (END)
RomanceCerita pertama dari #LukaSeries Hidup itu pilihan, dan aku memilih untuk menolak luka. -Irida Harris Ryanda _____ Maafkan jika niat baikku menolong seseorang berbuah penghianatan untukmu, pelangiku. -Ainesh Albara _____ Aku bukan orang ketiga, aku...